MELINTASI WAKTU MENJADI SEORANG IBU

Seorang gadis pelayan muncul dan langsung menyambut Lin Yuelan dengan sangat ramah, "Selamat datang tamu terhormat, apakah anda ingin menginap?"

Lin Yuelan mengangguk, "Bisakah memberitahu harga sewa per harinya?"

Gadis pelayan itu tersenyum lembut, "Hanya 500 tael tembaga, anda bisa menikmati fasilitas kamar yang nyaman dan dua kali makan,"

Lin Yuelan mengangguk, dia menyerahkan 10 tael perak padanya, "Bantu aku mendapatkan kamar untuk 20 hari."

Gadis itu mengangguk, setelah mendapatkan kunci, Lin Yuelan bergegas naik ke lantai 3, dia sangat lelah sekarang dan ingin sekali beristirahat.

Keesokan harinya, Lin Yuelan pergi menuju sungai, dia membawa alat pancing miliknya sendiri dan berniat untuk mencari ikan. Makanan yang disediakan di penginapan benar-benar tidak sesuai dengan lidahnya, ada yang terlalu asin, namun tidak sedikit juga yang rasanya sangat hambar.

Seorang pria datang, dia menyerahkan surat untuk Lin Yuelan, "Nona, nyonya memintaku untuk memberikan ini pada anda!"

Lin Yuelan mengambilnya dengan sangat santai, dia membuka surat itu dan matanya langsung terbelalak, ada uang kertas senilai 2.000 tael perak yang di berikan oleh nyonya Zhang di sana.

Pria di sisinya masih berdiri, dia bersiap untuk membantu jika Lin Yuelan tidak dapat membaca, sayangnya, itu tidak di butuhkan, meskipun dia tinggal di pedesaan dan tidak pernah mengenyam bangku sekolah, namun jiwa yang menempati tubuh itu berasal dari masa depan dan mengenal huruf dengan sangat baik.

"Dimana ibuku?" tanya Lin Yuelan sambil melirik pria di sebelahnya.

"Nyonya pergi ke istana," jawab pria itu dengan tenang.

"Istana? Apa yang ibuku lakukan di sana?" tanya Lin Yuelan, dahinya sedikit berkerut.

"Menemui ibu suri," jawab pria itu, suaranya di buat serendah mungkin agar tidak ada yang mendengar.

"Karena kalung ini?" tanya Lin Yuelan lagi, pria itu mengangguk.

"Ceritakan padaku apa yang kamu ketahui!" ucap Lin Yuelan, saat ini dia merasa benar-benar sangat penasaran dengan reaksi nyonya Zhang yang tiba-tiba saja berubah.

"Nona, ini?" pria itu terlihat ragu-ragu.

"Tidak apa-apa," ucap Lin Yuelan dengan acuh, dia bahkan tidak menoleh pada pria di sampingnya.

Pria itu menengadahkan wajahnya ke langit, sebelum akhirnya bercerita. "Giok yang anda kenakan adalah milik keluarga Xuanyuan, giok itu di berikan secara turun temurun pada pewaris sah mereka."

"Xuanyuan?" Lin Yuelan mengerutkan dahi, merasa asing dengan nama itu.

"Itu adalah keluarga Da Sima, 5 tahun yang lalu terjadi pemberontakan, kaisar mengirimkan orang-orang dari keluarga Xuanyuan, mereka terkenal cakap dalam seni perang dan pertempuran." ucap pria itu menjeda ucapannya.

"Lalu?"

"Negeri kami memenangkan peperangan, namun sayang, Da Sima mengalami kecelakaan hingga akhirnya koma, putra satu-satunya juga lumpuh karena racun, keempat cucunya di nyatakan meninggal, satu-satunya yang masih hidup, Sima Yang, berada di kamp pelatihan prajurit, dia di asingkan setelah menolak untuk menikahi putri kaisar."

Mata Lin Yuelan membulat, "Ini? Apa hubungannya dengan ku?"

Pria itu menggelengkan kepala, "Nyonya memintaku untuk melindungi anda, jangan sampai ditemukan oleh keluarga Xuanyuan ataupun keluarga Helian,"

Lin Yuelan mengerutkan dahi sambil menggelengkan kepala "Aku tidak mengerti!"

"Jawabannya hanya ada 1 di antara 2, entah anda merupakan anggota keluarga Xuanyuan yang di besarkan di tempat lain, atau anda di pilih untuk menjadi seorang ibu yang membesarkan keturunan Xuanyuan di luar kediaman besar. Semua anak dari keluarga Da Sima tidak di lahirkan di rumah besar, sehingga bisa hidup damai sampai usia 12 tahun." ucap pria itu.

"Maksud mu?"

"Yang mulia kaisar menyadari kekuatan besar yang di miliki oleh keluarga Xuanyuan, kelima cucu Da Sima sangat berbakat, dia memiliki kekhawatiran tersendiri jika suatu saat keluarga itu memberontak." ucapnya.

Lin Yuelan melotot, dia bukanlah seorang gadis bodoh yang tidak mengenal dunia, "Maksudmu kecelakaan yang di alami oleh keluarga Xuanyuan adalah rencana kaisar untuk menekan kekuatan mereka?"

Pria itu mengangguk, "Jika ada orang lain yang mengenali giok itu, nyonya Zhang merasa khawatir anda akan di buru oleh orang-orang dari istana kekaisaran, dia sudah menyelidiki semuanya dengan benar, anda lahir dan besar di desa, jadi kemungkinan anda bukan keturunan Xuanyuan yang di besarkan di tempat lain. Pria yang pernah menyentuh anda, kemungkinan besar anggota keluarga Xuanyuan."

Lin Yuelan hampir saja tersungkur, dia kaget mendengar analisis yang di berikan oleh pria itu. "Kau yang di tugaskan untuk menyelidiki masalah ini?"

Pria itu tidak menyangkal, dia mengganggukan kepalanya. "Meskipun nyonya Zhang masih memiliki kekerabatan dengan ibu suri dan permaisuri, masalah istana, dia tidak bisa ikut campur. Jadi lebih baik mengetahuinya sejak awal, agar bisa melindungi anda dengan baik."

Lin Yuelan mengangguk, dia tahu nyonya Zhang bukanlah orang yang picik, wanita itu hanya terlalu berhati-hati, dia tahu bagaimana persaingan antar pewaris rumah besar.

"Aku mengerti!" ucap Lin Yuelan dengan acuh tak acuh, dia mengambil batu api kemudian membakar surat yang dikirimkan oleh nyonya Zhang hingga menjadi abu.

"Nona, apa anda takut?" pria itu bertanya sambil memiringkan kepalanya.

Lin Yuelan menggelengkan kepala, "Tidak!"

Wajah pria itu berkedut, baru saja dia akan menghibur Lin Yuelan dan mengatakan jangan khawatir, namun gadis itu sama sekali tidak memberinya kesempatan.

...----------------...

Da Sima adalah gelar untuk jenderal agung, sedangkan Sima Yang sebutan untuk jenderal muda atau jenderal kecil. Gelar ini biasanya di turunkan kepada pewaris keluarga, yang lahir dari istri sah.

Keluarga Xuanyuan:

Dia Sima (Veteran)

Da Sima

Xuanyuan Su

Xuanyuan Xi

Xuanyuan Wei

Xuanyuan Chen

Xuanyuan Yu

Nyonya Tua

Nyonya Besar

Ipar Tertua

Ipar Kedua

Ipar Ketiga

Ipar Keempat