NovelToon NovelToon
My Crazy Girl

My Crazy Girl

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:482.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: widyaas

Tipe pria idaman Ara adalah om-om kaya dan tampan. Di luar dugaannya, dia tiba-tiba diajak tunangan oleh pria idamannya tersebut. Pria asing yang pernah dia tolong, ternyata malah melamarnya.

"Bertunangan dengan saya. Maka kamu akan mendapatkan semuanya. Semuanya. Apapun yang kamu mau, Arabella..."

"Pak, saya itu mau nyari kerja, bukan nyari jodoh."

"Yes or yes?"

"Pilihan macam apa itu? Yes or yes? Kayak lagu aja!"

"Jadi?"

Apakah yang akan dilakukan Ara selanjutnya? Menerima tawaran menggiurkan itu atau menolaknya?

***

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Ara dan Gevan sudah berada di apartemen Gevan. Sengaja Gevan membawa Ara ke apartemennya karena dia tak mau membuat satpam di rumah Ara curiga.

Ara sudah ganti baju menggunakan kaos milik Gevan. Badannya yang mungil terlihat tenggelam saat memakai baju pria itu, terlebih Ara juga memakai celana training Gevan yang kebesaran untuknya. Lebih baik begitu daripada dia tak memakai baju.

Menurut Gevan, Ara memiliki sejuta rasa sakit yang tak pernah gadis itu tunjukkan.

"Maaf ngerepotin Kakak," ucap Ara. Dia duduk di samping Gevan.

"Nggak sama sekali," balas Gevan.

"Sudah saya bilang, apapun untuk kamu akan saya lakukan," lanjut Gevan.

Bibir Ara mencebik. Dia geli sendiri mendengar ucapan tunangan itu. Padahal aslinya Ara salah tingkah.

"Aku laper. Ada makanan, gak?" tanya Ara mengalihkan pembicaraan mereka.

"Saya gak sempat beli tadi. Tapi, ada bahan-bahan buat dimasak. Mau saya masakin?" tawar Gevan. Dia beranjak dari duduknya dan berjalan ke dapur, Ara mengikuti di belakangnya.

"Kak Gevan bisa masak? Gak percaya, deh," ujar Ara.

Dari tampang Gevan yang macho, Ara tidak percaya jika pria itu bisa masak.

"Bisa," jawab Gevan, "kamu duduk aja." Dia mengambil snack coklat yang ada di lemari atas, lalu menyerahkannya pada Ara agar gadis itu anteng.

Dengan senang hati Ara menerimanya. Ia membuka bungkusnya tak sabaran. Snack coklat yang diberikan Gevan termasuk snack favoritnya karena rasanya lebih enak.

Ara menatap punggung Gevan yang mulai memasak. Entah menu apa yang akan Gevan masak. Ara tak akan berpikir bahwa Gevan akan memasak makanan simpel.

"Yang simpel-simpel aja, Kak," ucap Ara. Takutnya Gevan memasak makanan yang sulit.

Ara teringat saat Gevan di rumahnya, ia hanya memasak makanan yang gampang, mana asin lagi. Jadi, dia berharap masakan Gevan lebih buruk darinya. Aneh memang, tapi ini Ara.

"Kak Gevan belajar dari siapa?" tanya Ara.

"Apanya?"

"Masak."

"Belajar sendiri. Saya terbiasa tinggal sendiri di apartemen," jawab Gevan.

Ara mengangguk paham. Dia melihat-lihat dapur Gevan yang begitu rapi dan enak di pandang. Padahal Gevan adalah seorang pria, namun kebersihan dan kerapian nya bisa mengalahkan Ara.

"Btw, Kak Gevan punya mantan, gak?" tanya Ara penasaran.

"Terus, Kak Gevan bawa dia ke sini. Bener, kan? Mustahil kalo Kakak gak punya mantan," lanjut Ara mencibir.

"Saya gak pernah pacaran," jawab Gevan apa adanya. Sayangnya Ara tidak akan percaya begitu saja.

"Bohong pasti," tuding Ara.

"Up to you. Yang penting saya sudah jujur."

Bibir Ara mencebik. Mendadak dia memikirkan jika apa yang ia katakan tadi benar adanya. Meskipun Gevan mengatakan tidak, tapi bagi Ara adalah iya.

Gadis itu mendengus. Dia menghempaskan snack coklat yang dia pegang ke atas meja pantry dan berjalan menuju kulkas untuk mengambil air dingin.

Gevan hanya melirik sekilas, dia tersenyum tipis melihat bibir Ara cemberut.

"No, Ara. Jangan ambil yang itu." Gevan berjalan menghampiri Ara dan mengambil botol kaca yang gadis itu ambil dari kulkas.

"Kenapa? Aku mau itu!" kesal Ara. Dia ingin merasakan minuman yang Gevan pegang.

"Ini ada alkohol nya. Minum ini aja, ya," ucap Gevan sambil memberikan botol berisi air putih biasa.

Dengan wajah tertekuk, Ara menerimanya dan mengambil gelas, lalu dia bawa ke meja pantry tadi.

Tak ada pembicaraan lagi diantara mereka. Gevan fokus masak dan Ara fokus menghabiskan snack.

5 menit kemudian masakan Gevan sudah matang. Olahan udang dan sayur. Aromanya membuat perut Ara meronta-ronta ingin segera diisi. Ara membantu Gevan menyiapkan semuanya, setidaknya dia berguna sedikit.

"Semoga gak enak," ucap Ara.

Gevan menaikkan sebelah alisnya, "Maksudnya?" Pria itu tersenyum remeh. Belum tau saja Ara jika Gevan pernah mengikuti kursus memasak dan mendapatkan nilai terbaik.

Bukannya menjawab, Ara malah menyengir lebar.

Kini mereka berdua duduk di kursi meja makan. Mereka duduk berdampingan karena Ara tak suka jika duduk berhadapan saat berdua.

"Aku coba dikit dulu, deh. Takut mengecewakan," ucap Ara. Gadis itu masih saja berharap masakan Gevan lebih buruk darinya. Padahal dari aroma dan bentuknya saja sudah jelas jika masakan Gevan itu enak.

Gevan hanya diam memperhatikan Ara yang sedang mencicipi masakannya.

"Huh! Asin!" komentar Ara. Namun, tangannya bergerak mengambil lagi.

Gevan terkekeh dibuatnya. Dia pun mengambil nasi dan lauk untuk dirinya sendiri.

"Kenapa ketawa? Memang asin, kok. Selagi bisa dimakan, aku makan," ucap Ara masih tak mau mengakui kalau masakan Gevan seperti koki di restoran bintang 5.

"Oh, ya? Saya pikir dengan saya ikut kursus memasak dan mendapatkan nilai terbaik, masakan saya bakal enak. Ternyata selera kamu tinggi juga, ya," ujar Gevan sedikit sombong.

Ara tergagap. Bukankah kata pria itu belajar memasak sendiri?

"O-oh... Y-ya jelas, dong! Selera Ara memang tinggi," balas Ara. Dia buru-buru menghabiskan makanannya sendiri, mengabaikan tatapan Gevan yang terus tertuju padanya.

Gevan geleng-geleng kepala melihat tingkah Ara. Gadis teraneh yang pernah Gevan temui. Sayangnya itu adalah tunangannya, calon istrinya kelak.

Saat asik makan, tiba-tiba seseorang datang mengacaukan.

"Hai, Gevan..." Suara lembut mendayu-dayu menyapa gendang telinga Ara dan Gevan. Keduanya menoleh ke arah sumber suara.

Raut wajah Gevan seketika menjadi datar dan mengeras. Tentu dia tau siapa wanita itu.

"Kalian lagi makan? Wah, aku boleh gabung, kan?"

Sofia. Wanita yang dulunya sempat akan dijodohkan dengan Gevan. Namun, Gevan menolak keras. Tapi, sayangnya, Mom Bella malah mendukung Gevan dengan wanita itu.

Ara menatap Sofia dan Gevan secara bergantian. Pertanyaan dan pikiran negatif memenuhi otaknya.

"Keluar!" usir Gevan terang-terangan.

"Gak mau. Mom Bella yang nyuruh aku ke sini. Mending kamu sama aku aja, Gevan. Dia itu bocah ingusan yang haus harta." Sofia malah membawa-bawa Ara. Jelas saja gadis SMA itu tak terima.

"Heh, Mbak! Jangan sok tau, ya!" Hilang sudah mood makan Ara. Tadinya dia berniat menghabiskan masakan Gevan padahal.

"Bukan sok tau. Tapi, memang tau! Lagi pula, kamu gak dapat restu dari Mom Bella, kan?" ketus Sofia.

"Setidaknya saya tau diri. Gak kayak situ, yang main nyelonong aja. Gak liat apa orang lagi makan!" balas Ara tak kalah ketus.

Sofia geram. Saat hendak melangkah mendekati Ara untuk memberi pelajaran pada gadis itu, Gevan segera menarik baju Sofia dan menyeretnya keluar.

Ara langsung menatap Sofia dengan tatapan mengejek.

"Gevan! Lepasin!" pekik Sofia.

"Diam!" sentak Gevan membuat nyali Sofia menciut.

"Hahaha! Rasain!" seru Ara merasa senang.

***

LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE

1
Riyani Eva
ihh gak asyik harusnya biar amnesia dulu biar liat effort nya gevan
Riyani Eva
ini yang paling aku suka .../Drool/
Riyani Eva
kalo benci sendirian aja pak gak usah ajak2 dong ,,,,,
Riyani Eva
jadi baler sendiri ihh
Riyani Eva
berasa aku jadi ara /Joyful//Joyful/
Riyani Eva
wes bener2 syukaa poll ama ceritanya
Angga Gati
cakep...menarik ceritanya
Rose 19
🙀🙀Eheeem🙈🙈🙈
Rose 19
suka suka kamu aja Van, kamu yang punya uang kamu yang berkuasa. aku mah apa atuh cuma bubuk kripik dalam toples
Rose 19
skakmat, melongo langsung tuh mulutnya
Rose 19
kamu egois mom, tak kenal maka tak sayang. kenali dulu Ara baru kamu kasih pendapat.
Rahimahhassan Rahimah
Luar biasa
💗AR Althafunisa💗
wkwkwkw... lucu 😂
💗AR Althafunisa💗
Happy ending ❤️❤️❤️
💗AR Althafunisa💗
Happy ending dong...
3sna
lha hebat bener udh sadar lngsung mo duduk,,
3sna
bukannya perasannya dia masih ambigu,tp disini udah mantep
💗AR Althafunisa💗
Aamiin...
💗AR Althafunisa💗
oh... ini yang Gevan bilang soal mengingat. Anak kecil itu...
💗AR Althafunisa💗
Ada juga yg lupa di inget mereka bertiga aka author, jangan malah Gavin yang udah ada buat Ara. Kasihan kan Gavin 😌😌😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!