Nadia, memergoki sang suami sedang bercinta dengan sekretarisnya sendiri, di ruangan khusus kantor pria itu.
Nadia, yang ingin memberi kabar kehamilannya kepada Dygta, justru di kejutkan dengan kenyataan yang menghancurkan hatinya berkeping-keping.
Nadia berlari tanpa memperdulikan klakson kendaraan, hingga sebuah sedan menabraknya.
Nadia terbangun di rumah sakit dan kehilangan janinnya.
Buruknya lagi, Dygta langsung menceraikannya saat itu juga.
Merasa tak ada pegangan dan kalut, Nadia mencoba bunuh diri dengan melompat dari jembatan layang.
Beruntung, seorang pria pemilik perusahaan yang juga seorang ketua mafia menyelamatkannya.
"Hargai hidupmu. Hiduplah untuk membalas mereka yang telah menyakitimu!" ucap Leonardo De Xarberg.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab#2. KIYD.
Dygta nyatanya hanya membolehkannya membawa beberapa dress biasa dan daster rumahan. Tak ada pakaian bagus yang dulu pernah di belikan oleh Dygta.
Bahkan perhiasan dan uang tak ada yang boleh Nadia bawa. Dia dibuang dari rumah itu setelah apa yang ia berikan pada keluarga Rajasa.
Ia melepas lelah setelah berjalan kaki cukup jauh, bahkan pun Nadia pun tak tau akan kemana setelah di usir dari rumah suaminya tanpa uang sepeserpun.
Nadia, hanya mengikuti arah angin dan langkah kakinya.
Jadilah, kini ia terduduk di pinggir jalan, meratapi nasib nya yang malang.
Bahkan, mas kawin dari Dygta yang ada di dalam lemarinya, yang jelas-jelas adalah haknya tidak diperbolehkan untuk Nadia bawa.
" Tega sekali kamu mas, kamu jahat!"
"Kau membiarkanku terlunta-lunta seperti ini!"
Nadia tak kuasa menahan sesak dan sakit di dadanya.
Kebersamaan mereka selama lima tahun seakan tak ada artinya bagi Dygta. Hingga dengan tak berperasaan, lelaki itu membuangnya bagai barang tak terpakai.
"Mana cinta dan sayangmu mas?"
"Mana janji mu?"
"Selama ini aku bertahan karena cintaku padamu, tapi lihatlah sekarang?"
"Kau memperlakukanku dengan kejam."
Wanita berambut ikal yang di cepol asal itu, terus menangis tanpa memperdulikan orang yang berlalu lalang.
Bahkan,ada beberapa orang lewat yang melemparinya dengan uang receh.
"Oh tuhan, lihatlah!"
"Bahkan mereka mengira aku pengemis!"
Nadia mau tak mau memunguti uang itu dan menghitungnya.
Ternyata, cukup untuk sekedar mengisi perutnya yang kosong. Mungkin, inilah rezeki dari Tuhan untuknya.
Ia mengumpul kan recehan itu, beberapa kertas berwarna abu-abu dan juga koin. Tiba-tiba sebuah mobil sedan mewah lewat di hadapannya, hingga...
Crashh...!
Roda kendaraan itu melindas genangan air di pinggir jalan, di mana terdapat Nadia yang tengah berjongkok memunguti uang recehan.
Alhasil, wanita itu tak luput dari cipratan air yang bercampur lumpur itu.
Kotor dan sedikit bau.
"Akh!"
"Ya Tuhan!" pekik Nadia tertahan tatkala pandangannya terarah, melihat pakaiannya yang basah.
Kemudian, matanya menangkap dua pasang kaki melangkah perlahan ke arahnya.
Ia mendongak ketika orang-orang itu sampai di dekatnya. Bahkan, Nadia seketika berdiri ketika sadar siapa orang itu.
"M-Mas Dygta!" kagetnya hingga tergagap.
Sepasang mata indah Nadia yang sayu dan sembab, menelisik pada sosok di sebelah Dygta, mantan suaminya.
"Ternyata, cocok juga jadi gembel. Pantes banget!" cibir Clara dengan seringai menghinanya.
"Kalo begini kan, jadi semakin meyakinkan. Dan semakin mengenaskan, biar orang-orang semakin kasihan sama dia," ujar wanita berpakaian dress selutut yang press body itu.
Hingga menampilkan lekuk tubuhnya dan juga kaki jenjangnya yang di alasi high hells.
Nadia, hanya bisa menunduk, hatinya teramat sakit hingga lidahnya kelu. Nadia hanya bisa meremas ujung bajunya yang basah, sebagai pelampiasan emosinya.
"Ya, kamu memang wanita yang baik sayang," puji Dygta kemudian menghadiahi kecupan ringan di pelipis wanita itu, dimana hal itu tak luput dari penglihatan Nadia.
(Tega sekali kamu mas, menunjukkan kemesraan kalian di hadapan ku. Tak cukupkah penghinaan ini?)
Nadia menahan hatinya yang telah memanas, namun ia tak kuasa menahan air matanya yang terus tumpah merembes di kedua pipinya.
"Kau lihat kan? Dia sangat cantik?" tanya Dygta dengan nada mencibir.
Nadia pun mengakui itu, wanita di sebelah Dygta memang sangat cantik. Karenanya sejak awal Nadia sempat tak setuju ketika Dygta mengangkatnya sebagai sekretaris.
"Dan, dia adalah pengganti mu. Untuk memanaskan setiap malam ku. Dia lebih liar, dan...," Dygta sengaja tak meneruskan kata-katanya karena ia tergelak sambil melihat penampilan wanita yang sejak dua hari lalu telah menjadi mantan istrinya itu.
Aksi Dygta tersebut diikuti oleh Clara yang setia bergelayut pada lengan nya.
Betapa perih dan terlukanya hati Nadia , di tertawa kan dan di hina habis-habisan oleh mantan suami dan wanita selingkuhannya.
"Sudahlah sayang, aku takut sepatu mahal ku kotor karena terlalu lama bersama gembel," cibir wanita seksi itu sambil mengibaskan rambut lurus panjangnya, hingga menampakkan leher putih mulus jenjang dengan beberapa tanda merah.
Nadia segera memalingkan wajahnya, entah kenapa hatinya sangat perih melihat jejak percintaan wanita itu dan mantan suaminya.
"Yah, sebaiknya memang kita pergi. Dan, ini ada receh untuk mu." Kemudian Dygta melempar beberapa uang kertas ke wajah Nadia, hingga berhamburan dan jatuh tepat di bawah kakinya.
Nadia memegangi dadanya yang sesak, begitu hina dirinya di hadapan mereka saat ini.
"Mas, setidaknya berikan mahar ku. Karena itu
hak ku," ucap Nadia lemah berusaha memberanikan diri bicara, bahkan ia berusaha menatap mata pria yang sebenarnya sangat ia cintai itu.
"Cih! Apa kau bilang? Hakmu?!"
"Kau lupa? Berapa sudah kau habiskan uang ku untuk biaya kau bolak-balik masuk rumah sakit, hah?!" Hardik Dygta dengan telunjuk yang mengacung kaku ke arah wajah pucat Nadia.
Wanita itu terkesiap. Dygta begitu kejam padanya.
"Dasar, perempuan tak tau diri! Sudah, ambil saja uang itu! Kurang? Ngemis aja lagi." Cerca Clara sambil tersenyum menghina.
"Sudah sayang, kita pergi saja." Ajak Dygta, kemudian mereka berdua berlalu meninggalkan Nadia yang masih mematung sambil menatap kepergian mereka dengan nanar.
Mobil mewah itu berlalu setelah sebelumnya menyalakan klakson begitu kencang. Membuat Nadia terperanjat untuk seketika menutup kedua telinganya.
Setelah kepergian kedua orang yang telah menghancurkan hidupnya itu, Nadia menjatuhkan dirinya dan menangis sekencangnya.
"Untuk apa aku hidup, jika kau berikan aku nasib yang malang seperti ini, Tuhan!" teriak Nadia di pinggiran jembatan layang.
Kedua matanya nanar menatap ke arah bawah jembatan dimana terdapat ramai kendaraan besar yang berlalu lalang.
"Aku pasti langsung mati kan jika jatuh kesana," gumamnya lirih.
Sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam secara kebetulan lewat jembatan layang yang cukup sepi tersebut.
Seorang pria maskulin di dalamnya membuang napas dan tak sengaja menoleh ke arah jendela.
Pada saat itulah matanya yang tajam bak elang menangkap sosok pria wanita lusuh sedang berusaha untuk melompat.
"Hentikan mobilnya, Black!" titahnya.
Pria itu pun keluar dari dalam mobil dan dengan gerakan cepat menarik raga Nadia.
"Perempuan bodoh! Kau pikir mati akan menyelesaikan segalanya!" umpat pria yang di ketahui bernama Leonardo De Xarberg.
Seorang pengusaha cargo yang juga merupakan ketua mafia dunia underground.
"Siapa kau! Tau apa anda akan kesulitan saya! Laki-laki brengsek! Kau sudah menggagalkan semuanya! Aku hanya mau mati! Aku mau mati!" jerit Nadia hingga pada akhirnya wanita itu lemas dan tak sadarkan diri.
"Ck. Merepotkan saja. Segala pingsan!" decak Leo.
"Tuan, apa kita tinggalkan saja atau--" Black tidak meneruskan pertanyaannya karena dia sudah tau apa maksud tuannya itu.
"Bawa ke mansion. Dia wanita putus asa yang tak takut mati. Aku butuh semangatnya," ucap Leo dengan seringainya.
Bersambung
tp kecolongan mulu...😆😆😆