NovelToon NovelToon
Balas Dendam Sang Don Juan

Balas Dendam Sang Don Juan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Balas Dendam / Playboy / Romansa
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Leona Night

Catherine, seorang psikolog berbakat dengan kemampuan membaca pikiran, selalu mengira bahwa bakatnya akan melindunginya dari kebohongan dan manipulasi. Namun, semuanya berubah ketika dia bertemu Leo, seorang pria misterius yang pikirannya bisa dia baca, tetapi perasaannya tetap menjadi teka-teki. Apa yang Catherine tidak tahu, Leo adalah kakak dari mantan kekasihnya—seorang pria yang menyimpan dendam karena kematian adiknya.

Dulunya, adik Leo adalah kekasih Catherine, yang sakit hati dan bunuh diri. Leo, yang mengetahui kemampuan Catherine, bertekad untuk membalas dendam dan menghancurkan hidupnya. Dengan kecerdikannya sebagai mafia, Leo dengan sengaja memanipulasi pikiran Catherine, membuatnya terjebak dalam permainan pikiran yang semakin dalam dan penuh misteri.

Namun, rencana Leo terancam gagal saat ia mulai merasakan cinta yang tulus kepada Catherine.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekacauan Dalam Harmoni

Manhattan di pagi hari, 

Matahari bersinar cukup terik. Catherine baru saja bangun meninggalkan peraduannya yang nyaman. Segera dia mandi dan mempersiapkan diri untuk berangkat bekerja ke Klinik Terapi Psikologi yang dikelola nya bersama  beberapa teman. Bisa dikatakan Catherine adalah Motor dari Klinik tersebut. Banyak Klien yang cocok dan mengidolakan Catherine sebagai terapis. Kemampuannya membaca pikiran orang, membuatnya mudah memahami orang lain dan tentunya klien merasa bahwa terapisnya sangat paham pada kondisi mereka dengan tingkat Empati diatas rata rata. 

Hal inilah yang akhirnya membuat Catherine dipercaya sebagai pimpinan Klinik sekaligus terapis dengan bayaran ter mahal. Saat mematut dirinya di depan cermin, Catherine mengingat kembali pertemuannya dengan Leo di galeri seni. Sudah lama dia tidak merasakan perasaan macam ini. Begitu tertarik pada seorang pria, bahkan merindukannya. Gila!

Catherine mengakui, Leo punya kharisma yang luar biasa besar. Dan satu lagi yang sangat menantang. Pikiran Leo Tidak bisa dia baca. Pola berpikir leo sangat terkendali dan relevan dengan kejadian yang ada pada saat itu. Leo tidak punya pola pikir random. Yaah tentu wajar sebagai pria jika tertangkap pikiran bahwa Leo ingin mengenal Catherine lebih dalam. Namun yang berbeda adalah, baru kali ini justru Catherine yang tidak sabar untuk mengenal leo dan bertemu lagi. Hal ini tentu membuat dirinya menjadi memiliki pola pikiran yang sangat kacau, dan pada akhirnya mengarah pada over thingking. 

Catherine menghembuskan nafas panjang dan bergumam, “Stop Catherine,  Fokus Fokus. Jangan biarkan dirimu hanyut pada pesona Leo. Kalian baru saja kenalan ! Jangan pernah berkhayal Leo akan mencium atau bahkan mencumbu mu. Hapus pikiran dan angan angan gila itu Catherine. 

Tiba tiba Ting Tong…

Bel Apartemennya berbunyi. Segera dia menuju pintu dan membukanya. Di Depan pintu berdiri petugas yang membawa bingkisan berbentuk  segi empat yang lumayan besar. 

“Apakah anda nona Catherine Donovan?” ujar petugas pengantar barang.

“Ya benar, apa yang bisa saya bantu?” jawab Catherine.

“Ada kiriman untuk anda Nona, mohon diterima,” ujar petugas antar itu lagi. 

Sembari menyerahkan bingkisan segi empat seperti sebuah bingkai atau lukisan,  petugas juga menyerahkan Amplop kecil yang pastinya berisi tulisan dari pengirim

“Terimalah kekacauan dalam Harmoni ini” semoga kamu suka.Tertanda Leo

Hati Amelie melonjak, sambil bergumam lirih,” Hukum tarik menarik, aku memikirkannya sepanjang malam, dia mendatangiku dengan lukisan mahal ini.”

Sambil tersenyum sendiri, segera dibawanya Lukisan itu menuju klinik. Dia ingin memasangnya di dinding Klinik Terapi Psikologisnya. Dia ingin bisa melihat lukisan itu setiap saat. Bergegas Catherine memasuki mobil, menata lukisan di dalamnya dengan hati hati dan segera melaju di tengah jalanan Manhattan yang padat.

****

Di Klinik, Catherine segera memerintahkan beberapa anak buahnya untuk memasang Lukisan tersebut di dinding Kantornya. Ingin rasanya dia mengucapkan terimakasih pada Leo, tetapi dia tidak meninggalkan no ponsel untuk dihubungi. Jadilah Catherine hanya bisa berharap harap cemas semoga suatu saat dia bisa bertemu dengan Leo dan mengucapkan terimakasih. 

Hari itu jadwal Catherine cukup padat. Ada sekitar 12 Klien dan 3 tamu yang harus ditemui. Makan siang pun tertunda sampai pukul 2. Terpaksa karena hari itu dia tidak membawa bekal, maka segeralah dia meluncur ke Cafe Bonita yang persis ada di depan kliniknya. Cafe ini cukup rame pada saat jam makan siang, namun masuk jam 2  sore, sangat lengang. Segera dia memesan beberapa menu favoritnya dan membayar. Sembari menunggu hidangan tersedia, kembali Catherine memainkan ponselnya.

“Hemmm Leo, mengapa tidak sedikitpun aku bisa menghilangkan wajahnya dari pelupuk mataku,” gumam Catherine 

Tak berapa lama,  pelayan mengantarkan menu makanan yang dipesannya. Bersamaan dengan itu, pintu depan cafe berbunyi gemerincing, pertanda ada customer lain masuk. Dalam batin Catherine berkata, “ Kok masih ada saja orang pesan makan di jam menuju sore macam ini,” 

“Saya pesan satu Sandwich Tuna dan beer,” ujar suara customer yang baru saja masuk itu. 

Entah mengapa jantung Catherine bergetar, dalam hati dia bergumam,”Suara itu seperti pernah didengarnya, tapi dimana?” 

“Halo….nampaknya kita berjodoh, “ ujar suara yang tak asing itu pada Catherine

Segera Catherine mendongak, dilihatnya Leo persis ada di depannya sambil mengulurkan tangan untuk menjabat tangan. Dengan kikuk Catherine menerima uluran tangan Leo. 

“Ah leo, kebetulan sekali, mari silahkan duduk satu meja denganku,” ujar Catherine.

“Apakah aku tidak mengganggu makan siangmu?” tanya Leo

“Ah tentu tidak Leo, duduklah.”

Setelah Leo duduk Catherine segera berkata, “ Thank you so Much, untuk lukisan yang kau kirim padaku. Aku sangat menyukainya. Aku tidak menyangka kau tahu alamatku dan mengirim lukisan itu.” 

“Ah ya Kekacauan dalam Harmoni, kemarin aku merasa kau menyukai lukisan itu. Segera aku menghubungi panitia dan membelinya. Lalu minta pada mereka untuk mengantar ke alamatmu. Semoga kau suka,” jawab Leo

“Sangat, aku sangat menyukainya,” 

Berdua mereka makan, percakapan ringan pun mengalir. Catherine merasa tangannya dingin dan bergetar. Rasanya seperti ABG yang sedang jatuh cinta. Tidak sedetikpun dia mampu membaca pikiran Leo. Pikirannya sendiri berjalan kacau dan random. Sebaliknya Leo terlihat santai, tenang dan berwibawa. 

Satu hal yang Catherine rasa ini adalah ciri khas Leo yang membuatnya susah membaca pikirannya. Setiap kali berbicara, Leo selalu memandang mata Catherine dengan tajam. Kemanapun mata itu memandang, Leo tak lepas mengikutinya. Hal ini membuat Catherine merasa kikuk dan canggung.  Demikian juga sore itu. Catherine sama sekali Blank. Tidak ada informasi secuil pun yang  bisa dia dapatkan dari pikiran Leo. 

“Kalau tidak Salah, kau berkantor di depan itu bukan?” ujar Leo pada Catherine.

“Eh ya, jika kau ingin curhat, atau butuh sesuatu terkait layanan Psikologi, kau bisa datang ke kantorku. Aku akan memberikan layanan Gratis padamu, sebagai rasa terimakasih atas lukisan yang indah itu. Walaupun  aku tahu berpuluh kali sesi terapi, tentu tidak dapat mengejar harga Lukisan hadiahmu,” 

“Jangan sungkan Catherine, aku memberikan sebagai hadiah dan bukan sebagai imbalan sesi konsul gratis. So Tenanglah,” ujar Leo sambil mengedipkan matanya pada Catherine

Jantung Catherine seperti mau copot. Dia merasakan pipinya hangat memerah, sepertinya dia tersipu malu. 

“Aku memang ingin terapi atau ya setidaknya curhat lah. Aku baru saja kehilangan adik kesayanganku. Sekarang aku sebatang kara. Aku ingin mendapat arahan darimu, bagaimana menghadapi semua ini,” ujar Leo dengan raut wajah sedih

“Maaf atas kehilangan yang kau alami. Aku sungguh berempati. JIka kau sungguh ingin melakukan sesi konsul denganku, kau bisa datang besok. Kami buka mulai jam 9 pagi. Silahkan pilih sesimu dan hubungi aku di nomer ini,” ujar Catherine sambil memberikan kartu namanya. 

“Terimakasih Catherine Donovan, aku akan menemuimu jam 2 sore macam sekarang. Apakah itu memungkinkan?’ Ujar Leo

“Ah ya, bisa aku akan menjadwalkan untukmu. Oke Leo, sampai ketemu besok sore. Aku senang makan bareng dengan mu,” ujar Catherine sambil tersenyum

 Bergegas dia berdiri dan meninggalkan Leo seorang diri di Cafetaria itu. 

Sementara Leo memandang Catherine yang keluar dari cafetaria kembali ke kantornya, dengan senyum penuh makna. 

*****

Sore itu, jam sudah menunjukkan pukul 13.50. Hati Catherine berdebar hebat, Sore ini Leo akan melakukan sesi dengannya. Tangan dan kakinya sedingin es. Persis seperti orang yang jatuh cinta dan  menunggu pacar datang. 

Berkali kali Catherine melihat jam. Tetapi Leo tidak kunjung datang. Ketika waktu menunjukkan pukul 14.30, tapi Leo belum juga muncul, Catherine mulai gelisah. Rasa kecewa perlahan memasuki hatinya. Mengapa Leo tidak kunjung datang.

Baru saja dia akan berkemas dan pulang, tiba tiba pintu prakteknya diketuk Asisten. 

“Nona, Ada klein mau konsul, tetapi dia terlambat 30 menit, namanya Tuan Leo Dawson,” ujar Tara Asistennya. 

“Persilahkan masuk Tara, aku siap melayani,” ujar Catherine singkat

Tak lama Leo masuk dengan senyum Khasnya, “Selamat sore Catherine, maaf aku terjebak macet. Padahal aku sudah berangkat sejak jam 13.00.” 

“Silahkan duduk Leo,” Ujar Catherine. 

Lalu Catherine menuju pintu keluar dan melongokkan kepalanya untuk bicara dengan asistennya,”Tara, ini sudah jam pulang, silahkan kau pulang dulu, Aku akan menyusul kemudian.” 

Dengan tatapan heran, namun tidak berani banyak tanya Tara menjawab, “Baik nona. Saya Mohon ijin pulang terlebih dulu.” 

Praktis sekarang hanya Ada leo dan Catherine di gedung itu. Catherine segera menemui Leo dan memulai sesi.

“ Bisakah kau ceritakan masalahmu Leo?” ujar Catherine.

“Hemm,,,aku baru saja kehilangan adikku satu satunya, kurang lebih sekitar sebulan lalu. Sekarang ini aku sebatang kara. Aku  merasa tidak percaya diri. Apa yang harus aku lakukan?” ujar Leo

Seperti biasanya, Catherine kembali mencoba menerobos pikiran Leo. Tapi Zonk. Dia seperti bertemu dinding yang sangat tebal. 

“Apa yang kau rasakan adalah sesuatu yang wajar Leo. Setiap orang akan melaluinya. Hanya masanya kapan tidak ada yang  tahu,” nasehat catherine. 

“Kau benar Catherine, aku merasa juga begitu, “ kata leo sembari memegang tangan Catherine

“ Maafkan aku, jika berbicara soal ini, aku selalu mencari sesuatu yang bisa aku pegang. Bisakah aku berpegangan pada tanganmu? “ ujar Leo dengan wajah penuh harap. 

“Tentu Leo, tentu. “ 

“Hemm aku ingin melakukan sesi hipnotis untuk membongkar memori gelap yang senantiasa menghadirkan rasa tidak percaya diri. Silahkan berbaring di sini, aku akan membantumu mencapai Fasa hipnotis sehingga   Afirmasi  bisa masuk dalam dirimu,  dan memberi sugesti positif.” terang Catherine. 

Leo pun berbaring sambil tetap memegang tangan Catherine di sebelahnya. Lalu Catherine memulai sesi hipnotisnya. Sesi Hypnosis berlangsung selama 45 menit. Setelah melalui sesi Hipnosis, wajah Leo sedikit berubah menjadi lebih terang. 

Catherine membantu Leo duduk kembali. Wajah mereka begitu dekat. Tiba tiba Leo mendekati Catherine dan meraih pinggangnya.

“Aku membutuhkanmu Catherine." 

Hampir saja mereka berciuman karena jarak yang terlalu dekat. Untung saja Leo segera berdiri dan menjauh. Jantung Catherine berdegup dengan kencang. Dia berusaha menguasai diri dengan baik. 

“Aku rasa kita bisa coba dulu dengan sesi ini, apakah suasana hatimu jadi lebih baik. Seminggu lagi kita bisa ketemu untuk sesi selanjutnya” ujar Catherine. 

Leo mengangguk setuju. Sebelum keluar ruangan,  Kembali leo menjabat tangan Catherine, kali ini leo tidak hanya menjabat tapi juga mengecup tangan Catherine. Demi Tuhan seandainya Leo bisa membaca pikiran Catherine Justru Leo akan terkejut. Betapa tidak, begitu bibir basah leo menyentuh kulit tangannya, Catherine serasa disengat listrik ribuan watt sehingga membuatnya keliyengan. 

“ Terimakasih Catherine, kau sangat pengertian dan sesi ini sangat membantuku,” Ujar leo lalu undur diri. 

Sepeninggal Leo, Catherine menghembuskan Nafas lega. Sungguh baru kali ini dia sangat tergila gila dengan seorang laki laki, dan itu adalah Leo, Kliennya sendiri

****

1
rucee
Leo kamu akan menyesall
Leona Night: Semoga tidak terlambat ya bestie/Heart/
total 1 replies
rucee
kasian cathy
rucee
lanjutt thorr penasaran gimana selanjutnya
rucee
lanjut dong Thor😭😭
Leona Night: besok pagi saya upload. Terimakasih supportnya/Heart/
total 1 replies
rucee
lanjutt thorr
rucee
sumpah novelnya baguss bgttt
Leona Night: Terimakasih /Heart/
total 1 replies
🏘️⃝𝐏 ⃟🏘️⃟Siska Marcelina
aku suka,, semangat y kkak..
Leona Night: Terimakasih /Heart/
total 1 replies
Khanifah Ani
menarik
Leona Night: like and vote ya bestie, terimakasih
total 1 replies
OBES20
suka
Leona Night: kasih bintang ya bestie/Heart/
total 1 replies
FANTASTIS
sesuai janji like and follow
Leona Night: Terimakasih /Heart//Good/
total 1 replies
范妮·廉姆
menarik....
semangat
Leona Night: Terimakasih sayang/Heart//Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!