Hamil tanpa seorang suami karena diperk0sa, itu AKU!
Tidak tahu siapa Ayah dari anakku, itu AKU!
Seorang anak kecil selalu dipanggil ANAK HARAM itu PUTRAKU!
Apa aku akan diam saja saat anakku dihina?! Oh tidak! Jangan panggil aku seorang IBU jika membiarkan anakku dihina!
Jangan panggil Putraku ANAK HARAM!
Lantas, akankah suatu hari wanita itu bisa bertemu dengan Ayah kandung dari putranya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Mari Bercerai.
Di Mansion, Gina pulang hampir tengah malam. Di dalam kamar, tampak Keindra terbaring menyamping. Laki-laki itu sengaja tidak menelepon Gina meskipun istrinya itu belum pulang-pulang sampai malam.
Gina masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan diri lalu berganti pakaian hari itu dengan gaun tidur. Wanita itu duduk di depan cermin meja rias, membersihkan make up nya.
Keindra bangun dengan perlahan, ia memandang punggung sang istri. Meski dikhianati, cintanya masih begitu besar pada Gina. Pria itu meraup wajah kasar, dia benar-benar tak ingin bercerai dari istrinya namun ia harus menyelesaikan rumah tangganya.
“Setelah selesai membersihkan wajah, aku ingin bicara dengan mu!“
Gina terkejut, ia kira suaminya sudah tertidur pulas. “Aku kira kamu sudah tidur, maaf aku pulang malam... aku ketiduran di tempat Rena tadi. Dia ngajak nyalon terus ke resto bareng yang lain. Sorry ya, sayang.“
“Hm, selesaikan kegiatan mu. Aku akan mencari minuman dingin sekalian menunggu mu selesai.“ Kei bangkit dari ranjang, ia mengikat jubah tidur nya lalu memakai sendal dan berjalan keluar kamar.
Mata Gina terus memperhatikan tingkah suaminya, saat Keindra bicara tadi ada sesuatu yang terasa berbeda. Suara suaminya itu agak terdengar dingin!
Keindra berjalan ke arah dapur, melewati lorong demi lorong untuk sampai kesana. Sebenarnya mencari air minum hanyalah alasan nya, dia bisa memijit tombol pelayan untuk membawakannya. Namun hatinya butuh ruang sebelum ia membicarakan tentang kelanjutan hubungan nya bersama Gina.
Tap
Tap
Langkah kaki Keindra semakin mendekat ke arah dapur, waktu sudah menunjukkan pukul 23.40 malam.
Klotak
Klotak
Saat akan masuk ke dalam dapur, Keindra mendengar suara aneh seperti seseorang sedang mengaduk sesuatu dan sejenisnya.
Langkah Keindra terhenti di ambang pintu, dia kembali mendengarkan suara aneh itu. Suaranya berasal dari bawah meja dapur yang panjang, tepat di bawah pantry.
Dengan mengendap-endap Keindra yang penasaran mendekat ke arah meja, dia mencoba mengintip dengan melongok kan kepala ke arah bawah.
Degh
Seseorang dengan rambut panjang dan gaun tidur putih sedang menunduk seperti sedang mengaduk sesuatu berwarna merah di dalam wadah.
Hantu?! Pikir Keindra seraya kembali menarik kepalanya, dia memundurkan kakinya ke belakang.
“Hihihihi... akhirnya...“
Suara tertawa cekikikan wanita itu membuat bulu kuduk Keindra meremang, dia membalikkan tubuh ingin kabur dari dapur namun tindakan nya terhenti saat wanita yang ia kira hantu tiba-tiba keluar dari bawah meja pantry.
Wanita itu menaruh wadah yang sejak tadi ia pegang di atas meja, ia kemudian membenarkan rambut bagian depan yang menghalangi sebagian wajahnya lalu menyelipkan ke sela telinga.
Wajah wanita itu kini terlihat jelas, bahkan Keindra tak mengedip saking terpesona.
“Fiuhhhh! Alat disini serba lengkap, besok aku akan mulai membuat dessert. Ah, sekarang aku harus tidur sepertinya sudah malam. Ammar pasti udah menunggu ku...“
Wanita itu ternyata adalah Alsya, saat ia menyetujui permintaan Arya sore tadi Alsya dan Ammar langsung diboyong ke Mansion. Karena penasaran dengan dapur yang tadi diperlihatkan padanya, Alsya ingin membuat adonan dan membiarkan nya semalaman agar mengembang.
Dulu sebelum diperk0sa dan hamil, Alsya sempat kuliah jurusan Tata Boga. Mempunyai dasar skill selama 2 tahun kuliah, akhirnya Alsya mengembangkan bakatnya membuat kue-kue basah dan terkadang juga jika lebaran akan tiba dia akan membuat kue kering untuk dijual.
Sayangnya, dia tidak mempunyai modal hanya untuk sekedar menyewa toko roti dan semacamnya. Bisa saja ia meminjam tanggungan dari Bank, tapi dia tidak mau mengambil riba.
Tadi saat datang, kepala koki menjelaskan tugas Alsya sebagai seorang Pâtissier atau pastry chef yaitu orang yang mengkhususkan diri membuat kue-kue khas Eropa seperti kue tar, mousse, dessert, kue kering dan sebagainya.
“Siapa kau?“
Alsya memekik terkejut, dia menoleh ke arah Keindra yang sedang menatapnya.
“Anda siapa?" Alsya malah bertanya balik.
“Ditanya malah balik nanya! Ck! Saya salah satu anggota rumah!“
Alsya belum mengetahui siapa saja penghuni rumah besar itu, Arya menyebut rumah itu Mansion.
“S-saya Alsya, Pâtissier baru disini. Saya permisi, Tuan!“ Alsya gegas menutup adonan kue dan menaruh di bagian tempat untuk kue. Ia berjalan dengan kepala menunduk melewati Keindra yang masih berdiri terpaku di tempatnya.
Keindra membalikkan tubuh menatap punggung Alsya yang melangkah keluar dari dapur.
“Cantik!“ gumam Keindra, lalu dia menggelengkan kepala karena sudah keterlaluan mengagumi wanita lain sebab ia masih mempunyai istri.
Keindra berjalan ke arah lemari dingin, mengambil satu kaleng minuman bersoda dari dalam sana. Setelah menghabiskan satu kaleng, ia melempar kaleng kosong ke tong sampah dan keluar dari dapur menuju kamarnya.
Di dalam kamar, Gina sudah menunggu. Keindra mendekat ke arah istrinya, menatap Gina dengan tatapan tegas.
“Mari bercerai!!!“
Mata Gina membulat, mulutnya terperangah. Ribuan pertanyaan langsung memenuhi pikirannya, namun lidahnya malah terasa kelu untuk membalas ucapan suaminya.
.
.
Sementara itu Alsya berjalan ke arah kamarnya di bagian lain bangunan yang diperuntukkan bagi para pekerja, saat sebentar lagi sampai di kamar nya tiba-tiba seseorang menarik tangannya.
“Eh!“