Bagaimana jika pernikahan mu tak di landasi rasa cinta?
Begitu lah kisah cinta yang membuat tiga keturunan Collins, Hadiadmaja menjadi begitu rumit.
Kisah cinta yang melibatkan satu keluarga, hingga menuntut salah satu dari kedua putri Hadiadmaja memilih pergi untuk mengalah.
" "Kau sudah melihat semuanya kan? jadi mari bercerai!"
Deg.
Sontak Hati Gladisa semakin perih mendengar semua cibiran yang dikatakan suaminya yang saat ini tengah berdiri di hadapannya itu. Siapa sangka, Adik yang selama ini besar bersama dengan dirinya dengan tega menusuknya dari belakang hingga berusaha untuk terus merebut perhatian semua orang darinya.
"Clara, Katakan ini Semua hanya kebohongan kan? ini kau sedang mengerjakan aku kan Ra??" mesti sakit, tapi Gladis masih terus mencoba berfikir positif jika ini semua hanyalah imajinasinya atau hanya khayalan.
Clara berjalan mendekat lalu tanpa aba-aba Clara nampak mencengkeram kuat Dagu kakaknya sendiri dengan gerakan yang cukup kasar me
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akal licik Clara
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Gladys buru-buru pergi dari tempat itu, ia tidak mau karyawan perusahaan sang suami tau tentang kejadian yang tengah menjadi pembahasan hangat di kantor mereka.
Tak hanya Gladys, tuan Aiden pun juga ikut terkejut. namun, dengan cepat ia meminta asisten Hans untuk membereskan semuanya.
Mulai dari meng take down vidio dan foto yang sudah terlanjur menjadi konsumsi seluruh karyawan.
Beruntung setelahnya itu berita mulai mereda, berkat kerja keras asisten Hans yang memang selalu bisa di andalkan.
"Cepat panggil anak bodoh itu untuk segera pulang setelah pekerjaannya selsai. dan tanyakan apakah dia tau jika Clara mengambil dan memposting foto dan Vidio mereka ke media sosial?? " Ucap Tuan Aiden, di sela-sela kegiatannya menyelesaikan pekerjaannya.
"sudah tuan."
Sontak tuan Aiden, meletakkan penanya dan langsung mengangkat wajahnya menatap Hans. "Kapan dan bagaimana?" Tanyanya dengan ekspresi wajah penuh ketegangan.
"Nona Clara sendiri tentunya." Ucap Hans sembari tersenyum miring.
"kau yakin? jangan menuduh tanpa bukti. jelas-jelas nomor yang mengirim vidio itu bukan nomer Clara."
Baru kali ini tuan Aiden ragu dengan hasil kerja tangan kanannya itu.
Hans melihat jelas keraguan di mata atasannya akhirnya mengeluarkan tab dari saku jasnya. ia memperlihatkan nomor ponsel yang mengirim gambar dan vidio itu milik Clara yang baru.
Yang membuat itu aneh adalah, pada saat kejadian itu keduanya memang sedang menjalankan tugas mereka sebagai rekan bisnis. namun, kenapa Clara sampai nekat mengirimkan foto dan vidio mereka ke media sosial sebagai ajang pamer.
Asisten Hans yakin jika memang Clara memiliki tujuan yang kurang baik hingga melakukan hal ceroboh itu.
Ia yakin setelah ini pun, Clara juga tidak akan merasa bersalah sama sekali sudah membuat keributan di dalam keluarganya. karena memang ini lah tujuan utamanya kembali dari Singapura, yaitu untuk menghancurkan kakaknya sendiri.
Bukankah itu hanya alibi untuk menutupi kesengajaan? begitulah pikir asisten Hans.
Brak
Suara gebrakan mengiringi tuan Aiden yang sudah berdiri dari duduknya dengan tangan yang terkenal kuat.
"Dasar anak tidak tau diri. sudah di beri hati malah minta jantung. sudah aku duga jika wanita itu akan melakukan trik licik untuk mendapatkan semua yang di inginkannya,"
"Tapi tenang saja tuan, sepertinya apa yang terjadi di dalam Vidio itu tidak sepenuhnya benar karena kebetulan asisten yuda juga ada di sana. saya juga sudah mengcopy Vidio sebenarnya dari CCTV dan blow up ulang vidio kejadian yang sebenarnya, di mana di sana mereka juga tidak hanya berdua namun juga ada asisten Yuda dan juga investor kita."
"Bagus, Clara memang harus di beri pelajaran! aku tidak yakin jika Clara benar-benar berubah seperti apa yang ia perlihatkan di depan kita. kita harus lebih waspada kepada wanita licik itu, jangan sampai kemunculannya bisa menghancurkan hati menantuku."
Kata-kata tuan Aiden seolah mewakili isi hati Gladys saat ini. Wanita malang itu tengah berusaha keras untuk menata hatinya setelah melihat Vidio dan foto yang tersebar di grub chat perusahaan.
Dret dret
Ponsel Nathan berbunyi. ternyata asisten Hans yang tengah berusaha untuk menghubunginya.
Nathan yang baru saja selesai meeting pun di buat kesal karena asisten ayahnya itu sejak tadi terus mencoba menghubunginya.
"Ya halo."
"Cepat kembali ke Surabaya!!."
Nathan sampai menjauhkan ponsel itu dari telinganya karena terkejut.
Suara teriakan itu begitu familiar di telinga Nathan, ternyata bukan asisten Hans yang menghubunginya sejak tadi. namun, ayahnya yang memakai ponsel sekretaris pribadinya itu untuk menghubunginya dirinya.
"Dad, ada apa?"
Tanyanya dengan nada setenang mungkin agar sang daddy tak semakin murka padanya. jujur ia belum tau soal foto dan vidio itu mengingat ia belum sempat membuka ponselnya karena sibuk menemui rekan bisnisnya.
"kau buta dan tuli ya? lihat ponselmu dan buka chat yang ada di dalamnya! lihat, apa yang sudah kau lakukan? jangan sampai gara-gara ini, Gladys jadi salah paham."
"What? ada apa? dad, tolong jelaskan??"
Namun, sayang nya panggilan telepon nya keburu di matikan oleh sang ayah, sebelum Nathan selesai mempertanyakan apa kesalahannya kali ini.
Nathan menjauhkan ponsel itu, lalu menatapnya nanar.
Tak berselang lama, tiba-tiba asisten Yuda datang mendekat kepadanya dengan ekspresi wajah panik.
"Tuan, coba lihat ini!" Ucapnya sembari menunjukkan pesan yang ada di ponselnya.
Ternyata Yuda sempat lebih dulu membuka chat dari tuan Aiden untuknya. disana tua Aiden mempertanyakan di mana keberadaan mereka dan menyuruhnya membuka chat grub perusahaan.
"Kalian di mana? apa kalian tidak bisa lebih berhati-hati saat bekerja? coba lihat dan jelaskan padaku setelah ini!!
isi tulisan pesan yang di kirim tuan Aiden pada ponsel Yuda.
"Memangnya ada apa?" Tanya Nathan yang mulai bingung. Yuda tak menjelaskan secara detail karena sebenarnya yuda sendiri tak mengerti kenapa tuan Aiden memintanya membuka grub chat perusahaan.
Setelah ia buka, ia tak mendapati apapun karena semua foto dan Vidio yang sempat di update oleh Clara sudah hilang tak berbekas setelah dihapus total oleh anak buah asisten Hans.
Hal itu malah semakin membuat Yuda dan Nathan bingung. kenapa tiba-tiba Ayahnya menghubunginya dengan marah-marah dan memintanya untuk segera kembali ke Surabaya.
"Lebih baik aku hubungi daddy saja!" Ucap Nathan sembari mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana.
"Ada apa?" Tanya Clara , yang baru saja tiba setelah pamit ke toilet. sehingga, ia tidak tau apa yang di bicarakan keduanya sampai berwajah muram seperti itu.
Ia kira jika terjadi masalah dengan kesepakatan kerja yang baru saja di tandatangani perusahaan Collins dan rekan kerja mereka sehingga wajah Yuda dan Nathan nampak begitu panik.
Mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Clara, membuat Yuda langsung menoleh ke arahnya dengan sorot mata yang begitu tajam.
"Cih, lucu sekali. Saya kira anda tau alasannya di balik semua ini." Ucap Yuda seolah melemparkan sindiran telak Pada Clara.
"Apa maksud mu? Alasan apa? aku bahkan tidak tau apa yang terjadi." Ucapnya seolah lupa dengan perbuatannya mengirim vidio dan foto nya dengan Nathan secara sengaja pada saat di toilet tadi.
Ya, tadi Clara ijin ke toilet kepada Nathan dan Yuda, pada saat ketiganya melakukan Meeting. ternyata itu hanya alibi Clara saja. Namun, pamitnya ke toilet itu malah ia manfaatkan untuk sengaja mengirim foto dan Vidio itu ke media sosialnya hanya untuk membuat berita miring dan berakhir media akan menggorengnya hingga mencari tau siapa pria yang ada di Vidio itu.
Jika saja Asisten Hans tak langsung menyadarinya, bisa di pastikan jika berita heboh itu akan tersebar ke luar grub perusahaan.