NovelToon NovelToon
NASIB CLAUDIA

NASIB CLAUDIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Keluarga / Persahabatan / Persaingan Mafia / Gangster
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Widya Pramesti

Seorang gadis keturunan Eropa yang berambut sebahu bernama Claudia. Sebagai anak ketua Mafia kejam di bagian eropa, yang tidak memiliki keberuntungan pada kehidupan percintaan serta keluarga kecil nya. Beranjak dewasa dia harus memilih jalan kehidupan yang salah mengikuti jejak ayah nya sebagai mafia, di karenakan orang tua nya bercerai karena seseorang masuk ke dalam kehidupan keluarga nya sebagai Pelakor. Akibat perceraian orang tua nya, dia menjadi gadis yang nakal serta bar bar dan bergabung menjadi mafia. Dia memiliki seorang kekasih yang hanya mencintai diri nya karena n*fsu semata. Waktu terus berjalan membuat dia muak, karena percintaan yang toxic & pengkhianat dari orang terdekat nya. Dia mencoba untuk merubah diri nya jadi lebih baik, agar mendapatkan cinta yang tulus dari pria yang bisa menerima semua kekurangan dan masa lalu buruk nya serta melindungi diri nya. Akan kah ada pria mencintai dan menerima gadis ini dengan tulus? Yuk ikuti setiap bab nya! Happy reading semua 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya Pramesti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lelaki Buaya Darat!

...-----Sesampai Di Ruang Kelas-----...

"Clau, Kamu dari mana aja? Bukannya kamu tadi udah duluan berangkat ya, kok bisa telat masuk ke kelas?". Tanya Zen menghadang di depan pintu saat Claudia hendak masuk.

Claudia menatap Zen dengan lekat, "tadi aku ke ruangan bu Sabrina, ada urusan sebentar disana!".

"oohhh, aku kira kamu di culik sama pria tadi!". Zen menduga jika Sky bukan Pria baik.

"aduh Zen, mana mungkin Sky culik aku, ada-ada aja pikiran mu ini!". Tukas Claudia tertawa kecil.

"Minggir! Aku mau masuk Zen!". Lirihnya yang ingin mendobrak tubuh Zen yang sudah seperti gapura kabupaten.

"bentar!". Tahan Zen.

"apa lagi sih?". seru Claudia.

"Kamu sama Sky, punya hubungan apa? Terus, Kalian kenal dimana dan kenapa dia bisa mengantarkan mu hari ini?". Zen yang penasaran bertanya-tanya seperti sedang mengintrogasi Claudia.

Claudia menghembus nafasnya dengan kesal, "Zen....., nanti ya aku jawab pertanyaan mu yang sekepo ini! Tapi tolong, Minggir sekarang juga!". Ucap Claudia dengan nada geram.

"oke, tapi janji ya nanti kamu harus jawab semua pertanyaan ku!". Zen menjulurkan jari kelingkingnya itu.

suara helakan nafas pun terdengar dari mulut Claudia, "hmmm, oke!. Tapi, nanti!". Claudia tak merespon jari kelingking Zen yang sudah di julurkan, tapi dia lebih memilih mendorong tubuh Zen.

"iiihhhh....,udah di bilangin awas! Malah di bikin benteng depan pintu gini". ucap Claudia terus mendorong tubuh Zen sampai akhirnya dia mempunyai sela untuk bisa masuk ke kelas.

"Janji dulu Clau! Aku kan pengen tau hubungan kamu sama Pria itu!". Zen terus memaksa Claudia untuk berjanji menjawab semua pertanyaannya.

"kenapa sih kamu kepo banget! Aku sama dia gak ada hubungan apa-apa! Lagian dia nganterin aku karena motor ku di bengkel akibat kecelakaan petang kemarin!". Ucap Claudia dengan tegas dan lantang.

Semua temannya di dalam kelas terdiam akibat mendengarkan suara Claudia sedikit lantang.

"kenapa kalian pada diam begini Hah!". Lirih Claudia yang sadar jika para teman-temannya mendadak diam setelah mendengarkan suaranya yang lantang.

Mereka semua saling berpandangan satu sama lain serta tak menjawab ucapan diri nya.

Claudia mendengus kesal serta mendorong bahu Zen dengan tangannya, dirinya menjadi bete mendadak karena gara-gara Zen yang selalu memaksanya itu membuat emosinya meledak dan bersuara lantang di depan semua teman nya.

"huufff! Gara-gara kamu, mereka pasti sekarang beranggapan kalau aku ini judes!".

Zen tertegun sejenak, saat Claudia mendorong bahunya. "kamu gak judes Clau, tapi aku yang salah. Karena udah memaksa kamu seperti ini!". Kata Zen bernada lembut.

Zen mencoba meraih tangan Claudia tapi gadis itu menepiskan secara kasar.

"jangan sentuh tanganku! Aku lagi bete sama kamu!". Ucap Claudia bernada ketus sambil memalingkan wajahnya.

"Oke, Sorry!. Aku gak akan maksa kamu lagi untuk berjanji menjawab pertanyaanku tadi. Tapi, tolong maafin aku ya!".

"Heemmm!". Jawab Claudia dengan Cuek.

"aku mau duduk! jangan halangi aku lagi!". timpal Claudia sambil melangkah menuju kursinya.

"oke!".

Zen menghelakan nafasnya, dia sebenarnya ingin bertanya lebih terhadap Claudia. Tapi, dirinya tidak tau kenapa mood gadis itu bisa berubah seketika mungkin semenjak dekat dengan pria asing yang telah menjemput Claudia tadi pagi.

"Ada apa dengan kamu Clau!. Padahal kemarin aku sudah berhasil membuat hatimu luluh. Tapi, semenjak kamu bertemu dengan Pria asing tadi yang telah menjemput mu itu...., kamu mendadak berubah menjadi moodyan kembali!". Gumam Zen mengikuti langkah Claudia dari belakang.

Zen berjalan dengan santai sambil menatap punggung Claudia, kini gadis itu telah duduk di kursinya sambil menunjukkan wajah bete serta kesal. Zen pun juga duduk di belakang kursinya itu dan tak lama Dosen Sabrina kini masuk ke dalam kelas.

"Good morning all!". Sapa Sabrina.

"Good morning to Dosen Cantik!". Jawab semuanya secara serentak sambil menggoda Dosen mereka. Sabrina tertawa kecil mendengarkan ucapan para mahasiswanya.

"Oke, sorry ya saya agak telat masuk hari ini". Lirih Sabrina sambil membuka laptopnya.

"gak apa-apa Bu!. Kalau buat Dosen secantik Ibu, kami tidak permasalahkan asal ibu tetap ngajar di kelas ini!". Sahut Mahasiswa paling Badboy dan nakal di kelas itu bernama Jefry.

Sabrina melirik ke arah Jefri sambil menggelengkan kepalanya. Dia tidak ingin menanggapi ucapan Mahasiswanya yang satu ini.

"Oke, sekarang materi kuliah kita hari ini tentang Anatomi!". Ucap Sabrina melirik ke seluruh mahasiswa nya.

"ada yang tau Anatomi itu apa?". Timpal Sabrina memberi pertanyaan tentang materi hari ini.

Semua mahasiswa saling berpandangan. Mereka tampak kebingungan dan tidak mengerti materi yang di maksud oleh Dosen mereka. Berbeda dengan Claudia, dia mengangkat tangannya.

"Anatomi merupakan mata kuliah yang mempelajari susunan tubuh hingga bagian dalam organ tubuh manusia!". ucap Claudia menjawab pertanyaan Sabrina dengan lancar.

Sabrina tersenyum bahagia saat Claudia berani menjawab pertanyaan dari materinya itu dengan benar dan lancar.

"yaps! jawaban kamu benar sekali Claudia!". Seru Sabrina memberi apresiasi kepada gadis itu.

"Materi Anatomi ini adalah mata kuliah kedokteran pertama yang wajib kalian pelajari!". Imbuh Sabrina memberitahu kepada seluruh mahasiswanya.

Semuanya menggangguk mengerti, di lain sisi Zen tak menyangka jika Claudia paham soal materi ilmu kedokteran. Padahal dari penampilan Claudia, tidak terlihat jika gadis itu pintar.

"aku gak nyangka kamu sepintar ini Clau, tapi kenapa giliran memasak kamu tidak bisa. padahal lebih gampang yang itu!". gumam Zen senyum-senyum sendirian memandang punggung Claudia yang duduk di depan nya.

Di Green Light University mempunyai beberapa Fakultas Seperti Informasi Sistem, Teknik Informatika, Ilmu Sains dan Kedokteran.

Claudia memilih di bagian fakultas kedokteran. Dia tidak menyangka jika dirinya bisa lolos di bagian fakultas serta kampus impiannya ini. Walaupun penampilan dan kebiasaan dirinya yang bar-bar itu, bukan berarti dia tak pintar soal beberapa materi pelajaran.

Sabrina menerangkan tentang materi kuliahnya hari ini, beberapa pertanyaan terus di lemparnya lagi. Tapi, tetap Claudia yang menjawab semua pertanyaan itu dengan lancar tanpa ada kesalahan.

"Claudia!".

"kenapa kamu bisa menjawab semua pertanyaan dari materi hari ini? Apa kamu memang sudah memperdalam ilmu kedokteran?". tanya Sabrina penasaran, mencoba cari tau alasan salah satu mahasiswa nya ini bisa menjawab semua pertanyaan dari nya itu.

"maaf bu, Saya tidak memperdalam ilmu kedokteran. Tapi, saya sedikit tau materi awal ini karena dulu ibu saya seorang perawat di salah satu rumah sakit daerah ini semasa muda beliau serta saya juga suka membaca buku tentang ilmu kedokteran!". jawab Claudia dengan tegas.

"pantas kamu pintar, baguslah. Saya sangat suka dengan mahasiswa yang rajin membaca buku, apa lagi berkaitan dengan ilmu-ilmu". Sabrina memujinya.

Claudia tersipu malu atas pujian itu.

Sabrina melanjutkan materinya, waktu terus berjalan sehingga jam mata kuliah hari ini pun telah selesai.

"oke semuanya, materi kita hari ini udah selesai!".

"jadi, untuk materi besok kita akan masuk ke laboratorium untuk melakukan praktikum!". Lirih Sabrina sambil membereskan dokumen serta menutup laptopnya.

"Baik bu!". jawab seluruh mahasiswa serentak.

Sabrina keluar terlebih dahulu dari kelas dan beberapa mahasiswa memilih untuk pulang duluan atau ada juga yang menuju ke kantin.

Berbeda dengan Claudia, memilih duduk diam di kursi sambil meraih ponselnya. Dia tak bisa pulang terlebih dahulu karena motor nya masih di perbaiki, jadi dia harus menunggu Sky menjemput diri nya.

"Clau, Kamu gak pulang?". Naura menghampiri dirinya.

"pulang sih, tapi aku gak bisa pulang sekarang!". Ujar Claudia, melirik ke arah teman wanita yang kini berdiri di depan mejanya.

"Kenapa? Biasanya kamu sering pulang duluan terus di susul Zen!". Ucap Naura sambil melirik Zen yang tak bangkit dari kursinya itu.

"Hmmm...., aku kemarin petang kecelakaan tunggal. Terus, motor ku sedikit ada kerusakan serta lecet dan lututku juga terseret aspal!". pungkas Claudia menunjukkan lutut nya kepada Naura jika dia tidak berbohong.

"Astaga Clau, kok bisa sih? Untung kamu gak kenapa-kenapa seperti Kenzie kan, kasian dia gak bisa masuk kuliah hari ini karena insiden penembakan itu!". kata Naura yang seakan sangat kasian dan peduli kepadanya serta Kenzie.

"ya namanya juga musibah, kita gak ada yang tau. kalau Kenzie lumayan parah. Wajar aja dia gak bisa masuk hari ini!". Imbuh Claudia.

Naura menghela nafas, "Hmmm, makanya kita harus lebih berhati-hati. Tapi, btw aku duluan ya. Ada urusan mendadak nih!". lirih Naura melirik ke arah jam tangannya.

"oke-oke! hati-hati ya Nau, hmmm....aku kira kamu bisa temani aku sementara disini!". Kata Claudia berharap teman bangku sebelahnya ini bisa mengajak dirinya mengobrol lebih lama.

"Aduh, Clau.... Sorry ya! Aku sebenernya pengen banyak ngobrol sama kamu dan berteman dekat dengan mu. Tapi, hari ini aku ada urusan mendadak yang gak bisa aku tinggalin!". Ucap Naura.

"Ya sudah, engga apa-apa! lain kali aja, kalau kamu mau berteman dekat dengan ku boleh loh....!".

"aku gak ngelarang sama sekali!". Seru Claudia tersenyum lebar.

"hehe, oke Clau. Terimakasih telah menerima ku sebagai teman dekat mu".

"oh ya Clau, btw aku boleh minta nomor WhatsApp mu gak. Kalau kamu ada waktu, kita shopping bareng atau ke salon gitu....". Tanya Naura menyerahkan ponsel nya itu.

Claudia meraih ponsel Naura, dia langsung menyimpan nomornya itu di ponsel teman baru nya itu.

"Nah, Sudah aku Save ya!". Kata Claudia menyerahkan ponsel itu kembali.

"Oke thanks Beb!". Ucap Naura melihat ke kontaknya untuk memastikan jika Nomor Claudia benar tersimpan.

"aku duluan ya!". Pamit Naura, Claudia mengangguk iya sambil tersenyum tipis.

"hmmm...., sepertinya seru juga kalau berteman dengan Naura. Biar penampilan nya sedikit terbuka tapi dia tidak secentil yang aku pikirkan!". Gumam Claudia di dalam hati.

"tapi, rambut Naura bagus juga ya bergelombang gitu. Seperti..., Wanita yang aku lihat bersama Kenzie dan Alvin di Clubbing saat itu!". Buncah batin Claudia yang tiba-tiba teringat jika rambut wanita asing bersama Alvin saat itu sama persis dengan Naura teman bangku sebelahnya.

"Astaga Clau, kenapa malah samain rambut wanita pelakor itu dengan Naura sih. Lagian, mempunyai rambut seperti mereka itu mudah kok. Aku aja yang gak bisa seperti mereka Karna pendek". lirih Claudia sambil memegangi rambutnya yang pendek.

Zen mendengarkan perkataan Claudia dari tadi tertawa cekikikan.

"Hahaha, Kenapa kalau rambutmu pendek? Lagian kamu itu cantik. Mau di poles dan di bikin model apapun tetap Cantik!". Seru Zen menghampiri dirinya sambil menatap wajah Claudia dengan tatapan penuh rasa suka.

"Gak mungkin aku cantik, rambutku aja pendek gini. Kata orang, wanita cantik itu dilihat dari rambutnya yang paling utama. Karena rambut itu kan mahkotanya wanita!". Imbuh Claudia.

"Itu kan kata Orang Clau, tapi kataku kamu itu cantik dan akan selalu cantik di mataku!". Ujar Zen berkata dengan nada lembut.

"Dih Gombal! kelihatan banget kalau kamu itu alumni buaya darat!". Ucap Claudia yang tak suka di puji berlebihan.

"Alumni buaya darat? Maksudmu, aku buaya gitu?". Zen menunjukkan dirinya sendiri sambil mengerutkan Alis nya.

Claudia mengangguk, "he em, kamu itu lelaki buaya darat yang suka memangsa wanita dengan gombalan mu itu alias Playboy!". Ucap Claudia sambil mendorong bahu Zen menggunakan tangannya.

Dia beranjak bangun dari duduknya itu dan melangkah cepat untuk menjauh dari Zen.

Zen terdiam saat dikatakan sebagai Playboy olehnya sampai tak sadar jika Claudia sudah pergi meninggalkan dirinya.

"Aku Playboy? Mana mungkin, pacar aja kagak punya!". Gumam Zen yang sadar jika kini Claudia sudah pergi.

"Loh, kemana Claudia? Kok cepat banget perginya!".

"Clau, tunggu!". Teriak Zen saat melihat Claudia ternyata baru keluar dari kelas.

Zen berlari mengikuti langkah gadis itu yang sengaja di cepati.

"Clau, tunggu Clau!". Zen ingin meraih lengan Claudia malah tertarik ke bagian tas sampingnya itu.

"Eh, eh , Eee....!".

"Kamu ngapain sih lari-lari gini?". Tanya, Claudia dengan kesal saat tas nya hampir putus.

Zen mencoba mengatur nafasnya yang sudah ngos-ngosan, "Ngejar kamu!". Jawabnya dengan nada cepat.

"yaelah, mending kamu pulang sana! Untuk apa ngejar aku segala!". Claudia memutarkan bola matanya mendengus kesal.

"yaudah Ayo!. Kita pulang!". Ajak Zen menarik tangan Claudia.

Claudia melirik kearah tangannya yang di tarik itu, "Zen, kamu pulang aja duluan! Aku pulang sama Sky!". Lirih Claudia melepaskan tangan Zen yang sudah menggenggam serta menarik tangan nya.

"Kenapa harus sama Sky?. Lagian rumah kita dekat?". Tanya Zen tak percaya terhadap Claudia yang lebih memilih Sky di banding dirinya.

"karena-!". Claudia yang hendak menjawab, Seseorang menyahut pertanyaan Zen.

"Karena Tante Isabella yang menyuruhku untuk mengantar jemput Claudia hari ini!". Sky menyahut di waktu yang tepat.

"Sky!". Tegur Claudia.

Zen menoleh ke arah Pria asing itu, dia menatap Sky dengan lekat dan tatapan tak suka.

"Ayo Claudia, kita pulang!". Sky menarik tangan Claudia dari hadapan Zen.

"Kamu kenapa tau aku masih disini?". tanya Claudia saat tangannya di tarik.

Sky tak menjawab, tapi dia tetap menarik tangan Claudia untuk segera pulang.

Claudia melirik ke arah Zen yang kini bermuka masam serta kedua tangannya Mengepal.

"Sh*tt! Siapa sebenernya Pria itu? kenapa tante Isabella bisa menyuruh dia?!". Buncah Zen sambil meninju balkon di lorong lantai dua dekat kelas mereka.

Sedangkan Sky terus berjalan sambil menarik tangan Claudia, gadis itu tampak kebingungan dan merasa bersalah terhadap Zen karena tak sengaja menolak ajakannya.

"Sky! Kayaknya aku pulang sama Zen aja!". Lirih Claudia membuat langkah Sky terhentikan.

"kenapa Claudia? Apa kamu merasa gak enakan sama tetanggamu itu?". Tanya Sky bernada lembut.

Claudia menganggukkan kepalanya dengan pelan. Sky melihat jawaban gerakan gadis itu menghelakan nafasnya.

"Clau, ibu mu yang menyuruhku untuk mengantar jemput mu hari ini saja kan? Itu adalah sebagai amanah dari ibumu terhadapku, jadi aku harus bertanggung jawab!". Ujar Sky menjelaskan bernada lembut sambil menatap mata Claudia.

"kecuali, aku memang tak di suruh dan tak diberi amanah ibu mu. Lalu, tiba-tiba merebut mu dari tangan Pria lain baik itu tetangga mu atau bukan dengan alasan menjemput mu. kalau itu, boleh kamu salahkan aku!". Timpal Sky lagi.

Claudia mencoba mencerna semua perkataan Sky.

"hmmm, iya sih. Benar apa katamu, yaudah deh. Ayo kita pulang!". Ucap Claudia.

"Ayo, tapi sebelum kita pulang. Kita makan siang dulu yuk, kamu pasti belum makan juga kan?". Ajak Sky penuh harapan.

"boleh juga, kebetulan aku juga sudah lapar nih!". Ucap Claudia menyetujui ajakan Sky.

Sky tersenyum bahagia saat mendengarkan jawaban Claudia menyetujui ajakan dari nya tanpa basa basi lagi.

Kini mereka melanjutkan langkahnya itu menuju ke parkiran mobil.

"Nice, Silahkan masuk tuan putri!". Sky membukakan pintu mobil sport miliknya untuk Claudia.

"Gausah repot-repot gini Sky, aku bisa buka sendiri kok!". Lirih Claudia dengan gengsi tapi di dalam hatinya merasa ingin berteriak karena perlakuan Sky yang begitu lembut.

"kalau untuk kamu, aku gak pernah merasa di repot kan kok!". Sky menyungging senyuman yang paling manis kepada wanita yang kini sudah duduk di dalam mobil.

Pipi Claudia langsung memerah, tapi dia berusaha untuk menampilkan wajah nya yang cuek agar terlihat profesional jika dia tak segampang itu tergoda oleh kata-kata manis dari pria yang baru dikenalnya.

Sky kini bergegas mengemudi kendaraan nya, di tempat dan waktu yang sama. Ada seorang Pria berbadan gagah juga tak kalah jauh seperti body Sky dan Zen. Pria itu berdiri di bawah bangunan Pos Satpam, sampai melirik ke arah mereka dari tadi.

"Sudah, lama aku tidak melihat dirimu adik kecilku!. Akhirnya aku bisa melihat dirimu lagi, Claudia!". Gumam Pria itu sebagai satpam baru di Green Light University.

Saat Mobil Sky melewati pos Satpam itu, Satpam itu langsung memalingkan wajahnya. Sky tak memperhatikan wajah Satpam baru itu, tapi Claudia memutarkan badannya dengan penasaran di dalam mobil.

Claudia merasa tak asing dengan wajah satpam baru itu, walaupun di wajah satpam itu memiliki tompel dan sedikit berbrewok.

"Kenapa wajah satpam itu gak asing ya, Siapa dia?". lirih Claudia bertanya pada benaknya.

"Kenapa Clau?. Kamu lihat apa?". Tanya Sky yang menyadari badan Claudia memutar 90 derajat ke arah pos Satpam.

"Gapapa Sky, aku tadi cuma penasaran sama satpam baru itu!".

"ooohh..., iya aku tadi sempat ngobrol sama satpam baru, katanya besok kita boleh menuju ke ruang Server untuk mengambil rekaman cctv. kebetulan tadi Mama ada juga nelpon Pak Revan, rupanya beliau sedang di rawat di rumah sakit makanya gak masuk kerja!". Ucap Sky yang memang dia tadi sempat mengobrol sama satpam dan mama nya sebelum menuju ke kelas Claudia.

"hmmm, pak Revan itu dosen juga ya? tapi, aku belum bertemu dengan beliau dan gak tau wajah beliau seperti apa!". tukas Claudia.

"Ya jelas Dosen lah, Kata mama beliau Dosen cuma yang ambil alih dan megang ruangan Server beliau juga karena dia ahli bagian teknik!". kata Sky dengan nada pelan.

"Ooo....,gitu!". Claudia yang sudah paham dari penjelasan Sky, tapi dia tetap penasaran dengan wajah satpam tadi.

"aneh sekali, kenapa aku bisa penasaran dengan wajah satpam baru itu dan wajah dosen teknik yang bernama Revan itu?. Nama beliau, sangat mirip dengan nama paman ku. Tapi, apa mungkin paman ada di kota ini? bukan nya paman sedang berada di luar kota!". Buncah Claudia merasa resah.

Claudia mempunyai seorang Paman yaitu Kakak kandung Isabella, ibunya itu. Paman nya bernama Revan juga, tapi pamannya sudah lama pindah dari kota ini sebelum dia lulus sekolah.

"Apa sih Clau, kenapa malah banyak menduga-duga gini. Belum tentu Pak Revan itu pamanku!. Lagian, nama Revan itu kan banyak!". Buncah Claudia lagi sambil menghela napasnya dan menatap ke arah jalan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...----------------...

...bersambung.......

1
Aki
Ceritanya bikin ngeri tapi bikin ga bisa berhenti baca 🙈
Tsukasa湯崎
Cerita yang menarik, gak capek baca sampe habis!
윤기 :3
Setting ceritanya memang hebat banget! Bener-bener dapet jadi mood baca di dunia fiksi ini. ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!