Bagaimana rasanya jatuh cinta?
Pastinya indah bukan? Namun bagimana jika jatuh cintanya kepada istri orang? Sakit banget pastinya ya?
Mau pergi terlanjur cinta, tidak pergi tak bisa memiliki.
Itulah yang dirasakan oleh seorang pria bernama Lukas Abraham yang berprofesi sebagai seorang Jaksa Penuntut Umun. Saat dirinya terlanjur menjatuhkan hatinya kepada wanita cantik dan pendiam bernama Nadhya Almira, yang merupakan kliennya sendiri.
Lukas baru menyadari jika cintanya harus bertepuk sebelah tangan sebab Nadhya adalah istri orang.
"Aku akan melupakanmu, Nadh... " Ucap Lukas.
Namun tiba-tiba dia mendengar jeritan suara seorang wanita dari arah luar rumahnya.
"Lukas.... tolongin aku.. " - Nadhya Almira
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lv Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TRUE LOVE
Alarm ponsel Lukas berbunyi keras. Memecahkan kesunyian kamarnya. Lukas segera mematikan benda berisik itu. Matanya masih sangat mengantuk. Dia butuh beberapa menit saja lagi untuk menstabilkan jiwanya atau sekedar untuk mengumpulkan rohnya yang gentayangan ke mana-mana saat dirinya tidur. Namun Lukas tidak boleh lagi tidur, karena sudah pasti nanti akan kebablasan sampai pukul 8 pagi.
Lukas yang semalam pulang dari bioskop bersama Amanda dan harus lanjut menyelesaikan beberapa berkas kasus yang sedang ditanganinya pun terpaksa tidur pukul 2 dini hari. Dan sekarang dia harus bangun jam 6 pagi.
Sungguh penderitaan tiada tara... - Lukas Abraham
Lukas bangun dan duduk di tepi ranjang. Dia kemudian berjalan ke kamar mandi. Membuka semua pakaiannya. Lalu mulai menyalakan kran shower dan menyirami air ke atas kepalanya.
Hai, aku Lukas.... Kamu siapa?
Ingatan Lukas tiba-tiba saja flashback ke peristiwa 20 tahun yang lalu.
Lukas.... tolongin aku...
Lukas mengepalkan tangannya yang menopang pada dinding kamar mandi. Seperti ada amarah yang sangat besar dan terpendam cukup lama. Rasa sakit yang sudah begitu lama dan tersimpan rapi di dalam benak dan sanubarinya.
" Aaaaaaa...!!!!" Teriak Lukas dalam sendirinya. Dia meluapkan semua kekesalannya dan amarahnya dengan berteriak keras meski tak akan pernah bisa merubah apa pun.
Selesai mandi, Lukas langsung memakai pakaian kantornya. Kemudian mengambil tas berisi laptopnya dan turun ke bawah.
Lukas membuka pintu rumah dan langsung melihat Nadhya. Nadhya yang baru saja menghantarkan David pergi bekerja masih berdiri di seberang jalan rumah Lukas. Mereka lalu saling pandang dalam waktu yang cukup lama. Sampai kemudian Nadhya berbalik dan masuk ke dalam rumahnya. Membuat perasaan yang sulit dimengerti oleh Lukas.
Dan setelah Nadhya masuk ke dalam rumahnya, Lukas juga langsung masuk ke dalam mobilnya. Namun tanpa Lukas ketahui, Nadhya melihat dirinya dari balik tirai jendela rumah.
Apa itu kamu? Lukas...
Setelah Lukas pergi, Nadhya lalu naik ke kamarnya. Dia kemudian membuka lemari pakaiannya. Mengeluarkan sesuatu dari balik pakaian-pakaian lama yang sudah jarang di pakai. Sesuatu yang berbentuk kotak kecil.
Nadhya duduk di tepi tempat tidur dan membuka kotak tersebut. Dia mengambil dua buah gelang yang terbuat dari tanaman Hanjeli. Nadhya tiba-tiba menutup matanya. Entah ada apa dengan gelang tersebut.
Nadhya kemudian menyimpan kembali gelang tersebut. Dan menyembunyikan lagi kotak tersebut ke balik pakaian-pakaian lama. Sepertinya, Nadhya tidak mau David tahu tentang kotak itu.
Sementara itu di Gedung Kejaksaan, Lukas masih berpusing-pusing dengan pekerjaannya yang tidak kelar-kelar. Dia lalu bersandar di kursi kerjanya dan menengadahkan kepalanya ke atas. Menutup matanya beberapa saat.
Tok Tok
"Ya masuk..." Lukas melihat ke arah pintu.
"Permisi pak. Ada yang mau bertemu."
"Siapa Put?" Tanya Lukas.
"Sayaaaangg...." Amanda masuk nyelonong ke dalam ruang kerja Lukas. Membuat dahi Putri bertaut merasa heran. Dia lalu meninggalkan Lukas dan Amanda berdua.
Lukas langsung bangun saat melihat kekasihnya itu datang tanpa memberi kabar padanya. Dia menghampiri Amanda yang berdiri seraya menenteng sesuatu.
"Kok nggak bilang-bilang kalau mau ke sini?" Tanya Lukas.
"Sengaja... Aku kan mau ngasih kamu surprise. Kamu udah makan belum? Aku bawa makan buat kamu..." Tunjuk Amanda pada rantang yang dia bawa.
"Kamu masak?" Tanya Lukas. Amanda mengangguk cepat seraya tersenyum lebar.
"Sejak kapan kamu bisa masak?" Lukas tertawa pelan. Lukas tahu persis kalau pacarnya itu tidak pintar masalah perdapuran.
"Kamu kok gitu sih ngomongnya. Aku udah usaha banget loh ini. Sebel deh..." Amanda cemberut.
"Ya udah... ya udah.. aku minta maaf ya...?" Lukas menepuk pelan pipi Amanda.
"Yuk makan...." Amanda langsung duduk dan membuka makanan yang ia bawa itu. Dia langsung memberikan sepiring kepada Lukas.
Lukas menyambut piring yang berisi makanan dengan rasa yang sulit untuk di jelaskan oleh lidah itu. Ya, biasanya tiap kali Amanda masak seringnya tidak enak. Kalau tidak asin ya.... rasanya nano-nano. Tapi Lukas selalu menghargai apa yang pacarnya itu berikan. Meski batinnya ingin menjerit karena menikmati makanan yang tidak ada nikmat-nikmatnya itu.
"Gimana? Enak...?" Tanya Amanda. Lukas terus mengunyah makanannya.
"Enak.... tapi..." Ucap Lukas namun berhenti begitu saja.
"Tapi kenapa Yang? Nggak enak ya?" Amanda mulai cemberut lagi.
"Nggak nggak... enak kok. Cuma besok-besok garamnya di kurangi dikit lagi ya... Kamu kayak orang minta kawin..." Ucap Lukas.
Amanda tiba-tiba saja diam. Raut wajahnya berubah datar dalam sekejap. Sepertinya kalimat Lukas sudah menyinggung hati gadis berambut panjang tersebut. Dan Lukas dengan cepat menyadari perubahan mimik wajah pacarnya pun langsung melihat kepada Amanda.
"Maaf ya... aku nggak bermaksud kayak gitu... aku... "
"Haaaaa.... " Amanda tiba-tiba saja menjerit histeris dan menangis. Membuat Lukas panik.
"Amanda.... hey... Kamu kenapa? Jangan teriak nanti orang dengar... " Belum selesai Lukas bicara, pintu ruangan di buka.
Putri melihat ke arah Lukas. Lukas langsung menaikkan kedua pundaknya tanda tidak mengerti. Putri hanya melihat mereka berdua. Lukas menyuruh Putri pergi dengan bahasa isyarat. Asistennya itu pun akhirnya menutup kembali pintu ruangan Lukas yang memang terhubung langsung dengan ruangan putri.
"Kamu emang minta kawin... " Ucap Amanda spontan. Membuat Lukas terdiam.
"Maksud kamu?" Lukas pura-pura tidak mengerti.
Amanda lalu menatap Lukas dengan tatapan penuh makna. Membuat sang Jaksa tak berkedip. Amanda lalu memegang wajah Lukas. Perlahan Amanda mendekatkan wajahnya kepada Lukas seperti ingin mencium pria tampan tersebut. Namun dengan cepat Lukas membuang wajahnya ke samping.
Lukas menghindari Amanda. Membuat perasaan Amanda hancur berkeping.
"E.. maaf Amanda, ini kantor..." Lukas lalu bangkit dan berjalan ke meja kerjanya.
"Kamu serius nggak sih sama hubungan kita?" Amanda lalu bangkit dengan raut wajah kesal.
"Aku serius Nda..." Ucap Lukas dengan raut wajah yang memang serius.
"Tapi kamu selalu menghindari setiap aku mau cium kamu, Lukas?" Nada bicara Amanda mulai meninggi.
"Ya... memang belum waktu nya aja..." Lukas berusaha membuat Amanda mengerti.
"Aku kan juga kepingin Lukas, di perlakukan kayak pacar orang-orang di luar sana.. Yang disayang-sayang. Dimanja-manja. Kayak perempuan-perempuan pada umumnya." Amanda mulai membandingkan hubungannya dan Lukas dengan hubungan orang lain.
Bagi Amanda hubungan dia dan Lukas terasa hambar dan gitu-gitu aja. Amanda menginginkan yang lebih dari yang selama ini sudah mereka lakukan. Kiss misalnya.
Lukas lalu berdiri dan kembali mendekati Amanda. Dia cukup mengerti apa yang dimaksud oleh kekasihnya itu. Dan sebagai laki-laki Lukas juga bukan pria yang tanpa nafsu. Namun...
"Menunjukkan rasa sayang, tidak selalu harus dengan Physical Touch, Amanda. Apa lagi kita belum menikah. Aku harap kamu mengerti aku..."
"Kamu jahat..." Ucap Amanda kesal.
Amanda menghentakkan kakinya dan pergi meninggalkan Lukas. Dia merasa jika harga dirinya sudah di cabik-cabik oleh Jaksa Penuntut Umum tersebut. Amanda benci dengan sikap dingin dan sok alim Lukas. Atau memang sebenarnya Amanda bukanlah wanita yang boleh mengecup bibir Lukas?
Apa dia impoten? (Monolog Amanda)
...🍁🍁🍁...
Nadhya sedang menyiram bunga di depan rumahnya. Dia memang sangat menyukai bunga. Terutama bunga mawar putih.
Sesaat kemudian mobil Lukas memasuki carport rumah. Pria lajang itu turun dan mengunci mobilnya. Sampai pandangannya tanpa sengaja melihat kepada Nadhya yang ada di seberang jalan. Istri orang itu senyum-senyum sendiri seraya melihat bunga-bunganya. Membuat senyum tipis juga muncul di bibir sang Jaksa. Kemudian Lukas masuk ke dalam rumahnya...
*Bersambung.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Cinta yang tulus tidak selalu di tunjukkan dengan sentuhan, karena menyentuh hatinya jauh lebih bermakna dari pada menyentuh tubuhnya - LV Edelweiss 🌹
mungkin dilingkungan dia udah biasa , tapi Lucas juga punya prinsip. harus banyak-banyak komunikasi.
David juga kayaknya sakit. harusnya berobat sebelum semua terlambat. atau emang jodoh mereka nggak panjang..🤭
masa lalu yang belum kelar
harusnya saling terbuka, ngobrol... dibicarakan baik baik saat David udah nggak emosi kyk gini... harus sering sering bicara dari hati ke hati ..