Tak Ingin Di Madu

Tak Ingin Di Madu

Kembalinya sang pelakor

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ditemani rintik hujan, hingga kilat yang beberapa kali menyambar, seorang wanita cantik tenggelam dalam lamunannya yang cukup panjang. Ia berjalan di koridor rumah sakit dengan tatapan mata kosong, membayangkan bagaimana nasibnya ke depannya.

  "Selamat nona, Anda sedang mengandung, usia kandungan kurang lebih lima minggu. Tolong dijaga kesehatannya, agar janin anda sehat dan berkembang dengan normal." Ucap sang dokter seraya membantu Gladys untuk merubah posisinya menjadi duduk.

  "Hamil?!" Gladys kaget sekaligus senang, ia tak dapat mempercayainya setelah satu tahun ia menunggu kabar itu.

  "Mulai sekarang datanglah setiap bulan untuk pemeriksaan rutin. Oh iya, di mana suami anda?"

  Gladys tidak menjawab pertanyaan dokter itu dan segera pergi setelah mengucapkan terima kasih. Dan sekarang, perkataan sang dokter tadi terus berputar-putar di telinga Gladys saat ini.

  "Bagaimana nasib bayiku? Nathan... Nathan tidak mungkin menerima kami," pikir Gladys sambil berjalan ke lobby rumah sakit.

  Sejak awal Nathan memang mengatakan akan membuat dirinya, tenggelam di tengah neraka jika tetap nekat ingin menikahi dirinya.

  "Dengarkan aku baik-baik!! kita menikah karena dijodohkan, jadi jangan berharap terlalu banyak! Karena kau masih saja memaksa untuk melanjutkan semua ini, maka terimalah jika hidupmu akan aku buat seperti di dalam neraka!" Ucap Pria tampan itu seraya melepaskan cengkeramannya.

  Mereka sebenarnya masih ada hubungan saudara. Ayah Gladys dan ayahnya Nathan adalah saudara sepupu. Itulah mereka terikat dalam perjodohan antar keluarga.

  Gladys memang tertarik dengan Nathan sejak dulu, tapi wanita itu tidak bisa mengungkapkan perasaannya dengan mudah. Nathan juga bersikap dingin padanya. Bahkan walaupun mereka sering berhubungan badan, Nathan selalu menyuruhnya meminum pil KB.

  "Ku sarankan padamu, cepatlah pasang alat kontrasepsi atau minum pil saja setelah ini! aku tidak sudi jika harus memiliki anak dari wanita seperti dirimu yang manipulatif." Tuturnya dengan sarkas

  Seperti itulah satu tahun hubungan mereka, tak ada perkembangan yang berarti. Gladys tidak tahu apa yang membuat Nathan membencinya dan malam memilih Clara, adiknya. Padahal, Gladys tidak pernah merasa melakukan kesalahan pada pria itu

  "Bagaimana ini? Bagaimana Aku bisa merawatnya?" gumam Gladys dengan isak tangis yang tidak pernah reda sejak keluar dari rumah sakit, di mana dirinya memeriksa dirinya.

   Kini ia berjalan kembali ke tempatnya bekerja sebelum Nathan mencurigai kepergiannya yang terlalu lama.

  Tin tin

     Tak berselang lama terdengar suara klakson mobil tak jauh dari tempatnya berdiri. Gladys mengangkat kepala, dan tersenyum melihat mobil suaminya datang menjemput.

  Namun, ketika berpikir suaminya yang datang, ia malah melihat seorang pria keluar dari sana dengan membawa payung di tangannya. Itu bukan suaminya, melainkan Yuda, yang berprofesi sebagai asisten pribadi Nathaniel Collins suami dari Gladys Hadiatmaja.

   ''Tapi... mungkin saja Nathan ada di dalam," batin Gladys mencoba menyemangati diri sendiri.

  "Nona, kenapa tidak menghubungi saya setelah selesai?" tanya Yuda.

  "Oh, aku hanya ingin berjalan-jalan," Sontak Gladys menengok ke dalam mobil tapi ia tidak menemukan orang lain di sana. "Apa kau datang sendiri?" tanyanya sembari menoleh ke arah Yuda

  "Ya, nona, Mari saya bantu!" Yuda membantu Gladys untuk masuk ke mobil.

  Wanita itu nampak kecewa setelah mengecek mobil ternyata suaminya tak ada di sana.

  "Maaf, Nona. Tuan Nathan sedang meeting hingga saya sendirian saat ini." Ucapnya dengan berbohong.

  Setelah memastikan Nyonya mudanya sudah aman di dalam mobil, Yuda memutuskan untuk menawarkan mengantarkannya ke taman atau ke Mall. Ia tidak bisa mengantarkan nyonya muda ini langsung ke rumah, atau semuanya akan menjadi kacau.

  "Nona, apa anda ingin saya antar ke Mall atau taman terdekat? siapa tau anda butuh hiburan!" tawar Yuda

  "Tidak apa-apa, Yud. Aku ingin pulang saja. Aku khawatir Kak Nathan akan marah jika aku datang ke sana," Jawab Gladys memastikan jika tidak apa-apa dirinya ke sana.

  Yuda tersenyum kecut, Ia bingung harus berkata apa jika sebenarnya ia sudah berbohong pada Nyonya Gladys tentang kebenaran Tuannya selama ini. Ia merasa begitu berdosa karena mendukung kegiatan gila yang dilakukan Tuannya di belakang istrinya selama ini.

  Tak berselang lama, mobil yang di kendarai keduanya sudah sampai di depan depan kediaman Collins. Namun Tak sengaja Yuda melihat nona mudanya malah sibuk melamun hingga pada akhirnya ia berusaha untuk menyadarkannya.

  "Nona, kita sudah sampai, silahkan turun terlebih dahulu?" Ucap Yuda setelah membukakan pintu Gladys.

  "Terima kasih, Yud," Ucap gadis dengan senyum tidak pernah luntur dari bibirnya yang berwarna merah muda.

  Akhirnya Gladys keluar, ia berjalan ingin masuk masuk ke dalam Rumahnya terbuka pandangan matanya langsung membuatnya membeku.

Rumah yang tadinya sepi saat ia tinggal, kini begitu ramai dengan orang-orang yang nampak sibuk berlalu lalang menuju ke arah taman.

    "Masuklah Nona! semua orang sudah menunggu anda." Ucap Yuda seolah bisa membaca kebingungan Gladys saat ini.

    "Menungguku? untuk apa? Acara apa ini?" Gladys kembali menoleh ke arah Yuda dengan wajah bingung.

     "Apa anda benar-benar lupa? Hari ini Nona Clara kembali, Adik anda sudah kembali dari Amerika."

Deg

Bak Tersambar petir, Gladys terkejut sekaligus Bingung. ia bagai orang linglung yang tak bisa mengekspresikan perasaannya sendiri karena ia bingung harus senang atau sedih dengan kepulangan Clara ke Indonesia.

Adik yang selama ini memilih pergi karena patah hati melihatnya menikahi Nathaniel, yang nota bene adalah pria yang di cintainya yang tak lain adalah kakak sepupu mereka sendiri sekaligus tunangan Gladys.

Tanpa banyak bicara, Lalu Gladys memilih untuk berbalik sembari menatap sekeliling rumahnya dengan perasaan sendu.

Dari lantai dua kediaman Collins, ternyata Clara tengah menatapnya dengan tersenyum sinis. Kini ia harus kembali bermain peran menjadi wanita anggun demi bisa membuat keluarganya tak curiga jika dirinya masih menyimpan hati kepada kakak iparnya sendiri.

     "Sayang, sepetinya istri lugu mu itu cukup pintar dalam memperbaiki penampilannya. aku tidak menyangka jika kakakku itu bisa berpenampilan sedikit modis. Sepertinya ia benar-benar ingin menggapai cintamu!" Ucap Clara yang tengah asik menggoyang-goyangkan gelas Wine yang sejak tadi ia pegang.

  "Stop bicara omong kosong Clara, tidak usah membahas wanita itu lagi!" sentak Nathan, lalu ia mengambil gelas wine dari tangan Clara dan langsung membuang isinya ke dalam tong sampah yang ada di dekatnya.

  "Oh ya ampun, kau ini tidak asik." Sindir gadis itu seraya berjalan keluar menemui keluarganya yang sudah berkumpul.

Banyak sekali kolega bisnis dan keluarga yang sudah datang pada acara penyambutan kepulangan Clara malam ini dan hanya Gladys yang tidak mengetahuinya, atau lebih tepatnya lupa.

Nathan menatap datar kepergian Clara,hingga tubuh wanita itu menghilang dari balik tangga. Namun itu hanya sepersekian detik karena ia kini Beralih untuk melihat apa benar yang di katakan Clara, jika Gladys sudah mulai berubah. karena sejujurnya selama ini ia tak berniat sedikit pun untuk ingin tau tentang istrinya itu.

Terpopuler

Comments

Endang Supriati

Endang Supriati

harammmmm hukumnya nikah antar sepupu dr garis bpk.
klu dr yg lski2 dr garis bpk dan yg perempuan dr garis ibu.
itu msh satu darah apalagi adik kakak.
tdk pernah baca buku kesehatan ya.

2024-09-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!