Qin Ruyue, seorang permaisuri yang setia dan penuh kasih, mengalami pengkhianatan paling menyakitkan. Kaisar yang pernah dia cintai dengan sepenuh hati, serta adik tirinya yang menjadi selir, bersekongkol untuk menjatuhkannya.
Setelah melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan, Qin Ruyue disiksa tanpa ampun dan akhirnya dibunuh dalam kesengsaraan yang mendalam.
Namun, takdir memberikan kesempatan kedua yang tak terduga. Qin Ruyue tiba-tiba terbangun, dan mendapati dirinya kembali ke masa tiga tahun yang lalu, Qin Ruyue bertekad untuk mengubah segalanya.
Tidak lagi menoleh ke arah suami yang pernah mengkhianatinya dan adik tirinya yang berkhianat, Qin Ruyue membuat keputusan yang mengejutkan seluruh istana.
Dia akan mengungkap rahasia gelap istana, membalikkan keadaan, dan merebut kembali nasibnya kali ini, dengan caranya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENGUNJUNGI KEDIAMAN ADIPATI
Qin Ruyue bangun pagi-pagi sekali, dia segera membersihkan diri dan berganti pakaian. Saat membuka kotak perhiasan, gadis itu sengaja memilih satu set yang di belikan oleh pangeran kesembilan.
"Nona, semua perhiasan ini terlihat baru dan sangat indah," ucap Li Mei, dia terlihat takjub dengan deretan perhiasan milik tuannya.
"Benarkah? Pangeran kesembilan sengaja membelikannya untukmu. Li Mei! Apakah aku terlihat cantik?" tanya Qin Ruyue.
Li Mei tersenyum lembut, "Tentu saja nona, anda sangat cantik, jika tidak, mana mungkin yang mulia pangeran ke-9 bersedia untuk menjadikan anda sebagai istrinya."
Mendengar jawaban Li Mei, Qin Ruyue tertawa. "Apa yang kamu tahu? Li Mei! Meskipun suamiku tidak memiliki banyak uang seperti pangeran yang lain, namun dia memperlakukanku dengan sangat baik, bahkan bersedia untuk mengeluarkan semua simpanannya, hanya untuk menyenangkan hatiku."
Chan Fan, orang kepercayaan pangeran kesembilan, tanpa sengaja mendengar pembicaraan kedua orang gadis itu, sudut bibirnya langsung berkedut.
'Jika yang mulia di anggap miskin, maka pangeran yang lain hanyalah pengemis. Putri, seandainya anda tahu, 70% perdagangan di seluruh Dayan adalah miliknya, aku tidak tahu, reaksi seperti apa yang akan anda tunjukkan!'
Chan Fan tidak berkata-kata, dia berjalan dengan santai menuju ruang kerja pangeran kesembilan sambil membawa sebuah gulungan. Banyak hal yang harus mereka selesaikan dengan cepat, agar tidak membuat kehidupan Qin Ruyue menjadi buruk.
"Yang mulia!" panggil Chan Fan sambil mengetuk pintu.
Pangeran kesembilan menjawabnya dari dalam. "Masuklah!"
Chan Fan membuka pintu, dia segera melangkahkan kakinya menuju meja kerja pangeran ke-9, kemudian menyerahkan gulungan itu dengan sangat hormat. ''Yang mulia, ini yang anda minta."
Mu Ruochen mengangguk, dia mengambil gulungan itu kemudian membacanya. "Ternyata seperti itu! Pantas saja dia terlihat sangat membenci saudara ketiga dan juga Qin Yanran."
"Chan Fan, dimana istriku? Apakah dia sudah selesai berdandan?" tanya pangeran ke-9.
"Yang mulia, permaisuri putri akan segera keluar dari kamarnya." jawab Chan Fan dengan hormat.
Pangeran ke-9 menganggukkan kepala, dia segera berdiri, kemudian berjalan menuju pintu keluar, namun tak lama kemudian dia berbalik dan menatap ke arah Chan Fan.
"Pergi ke paviliun mingyue, pilih dua orang pria cakap untuk melindungi permaisuri putri. Ingatlah agar mereka tidak muncul secara tiba-tiba, kecuali ada sesuatu yang mengancam nyawa. Aku tidak ingin istriku merasa takut!" ucap Mu Ruochen, Chan Fan menganggukan kepalanya.
"Yang mulia, tuan putri akan segera sampai di halaman!" ucap salah seorang prajurit yang berjaga di depan ruang kerja pangeran kesembilan.
"Aku tahu," jawab pemuda itu sambil bergegas keluar, dia memerintahkan dua orang prajurit untuk memeriksa kembali hadiah yang dikirim untuk keluarga Adipati.
"Yang mulia, semua hadiah ini sangat berharga, mertua anda pasti akan sangat menyukainya." ucap salah seorang prajurit sambil menutup kotak hadiah.
Pangeran kesembilan tidak bereaksi, baginya semua hadiah itu tidak berarti apa-apa, dia memiliki jumlah kekayaan yang jauh lebih besar di bandingkan istana kekaisaran.
"Salam yang mulia," ucap Qin Ruyue dan Li Mei sambil membungkuk hormat.
Mu Ruochen menganggukkan kepala, dia segera membantu gadis itu untuk masuk ke dalam kereta.
"Ada apa?" tanya pangeran kesembilan, dia merasa sedikit aneh dengan ekspresi wajah istrinya.
"Tidak apa-apa, hanya saja aku merasa ini terlalu berlebihan, istana anda bahkan tidak memiliki banyak barang, namun bersedia untuk mengeluarkan begitu banyak uang hanya untuk menghormati kedua orang tuaku.' jawab Qin Ruyue.
"Jangan khawatir, meskipun aku bukanlah seorang pangeran yang kaya, tapi aku tahu bahwa seorang gadis yang telah menikah akan merasa sangat bangga, ketika membawa banyak hadiah untuk menghormati kedua orang tuanya." jawab pangeran kesembilan sambil menatap wajah istrinya.
Qin Ruyue mengangguk, "Yang mulia, anda sangat pengertian. Yue'er merasa tidak enak hati."
Pangeran kesembilan tersenyum kecut, "Jangan membahas masalah ini lagi, adik tirimu juga pasti akan membawa banyak barang dari istana pangeran ketiga. Aku tidak bisa membuatmu malu di depan keluarga besar."
Qin Ruyue tersenyum manis, "Ternyata suamiku sangat perhatian, aku akan merayakannya saat kembali ke istana."
Pangeran kesembilan hanya menggelengkan kepala, mendengar kata-kata yang keluar dari mulut istrinya itu.
"Aku hampir saja melupakan sesuatu, tadi malam, anda menerima begitu banyak tamu. Mungkinkah permaisuri telah mengirimkan selir?" tanya Qin Ruyue.
Mata pangeran kesembilan langsung melotot, "Kamu idiot berkepala besar! Apa yang kamu pikirkan? Selir? Meskipun pangeran ini tidak mungkin untuk menolaknya, namun bukan berarti bisa melewati pintu dengan mudah!"
Qin Ruyue tersenyum tipis, "Yang mulia, anda seorang pangeran yang bermartabat. Bagaimana bisa berbicara sekasar itu?"
Pangeran kesembilan mendengus, "Hentikan omong kosong!"
Qin Ruyue memalingkan wajahnya, dia membuka tirai kereta, merasakan udara sejuk menerpa wajahnya.
'Sikapnya selalu saja berubah-ubah, aku tidak tahu apa yang salah dengan otaknya! Padahal tadi dia bersikap begitu manis, tapi setelah aku mengatakan tentang selir, dia berubah menjadi serigala jantan! Huh!'
Kereta akhirnya sampai di depan kediaman Adipati, pangeran kesembilan turun, kemudian mengulurkan tangannya, membantu Qin Ruyue untuk keluar dari kereta.
"Salam yang mulia!" ucap Adipati Zhenbai dan nyonya Zhi sambil berjalan ke arah anak menantunya.
Pangeran kesembilan tersenyum, dia menjawab dengan nada yang berwibawa. "Lupakan formalitas!"
"Ayah! Ibu! Aku pulang," ucap Qin Ruyue sambil menganggukkan kepalanya.
Adipati Zhenbai dan nyonya Zhi tersenyum manis, keduanya telah berdiri sejak tadi di depan rumah untuk menyambut kembalinya sang putri.
"Sangat bagus! Cepat masuk! Kalian pasti sangat lelah!" ucap nyonya Zhi dengan sangat ramah.
"Masuklah! Ayah masih harus menunggu adikmu!" ucap Adipati Zhenbai, dia tidak ingin di pandang sebagai ayah yang pilih kasih, meskipun telah melihat dua peti besar hadiah di bawa oleh anak dan menantu tertuanya.
Qin Ruyue mengangguk, dia mengajak pangeran kesembilan masuk ke aula tengah. Sementara selir Hong terlihat mengintip di balik dinding, sejak terkena penyakit gatal, dia tidak di ijinkan untuk berkeliaran sesuka hati di dalam kediaman tersebut.
"Minum selagi hangat, ayahmu mendapatkan hadiah teh yang sangat mahal dari rekannya!" ucap nyonya Zhi, dia mengedipkan mata ke arah para pelayan agar menjamu Qin Ruyue dan pangeran kesembilan.
Qin Ruyue mengangguk, "Terima kasih banyak ibu, anda tetap yang terbaik."
Nyonya Zhi tersenyum hangat, "Maka Yue'er juga tidak boleh melupakan keluarganya, meskipun sudah menikah dan memiliki status sebagai permaisuri putri."
"Umm! Aku tahu ibu, anda jangan khawatir." ucap Qin Ruyue.
Hampir satu jam Adipati Zhenbai berdiri di depan rumah, namun belum ada tanda-tanda kedatangan Qin Yanran, hingga membuat wajah pria itu langsung menghitam.
'Anak yang tidak berbakti ini, dia bahkan tidak ingin mengunjungi orang tuanya setelah menikah!'