Umur ku baru 22 tahun bekerja di sebuah Cafe yang tidak jauh dari Kampus dan perkantoran... Jadi cafe tersebut sangat ramai dari pengunjung maha siswa dan karyawan kantor entah karena urusan pekerjaan atau sekedar meeting petinggi perusahaan.
Mama nya yang sudah tua kini tidak sanggup lagi mengurus anaknya karena kondisi tubuh mama nya yang sering bulak balik rumah sakit akhirnya Devan menerima perjodohan itu menjadi ibu sambung anaknya tapi Vano membuat jarak...
kita Lanjut di cerita saja ya ------>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kienli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8...
Selesai menyiapkan makan siang Cindy membawakan bekal untuk putri cantiknya karena Cindy tidak mau Tasya melewatkan 1 menit makan siangnya.
"Kakak ipar kok hanya Tasya saja Yang di buat Kan, papa nya Tidak.?" ucap Devina.
"Kita kan mau ke mal, jadi bagaimana ngantarnya.?" ucap Cindy beralasan saja.
"Kita bisa mampir ke kantor kak Devan sebelom ke mal kakak Ipar." ucap Devina..
"Tapi." ucap Cindy.
"Tapi apa kakak ipar, Sudah kakak siapkan saja dulu aku mau siap siap juga." ucap Devina menepuk pundak Cindy lalu pergi. Usia Cindy memang lebih tua dari Devina 5 bulan saja tapi karena Cindy adalah istri kaka nya makanya Devina memanggil nya kakak Ipar.
Cindy meski ragu tapi diri nya tetap memasukan makanan di dalam kotak bekal untuk suaminya yang berbisik tadi pagi di telinga dirinya yang langsung menusuk ke dalam hatinya yang merasakan perih.
"Sudah siap kaka ipar.?" ucap Devina... Celana panjang bahan dengan kaos hitam di pandu blezer dan polesan dikit di wajah nya.
"Sudah." ucap Cindy. Cindy Dengan rok 7/8 serta kaos putih rambut yang di biarkan tergerai dengan memakai bando di kepala nya.
"Kakak ipar ca baik sekali." ucap Devina memuji Cindy.
"Terimakasih." ucap Cindy.
"Apa kamu sudah hubungi mami.?" ucap Cindy lagi.
"Susah tenang saja... Nanti pulang kita jemput mami." ucap Devina...
30 menit mereka tiba di sekolah Tasya tepat waktu... Tasya yang sedang melihat kehadiran Cindy mama sambung nya menjemput dirinya berlari dan memeluk Cindy.
"Hai Tasya siapa tante kamu.?" ucap sahabat Tasya bernama Angel.
"Ini mama aku." ucap Tasya.
"Mama tiri.?" ucap salah satu kapan nya lagi yang bernama Gina.
Tasya hanya diam dia tidak tau harus jawab apa karena temannya memang yang bernama Gina selalu membuli Tasya,, Angel menghampiri lalu memeluk Tasya... Cindy pun mensejajarkan berdirinya dengan Tasya dia berjongkok.
"Sayang kamu kenapa.? kamu marah sama sahabat mu bilang mama ini mama tiri.?" ucap Cindy.
"Mama katanya mama tiri itu jahat." ucap Tasya.
Cindy mendengar itu merasa kaget karena dia juga tidak tau bisa terbuat baik tidak sama gadis kecil di hadapannya tapi Cindy tidak bisa bohongan perasaannya sangat sayang sekali sama Tasya meski Tasya tidak lahir dari rahimnya.
"Tasya percaya sama mama.?" ucap Cindy.
"Iya." jawab Tasya sambil menganggukan kepala nya.
"Mama janji mama akan berusaha yang terbaik buat Tasya." ucap Cindy lalu mengajak Tasya masuk ke dalam mobil Devina sudah menunggu... Tasya berpamitan sama sahabatnya Angel.
"Hei... princes kamu kenapa.?" ucap Devina saat melihat ponakannya sedih.
"Aunty apa mama tiri itu jahat.?" ucap Tasya, Devina melirik ke Cindy dan Cindy Hanya senyum mempersilakan Devina menjawab pertanyaan Tasya.
"Hmmmm... Tidak." ucap Devina.
"Tapi kata Gina mama tiri itu seperti emak lampir." ucap Tasya.
"Apa kamu lihat mama Cindy seperti emak lampir.?" ucap Devina.
"Tidak... Mama Cindy selalu tersenyum dan pelukan mama Cindy sangat hangat sekali dan Tasya sangat nyaman." ucap Tasya.
"Jadi... Apa yang buat sedih dan ragu.?" ucap Devina.
"Mama maafin Tasya." ucap Tasya memeluk Cindy.
"Terimakasih ya sayang..." ucap Cindy dan mencium pipi gembul Tasya.
"Aunty mama kita mau ke kantor papa ya.?" ucap Tasya senang saat melihat dan mobil Devina memasuki perkantoran yang berdiri tegak itu...
BERSAMBUNG, Terimakasih 🙏🏻