Arya, seorang pria yang memiliki istri yang sangat cantik dan juga memiliki seorang putera yang masih balita harus menelan pil pahit saat mengetahui sang istri dijodohkan oleh keluarganya dengan pria kaya raya.
Hal yang menyakitkannya, sang istri menerima perjodohan itu dan berniat melangsungkan pernikahan meskipun mereka belum sah bercerai.
Semua itu karena Arya dianggap pria miskin dan tak layak mendampingi Tafasya yang cantik dan memiliki body sempurna.
Bagaimana kisah selanjutnya, maka ikuti novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode-18
Ani dan Tony masih tak percaya dengan apa yang terjadi. Keduanya terpaksa menahan kekecewaan karena pintu pagar ditutup rapat kembali.
Kita lapor polisi saja, Bu. Aku yakin kak Tafasya sedang ditawan si Arya gila.itu karena tidak terima bercerai dan mendapatkan suami kaya!" pemuda itu mengepalkan tinjunya dengan geram.
"Ya sudah, ayo kita laporkan!" wanita paruh baya itu mendukung ide puteranya. Keduanya bergegas meninggalkan kediaman rumah mewah itu untuk membuat laporan jika mereka merasa curiga jika angggota keluarga mereka sedang disekap.
Sementara itu, Arya mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang sedang. Ia merasa jengah dengan kedua orang tersebut, akan tetapi ia masih menghargai Ani karena ibu mertuanya, yang mana oma dari puteranya Rayan.
Ia tiba disebuah rumah sakit yang mana baru saja mengikat perjanjian kontrak padanya dalam sebuah kerjasama.
Ia berjalan menyusuri koridor, lalu menuju sebuah ruangan yang mana disana tertulis ruangan CEO (Chief Excecutive Officer) Jasmine.
Ia mengetuk pintu itu dengan lembut, hingga terdengar seseorang memerintahkan untuk masuk.
Pria itu membuka pintu, lalu melangkah memasuki ruangan dengan tatapan datar.
Terlihat seorang wanita berhijab sedang menatapnya dengan rasa tak percaya. "Sepertinya kita tidak memiliki janji temu," ucapnya.
"Aku ada urusan lain yang tidak terjadwal." pria itu menyingkap lengan pakainnya dan memperlihatkan sebuah luka yang masih dalam balutan kain kasa. "Aku ingin kau memeriksanya, jangan sampai terinfeksi,"
"Aku akan memanggil dokter untuk memeriksanya." wanita itu mengambil ponselnya dan ingin menghubungi seseorang.
"Tidak perlu, jika kau tidak ingin memeriksanya sendiri, aku akan pergi." pria itu beranjak dari duduknya.
"Sebentar!" cepat Jasmine dengan cepat. Ia berjalan menghampiri pria yang saat ini berdiri didepan meja kerjanya. Lalu memeriksa kain kasa yang me jadi perban luka bekas tembakan waktu itu.
Ia membukanya, lalu memperhatikan luka itu dengan seksama.
Setelah memastikan jika luka itu mulai mengering, ia membersihkannya dengan menggunakan cairan revanol dan memberikan salep untuk mempercepat regenerasi kulit sel kulit tersebut menjadi baru kembali.
"Sudah, kamu boleh pergi," ucap wanita tersebut.
"Baiklah, sepertinya cukup untuk hari ini," ucap Arya l, lalu beranjak meninggalkan tempat tersebut.
"Jangan sering datang kemari," wanita itu mengingatkan.
"Mengapa?" Arya menghentikan langkahnya.
"Kita bukan mahram," jawab sang wanita.
Arya memutar tubuhnya, lalu menatap wanita tersebut. "Baiklah, terimakasih untuk segalanya," jawab pria itu, lalu beranjak pergi.
Sementara itu, Ani dan juga Tony sudah tiba dikantor polisi. Mereka membuat aduan tentang Tafasya yang menghilang dan mereka meyakini jika Arya pelakunya.
Polisi mencatat pengaduan mereka, akan tetapi mereka harus menunggu 1x24 jam untuk menentukan aduan mereka itu benar atau tidaknya.
Ani tampak tidak terima dengan prosedur yang ada. Apalagi jika saat ini puterinya tidak dapat dihubungi dan semua akses terputus.
Namun polisi menangkap hal yang mencurigakan, sebab Tafasya telah menikah dengan Bondan dan itu artinya jika Bondan yang bertanggung jawab akan hilangnya Tafasya.
"Kalian ini apa sih kerjanya? Yang gaji kalian itu kami! Maka layani dengan baik!" ucap Ani dengan kesal.
"Bu, bersikaplah sopan. Kami hanya ingin mendengar keterangan ibu dan ini sangat penting bagi kami untuk menemukan keberadaan puteri ibu yang diduga menghilang," jawab salah seorang petugas dengan menahan emosinya.
"Puteri saya itu sudah sejak kemarin tidak dapt dihubungi, tetapi kalian justru mengulur waktu! Waktu sedetik saja jika terlambat dapat melenyapkan nyawa anak saya!" Ani terlihat tersulut emosinya.
Suasana ruangan kantor mulai gaduh karena suara Ani yang menggelegar.
"Tetapi bisa saja anak ibu lagi honeymoon dengan suami barunya," jawab salah seorang petugas polis.
"Tunggu, siapa nama menantu, Ibu?" tanya salah satu petugas kepolisian.
"Yang lama Arya, yang baru Bondan!" jawab Ani dengan kesal.
Terlihat petugas tersebut mengerutkan keningnya. Ia seperti mencoba mengingat nama pria yang disebutkan oleh Ani.
"Bondan itu yang pemilik PT. AW-bukan, sih?"
"Ya, ya, benar sekali. Bondan itu pemilik PT. AW dan dia menantu saya," Ani membenarkan ucapan sang petugas polisi.
"Tetapi ia mengalami kebangkrutan dan semua saham diambil alih oleh pemilik aslinya," jawab petugas tersebut menjelaskan.
Seketika Tony dan juga Ani saling pandang satu sama lain.
"M-maksud Bapak apa? Tidak mungkin menantu saya bangkrut," Ia benar-benar tak ingin mendengar berita buruk tersebut.
Keduanya semakin resah dengan apa yang terjadi. Mereka baru saja merengkuh hidup bahagia dengan harta yang sangat mudah didapat.
Akan tetapi dalam sekejap saja harus mendengar jika sang menantu mengalami kebangkrutan.
"Banyak media yang memberitakannya, dan seharusnya kalian melihatnya," petugas itu menegaskan.
Tony semakin penasaran. "Tunggu, apakah itu tandanya jika pemilik yang sekarang adalah Arya?" pemuda itu ingin memastikan dugaannya.
"Ya, sekarang pemegangnya adalah Arya, sebagai pemilik yang sah!"
Seketika keduanya merasa syok. Sungguh ini diluar dugaan. Bagaimana mungkin mereka dapat begitu salah membuang angsa bertelur emas demi seorang Bondan.
Tony menarik pergelangan tangan ibunya untuk keluar dari ruangan dan menjauh. "Bu, bagaimana ini? Kita sudah salah kaprah, karena membuang tambang emas yang sesungguhnya." pemuda itu menggigit kukunya untuk meredam kepanikan yang terjadi pada dirinya saat ini.
"Bu, bagaimana ini? Mengapa semuanya menjadi kacau!" Tony sangat gelisah.
Wanita paruh baya itu justru lebih menyesal. Sebab ia salah perkiraan dan akhirnya berujung sial.
"Kita harus menemukan kakakmu, dan kita harus memaksanya untuk kembali rujuk pada Arya. Kita tidak boleh kehilangan ATM berjalan yang sangat menguntungkan," Ani tampak bersungguh dalam ambisinya.
"Ya, tapi harus kita cari kemana? Karena kita kehilangan jejak kak Tafasya!" Tony mengacak rambutnya dengan kasar.
"Tenanglah. Ibu yakin jika kakakmu bersama Arya. Ia sedang disekap. Maka saat ini kita fokus untuk mendekati pria itu, agar mau kembali rujuk dengan alasan Rayan," Ani terlihat begitu antusias dengan segala rencananya.
Seketika Tony tersenyum sumringah. Ia merasa jika ide ibunya sangat luar biasa. Andai saja mereka tahu jika Arya adalah seorang bilioner, maka ini tidak akan terjadi.
"Baiklah, Bu. Aku akan mencabut laporan tentang hilangnya ka Tafasya. Kita anggap saja jika ia sedang baik-baik saja bersama dengan Arya!" Tony begitu sangat percaya diri.
Ia kini mengubah rencananya untuk memaksa Bondan agar menceraikan kakaknya agar dapat kembali rujuk dengan Arya.
Akan tetapi, keberadaan Bondan juga tidak diketahui dan mereka harus menemukan pria untuk mendapatkan buku nikah agar memudahkan mereka untuk melaporkannya ke kantor pengadilan untuk menggugat cerai.
"Tenang saja, Bu. Aku akan melakukan tugasku dengan baik, agar semua yang kita impikan terwujud!" Tony menyunggingkan senyum licik yang begitu kentara.
ide mu mang luar biasa.
melebihi luar Angkasa🤭🤣
kejam bingit bu any ini. tega meracuni suami sendiri
kan berarti dia sudah dapat keluar.
kecuali jika "DIA BERUSAHA KELUAR KARNA MERASA BOSON"
(BERUSAHA KELUAR)