Hai ketemu dengan karya mommy terbaru lagi.
happy reading.
Yolanda Fox, wanita bersuami Mikel Smit sudah lima tahun bahtera rumah tangganya harus tergoncang dengan kehadiran orang ketiga yang di nikahi oleh suaminya tanpa sepengetahuannya.
"Kenalkan dia adalah Nikita istriku yang kedua," dengan santai Mikel berucap.
"KAU! TEGA!" marah, kesal, kecewa, hancur hatinya menjadi satu saat di paksa hadir ke rumah orang tua suaminya. di kira mau di cemooh atau di omong mandul seperti biasanya.
"Tunggu, Ola! Jangan buat seolah aku salah besar! Ini suamuanya karena kamu! Kamu tidak bisa hamil!" bentaknya.
Yolanda dengan menyeka air matanya dan menghempaskan tangan suaminya yang menenahannya lalu keluar dari rumah itu tanpa pamit lagi.
"Kamu tega!!!!!!!!" teriaknya di dalam mobil yang masih di halaman itu.
"Aku tidak terima!!!! aku harus membalas ini!!!!" amarah yang membuncah dalam dirinya.
Bagaimana kisah kelanjutan Yolanda? Apakah mampu memisahkan madunya? atau dia memilih pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30: Pasrah Syakila
Syakila duduk di ruang tamu yang sunyi, dikelilingi kemewahan yang dulu memberinya kebanggaan, namun sekarang hanya terasa hampa. Marsel berdiri tak jauh dari sana, wajahnya penuh harap dan kekhawatiran. Mereka sudah berhari hari terlibat dalam perdebatan yang tak kunjung berakhir. Kali ini, Marsel kembali mendekati Syakila dengan sebuah permohonan yang tak lagi baru baginya.
"Syakila, tolong pertimbangkan ini. Michelle hanyalah anak kecil yang tidak tahu apa apa. Dia membutuhkan keluarga yang bisa menerimanya," ucap Marsel dengan nada lembut, mencoba meredam kemarahan yang seringkali terpancar dari istrinya.
"Dan kamu selalu memintaku untuk menerima dia, menerima seorang anak yang bukan darah dagingku, yang bahkan tidak ada hubungannya dengan pernikahan kita." Suaranya Syakila menatap Marsel dengan mata lelah, namun ada kepedihan yang menyelinap di setiap kata.
"Aku akan menyetujui apapun yang kamu inginkan, Syakila. Apapun! Jika itu bisa membuatmu tenang. Tapi tolong, biarkan Michelle menjadi bagian dari keluarga kita." ucap Marsel menghela napas panjang.
Syakila mendengus sinis, tangan mengepal di pangkuannya.
"Apapun yang aku inginkan? Kamu bilang begitu seolah olah aku ini ratu yang harus kamu puja, padahal kamu adalah sumber dari semua luka ini, Marsel!" bentak Syakira dengan mata menyipit penuh kemarahan.
"Kamu bilang ingin memenuhi keinginanku, tapi kamu bahkan tidak menghargai aku sebagai istrimu. Kamu sudah menghancurkan semua yang kita bangun selama bertahun tahun." lanjut bentak Syakira.
Marsel menunduk, merasa tertampar oleh kata kata Syakila.
"Aku tahu aku salah. Aku tahu aku menyakitimu. Tapi aku hanya ingin menyelamatkan satu jiwa yang tidak berdosa. Maafku mungkin tidak akan membuatmu puas, atau menyembuhkan lukamu," pintanya.
Syakila mendengus sekali lagi, semakin marah.
"Kamu hanya ingin menyelamatkan egomu, Marsel. Kamu ingin menjadi pahlawan bagi anak hasil selingkuhanmu! Tapi kamu lupa, aku adalah istrimu. Bagaimana aku akan menjawab pertanyaan orang orang? Bagaimana aku bisa menjelaskan siapa Michelle kepada dunia? Kamu ingin dia masuk ke dalam Kartu Keluarga kita? Bagaimana mungkin?!" marah Syakira yang memuncak dan sekali lago Syakila meninggalkan Marsel sendiri disana.
Malam malam tanpa tidur terus menghantui Syakila. Setiap kali Marsel membahas Michelle, hatinya terasa dihantam oleh rasa sakit yang luar biasa. Setiap kata yang keluar dari mulut Marsel seolah menjadi belati yang menusuk jiwanya. Dia berbaring di tempat tidurnya, matanya terpejam namun pikirannya terjaga, berkecamuk tanpa henti.
Syakila teringat pada mantan menantunya, Yolanda. Bagaimana perasaan Yolanda saat Mikel memilih wanita lain dan menikah lagi? Apakah Yolanda juga merasakan kepedihan yang sama, dipaksa menerima kenyataan pahit bahwa suaminya telah berkhianat? Hati Syakila terasa seperti terbelah dua. Kini, dia merasakan hal yang sama. Perasaan yang membuatnya tak bisa lagi menahan tangis di tengah malam. Syakila menangis, isakannya teredam di balik bantal yang ia peluk erat.
"Apakah ini yang dirasakan Yolanda? Apakah aku sekarang merasakan apa yang dia rasakan?" lirihnya pelan, seolah berbicara kepada dirinya sendiri. Dia merasa begitu terjebak dalam pernikahannya dengan Marsel. Dia bertahan hanya demi nama baik, demi menjaga harga diri keluarganya, tapi hatinya sudah lama terluka.
Setelah beberapa hari penuh kebimbangan dan malam malam yang dilalui dengan tangis, Syakila akhirnya membuat keputusan yang tidak mudah. Dia memutuskan untuk menghadapi kenyataan ini dengan caranya sendiri. Dia meminta Marsel, Mikel, dan Nikita untuk berkumpul di rumahnya. Mereka akan membahas nasib Michelle, namun dengan syarat yang harus disetujui oleh semua pihak.
****
Rumah Kediaman Smit.
Di ruang tamu yang sama, Syakila duduk dengan tenang, namun hatinya bergemuruh. Di depannya, Marsel duduk dengan wajah tegang, sementara di sampingnya ada Mikel yang tampak gelisah. Nikita duduk di sisi lain, dengan pandangan yang tidak bisa ditebak. Ruangan itu terasa sesak oleh ketegangan yang melingkupi mereka.
Syakila menarik napas dalam dalam sebelum akhirnya berbicara.
"Aku sudah memikirkan ini dengan sangat matang," ucapnya suaranya terdengar dingin dan tegas.
"Jika Michelle ingin diakui sebagai bagian dari keluarga ini, ada satu syarat yang harus dipenuhi." lanjutnya.
Semua mata tertuju pada Syakila, menunggu apa yang akan dia katakan selanjutnya. Nikita terlihat cemas, sementara Marsel dan Mikel menunggu dengan waspada.
"Syaratnya," lanjut Syakila, "adalah Nikita harus melepaskan Michelle. Michelle hanya akan diakui sebagai anak keluarga ini jika Nikita tidak lagi mengakuinya sebagai anaknya. Michelle akan menjadi bagian dari keluarga Smit, tetapi bukan lagi sebagai anak Nikita." tegas Syakira, membuat keputusan ini sangat sulit baginya. Jika tidak melihat Michelle yang kecil.
Pernyataan itu membuat suasana ruangan berubah tegang. Nikita terkejut, matanya membesar saat mendengar syarat yang begitu berat dari Syakila. Dia tidak menyangka bahwa Syakila akan memintanya untuk melepaskan statusnya sebagai ibu Michelle.
"Apa maksudmu?" tanya Nikita dengan suara bergetar.
"Kamu ingin aku melepaskan Michelle? Aku tidak bisa melakukan itu! Dia adalah anakku!" tidak setuju Nikita.
"Itu satu satunya cara. Jika kamu ingin Michelle diakui dan masuk dalam keluarga ini, kamu harus menyerahkannya. Kamu tidak bisa memiliki semuanya." ucap Syakila menatap Nikita dengan dingin.
"Tidak! Aku tidak akan pernah menyerahkan Michelle! Dia adalah darah dagingku, bagaimana mungkin kau memintaku melakukan ini?" jeritnya histeris dan air mata mulai menggenang di mata Nikita.
Marsel mencoba menenangkan situasi.
"Syakila, ini terlalu keras. Nikita tidak bisa dipaksa untuk melakukan itu." ucap Marsel.
Namun Syakila tetap pada pendiriannya.
"Tidak ada jalan lain. Jika Nikita benar benar ingin Michelle menjadi bagian dari keluarga ini, dia harus melepaskannya. Aku tidak akan menerima anak dari wanita lain dalam keluarga ini kecuali dia sepenuhnya menjadi bagian dari kami, tanpa ada ikatan dengan Nikita." tegas Syakila namun hatinya siapa yang tahu.
"Tidak! Aku tidak akan menyerahkan anakku. Kamu tidak bisa memintaku melakukan ini!" tangisnya semakin keras.
Ruangan itu penuh dengan rasa sakit dan ketegangan. Setiap kata yang keluar dari mulut Syakila menambah beban di hati Nikita. Dia merasa dipojokkan, seolah olah seluruh dunianya hancur di depan matanya.
Mikel berdiri dan berjalan menghampiri Nikita, mencoba menenangkannya.
"Kita bisa mencari jalan lain, Nikita. Tidak perlu terburu buru. Jangan membuat keputusan sekarang." ucap Mikel.
"Aku tidak peduli! Aku tidak akan melepaskan Michelle, apapun yang terjadi!" tolak Nikita sudah terlalu hancur untuk mendengarkan.
Suasana semakin tegang, dan Syakila hanya duduk diam, menatap semuanya dengan perasaan yang tak lagi bisa dia sembunyikan. Dia merasa terjebak di antara tanggung jawabnya sebagai istri dan ibu, serta kebenciannya yang mendalam terhadap Nikita.
Marsel hanya bisa memandang istrinya dengan penuh kesedihan. Dia tahu, apa pun yang terjadi setelah ini, keluarganya tidak akan pernah sama lagi.
Apakah kalian pernah melihat betapa hancurnya aku!!!! Apakah ini tebusan atas dosa yang telah aku perbuat pada Yolanda???? Batin Syakila.
...****************...
Hi!!! Tinggalkan jejak kalian disini ya.
Keren banget 🔥😍