Sinopsis :
Mozea Cantika alias Zea, si hijaber sekolah yang galak dan tidak suka pelajaran matematika. Alzio Ray alias Zio, si kapten basket ganteng dengan tubuh jangkung, hidupnya sempurna nyaris tidak ada celah. Apa jadinya jika dua orang ini dipaksa menikah karena perjodohan orangtua mereka?.
Di sekolah mereka saling membenci, bahkan saling panggil dengan nama ledekan yaitu si keong dan si kodok. Di rumah mereka harus berakting menjadi pasangan suami istri muda yang romantis untuk menyenangkan hati orangtua mereka. Meski demikian Zea dan Zio sepakat merahasiakan pernikahan mereka dari teman-teman di sekolah.
Kata orang benci dan cinta adalah rasa yang sangat tipis perbedaannya. Mungkin karena terbiasa bertengkar dan bersama, tumbuhlah rasa cemburu dihati mereka, sebuah rasa tidak suka jika milik diri di ambil orang lain. Akankah Zea dan Zio menyadari rasa cinta mereka masing-masing? Dan memberikan cucu seperti yang diharapkan kedua orangtua mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30 : Tetap Sahabat
"Aduh, gue keceplosan. Gue gak boleh kasih tau mereka tentang pernikahan rahasia Zio dan Zea. Kalau gue kasih tau, Zea bakal marah ke gue. Gue gak mau ah musuhan sama Zea," batin Nina.
"Kalian mikirnya apa? Zea dan Zio masih SMA, mana mungkin sudah menikah. Maksud gue bukan kaya gitu. Gue udah anggep Zio itu suaminya Zea, karena gue yakin mereka pasti jodoh," jelas Nina, dengan nada bicara ketus agar Denis dan Arka percaya. "Semoga nih cumi kembar percaya sama alasan gue," batin Nina.
"Gitu? Bilang dong, kan kita jadi salah paham," jawab Arka, percaya begitu saja pada ucapan Nina.
"Iya nih. Kami kira mereka udah nikah beneran," jawab Denis juga.
"Untung Denis dan Arka gampang dikibulin," batin Nina lega.
"Panjang umur, itu Zea dan Zio," tunjuk Arka, saat dirinya melihat mobil Zio datang dari arah gerbang depan.
"Kaya suami istri beneran. Tadi pagi datang ke tempat lomba berdua, pulang juga berdua. Malam ini datang berdua lagi. Apa mereka lagi pedekate?" ujar Denis curiga.
"Bagus dong kalau mereka pedekate, jadi mereka gak ribut mulu," sahut Nina.
Mobil yang dikendarai Zio berhenti tepat di depan pintu keluar-masuk. Nina, Denis dan Arka berjalan beberapa langkah menghampiri mobil Zio dan Zea. Terlihat dua orang security berlari dan segera membuka pintu mobil untuk Zio dan Zea. Mereka hapal kalau mobil sport berwarna biru itu adalah mobil pribadi Zio, cucu komisaris utama Ray group sekaligus putra tunggal CEO Ray group.
"Makasih, Pak. Parkiran mobil saya," titah Zio pada security itu.
"Baik Tuan Muda," jawab security itu.
"Kalian udah pada dateng?" ucap Zea pada Nina, Denis dan Arka.
"Tuan Muda Alzio Ray, kami baru sadar kalau Anda adalah pewaris kaya raya," ucap Arka.
"Apaan sih Lo? Gak usah lebay, kita udah lama sahabatan, gue gak suka Lo semua memperlakukan gue dengan istimewa, biasa aja kali. Perlakukan gue seperti biasa, oke?" pinta Zio.
"Zio benar, bagi semua karyawan dia adalah tuan muda. Bagi kita, Zio itu teman kita," sahut Nina. Denis dan Arka mengangguk.
"Gitu dong. Ayo ke dalam. Semua udah siap," kata Zio lagi. Zio langsung meraih tangan Zea untuk di genggam. Mereka tertegun melihat apa yang dilakukan Zio.
"Kenapa?" tanya Zio polos. Dia bingung kenapa mereka berempat tidak mau melangkah.
"Kalian berdua udah jadian? Kok gandengan?" tebak Arka.
Mendengar ucapan Arka, Zea langsung melepaskan tangannya dari genggaman Zio. Namun, Zio lagi-lagi meraih tangan Zea. "Gak usah malu sama mereka," kata Zio dan Zea. Mata Zea melotot sempurna seakan memberi isyarat pada Zio agar tidak bicara macam-macam pada Denis dan Arka.
"Hubungan kami sudah sangat akrab," lanjut Zio lagi. "Denis, Arka, gue sama Zea sudah menjalin hubungan," sambung Zio, dengan terang-terangan, walau dia belum memberitahu fakta tentang pernikahannya. Kenapa Zio tidak langsung memberitahu mereka, karena Zio menghormati pendapat Zea. Zio tidak akan memberitahu siapapun tentang pernikahan mereka tanpa seizin Zea.
"Cie, cie, berarti udah jadian nih?" ucap Denis, ikut bahagia.
"Kalian memang cocok. Kita senang kalian jadian," sahut Arka.
"Kalian apaan sih? Gak usah lebay. Zio, jangan ngomong macam-macam sama mereka. Kalau mau dinner, ya dinner saja," omel Zea.
"Iya sayang, maaf ya. Aku salah," jawab Zio dengan lembut.
Nina, Denis dan Arka menganga, mendengar kali pertama Zio memanggil Zea dengan sebutan sayang, terlebih mereka bicara sangat sopan, tidak dengan nama panggilan Lo gue lagi, tapi memakai panggilan aku kamu.
"Zio!" kesal Zea.
"Udah jangan marah, nanti cantiknya hilang. Ayo ke dalam." Zio menarik dengan pelan tangan Zea yang dia genggam agar Zea berjalan bersamanya masuk ke dalam.
Nina, Denis dan Arka masih menganga dan bengong di tempat.
"Kok gue gak terbiasa ya dengernya? Mau muntah rasanya denger panggilan sayang Zio," ucap Nina.
"Gue juga," jawab Denis mengangguk.
Lo itu udah kalaaaaaah jauuuh banget dari Zea...
udah la move on,kek gak laku aja jadi perawan...
putus satu ya cari lagi...
plong kan rasanya....