Berawal dari sahabatnya yang fans sekali dengan seorang Gus muda hingga mengadakan seminar yang akan diisi oleh Gus yang sedang viral dikalangan muda mudi itu.
Dari seminar itulah, Annisa menemukan sosok yang selama ini dikagumi oleh banyak orang salah satunya Bunga, sahabatnya sendiri.
Awalnya, menolak untuk menganggumi tapi berakhir dengan menjilat air ludah sendiri dan itu artinya Annisa harus bersaing dengan sahabatnya yang juga mengagumi Gus muda itu.
Lantas gus muda itu akan berakhir bersama Annisa atau Bunga?
Ketika hati telah memilih siapa yang dia cintai tapi takdir Allah lebih tau siapa yang pantas menjadi pemilik sesungguhnya.
Aku mencintai dia, sedangkan dia sudah bertemu dengan takdir cintanya dan aku masih saja menyimpan namanya didalam hati tanpa tau bagaimana cara untuk menghapus nama itu.
Bukan hanya aku yang mengejar cinta, tapi ada seseorang yang juga tengah mengejar cinta Allah untuk mendapatkan takdir cinta terbaik dari yang maha cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebuah Kata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan
"Bagaimana para saksi, sah?" tanya penghulu.
"Sah" jawab semua orang setelah ijab qobul dibacakan oleh Bisma.
Usai menandatangani buku pernikahan dan pemasangan cincin serta mendengarkan sepatah dua patah nasehat dari penghulu kini Annisa dan Bisma resmi menjadi pasangan yang halal.
Lihatlah, senyum diwajah keduanya tak pernah hilang sakin bahagianya mereka. Mereka berdua terlihat seperti raja dan ratu yang sangat serasi.
Di hotel mewah yang telah didesain seindah mungkin dengan nuansa kerajaan membuat semua mata tabjuk akan tema pernikahan yang digelar oleh keluarga Andre Andrison ditambah raja dan ratu sehari mereka sangat serasi jika dilihat.
Semua tamu yang datang tak lupa memberikan selamat dan doa terbaik mereka, "Sayang, kalau cape kita boleh izin ke kamar kok." bisik Bisma saat melihat istrinya menghela nafas lelah.
Annisa menggeleng, "Aku cape tapi gak enak kalau harus istirahat duluan, mana acara belum selesai lagi." keluhnya.
Bisma menuntun Annisa duduk, "Gak papa, ini acara tambahan aja, kita udah bisa izin istirahat duluan kok." ajak Bisma meyakinkan.
"Kita tunggu sampai selesai aja ya, aku segan kalau izin duluan."
"Kamu yakin? Itu wajah kamu udah pucet loh."
Annisa mengangguk, "Iya sayang, udah kita disini aja, lagian kita duduk doang." ucapnya meyakinkan.
Acara pernikahan selesai jam tujuh malam dengan semua anggota keluarga yang ada memutuskan kembali ke kamar tidur untuk istirahat sebelum besok pagi harus meninggalkan hotel.
Annisa dan Bisma pamit pada kedua orangtuanya ada papi mami Bisma dan Ayah Ibu Annisa yang sedang bercengkrama, "Pi Mi, Yah Bu, kami pamit ke kamar ya, cape soalnya." ucap Bisma sedangkan Annisa hanya merespon dengan anggukan jangan lupakan jika tangan Annisa masih digenggam oleh Bisma.
Andre tersenyum jahil menggoda pengantin baru itu, "Udah minum teh telur belum?" tanya Andre membuat yang lain menahan tawa sedangkan Bisma melirik istrinya yang juga terheran.
"Kamu suka teh telur?" tanya Bisma tak mengerti ucapan sang papi.
Annisa menggeleng, "Cha, kalau cape langsung tidur aja ya, gak usah mikirin Bisma, nanti makin cape kalau harus ngelayanin Bisma." sahut Dian kembali membuat semua orang susah payah menahan tawa mereka saat melihat raut wajah Bisma yang sudah berubah merah sedangkan Annisa masih heran dan mencoba mencerna maksud dari semua ini.
"Udah yang, mending kita ke kamar, lama-lama disini bisa bikin aku gila." Bisma menarik tangan istrinya menuju kamar yang memang sudah dipersiapkan untuk mereka namu baru beberapa langkah suara ibu Annisa mengintruksi mereka.
"Cha, baju ganti kamu udah ibu sama mami Dian siapkan di atas kasur, dipake ya." ucap ibunya yang hanya dibalas dengan anggukan oleh gadis itu. Annisa memang polos dan tak pernah berpikir negatif terhadap siapapun.
Bisma terus saja menggenggam jemari Annisa dan tak mau melepasnya. Ada rasa gugup yang Annisa rasakan sekarang dan itu hanya wanita yang tau bagaimana perasaan nya saat ini.
Emangnya habis nikah malamnya ngapain?
Ya buka kado lah, ngapain lagi coba.
Mereka sudah sampai didalam kamar, Annisa langsung menduduki badan didepan cermin, dirinya hendak membuka hijab yang dibantu oleh Bisma. Saat semua pentul sudah lepas dan tinggal melepaskan hijab agar rambutnya terlihat, Bisma menghentikan tangannya.
Annisa mendogak melihat suaminya, "Kenapa sayang?" tanyanya.
Bisma tersenyum, "Aku belum pernah melihat rambutmu, apakah aku boleh melihatnya?" tanya Bisma ragu.
Annisa tersenyum dan mengangguk, "Aku udah sah jadi istri kamu, jadi apapun yang kamu minta selagi itu baik aku akan kasih termasuk mau lihat rambut aku." balas Annisa sembari membuka hijabnya dan menampilkan rambut miliknya yang diikat dan berwarna coklat tua, warna asli bukan bigen.
Bisma tersenyum lalu mengecup kepala Annisa, "Masya Allah cantik," puji Bisma yang membuat Annisa tersipu malu.
Annisa berjalan menuju ranjang dan mengambil baju yang sudah disiapkan oelh orang tua mereka, "Sayang, aku ke kamar mandi dulu ya." Annisa meraih baju bewarnah hitam itu menuju kamar mandi dengan Bisma yang kini sudah merebahkan badannya diatas kasur dengan balutan kaos putih yang mencetak body badannya yang kekar.
Cowok mah gak ribet, yang ribet hanya cewek.
"Sayaaanggg," teriak Annisa dari dalam.kamar mandi membuat Bisma bangkit dari rebahannya dan menghampiri kamar mandi.
"Kenapa yang? Kok teriak?" tanya Bisma dari luar.
"Bajunya jelek, aku gak mau make, aku boleh pake baju kamu aja gak?"
Bisma menyergit heran namun tak membuang waktu, Bisma mengambil baju kaos bewarna hitam miliknya, "Ini yang," Annisa mengambil baju yang Bisma berikan dan memakainya.
Sepertinya ini lebih baik daripada baju yang ibu dan maminya siapkan. Annisa keluar dengan baju Bisma yang kebesaran dibadannya, "Kenapa teriak-teriak?" tanya Bisma lembut saat sang istri telah berdiri dihadapannya dengan bibir dimajukan kedepan.
Annisa menyodorkan baju bewarna hitam yang tidak jadi dipakainya, Bisma menerima baju itu heran dan membuka baju itu, matanya melotot saat melihat bentuk baju kurang bahan itu, "I-ibu sama mami yang kasih, itu kan haram buat dipakai." ucapnya dengan suara serak hendak menangis.
Bisma meraih badan mungil istrinya dan membawanya kedalam pelukan, "Ini haram kalau dipakai, kamu benar." balas Bisma sembari mengelus rambut istrinya.
Annisa mendogak melihat suaminya, "Iya haram, masa aku make itu."
"Haram kalau dipakai didepan orang lain tapi halal dan berpahala kalau dipakai depan suami." lanjut Bisma membuat Annisa melepaskan pelukannya.
"M-maksud kamu?" tanyanya polos.
Bisma menyimpan baju itu kedalam lemari, "Ayok tidur!" ajak Bisma dan tak ingin membahas perihal baju dinas itu.
Annisa dan Bisma mengambil posisi nyaman dengan tangan Bisma menjadi bantal untuk kepala Annisa sedangkan tangan Annisa memeluk pinggang ramping suaminya. Mereka tertidur lelap karena rasa lelah yang amat menyiksa badan.
Suara adzan memenuhi seantero kota, kedua mata Bisma terbuka saat mendengar panggilan sang pencipta, namun pria itu masih belum bisa bergerak karena sang istri memeluknya erat.
Bisma tersenyum sambil mengucapkan syukur dalam hati karena nikmat yang Allah berikan sungguh diluar harapan Bisma. Pria itu bahagia dengan hidupnya saat ini.
Melihat ada pergerakan dari Annisa dengan cepat Bisma memejamkan mata, seolah masih tertidur. Annisa membuka matanya dan duduk menghadap Bisma.
Gadis itu tersenyum saat melihat wajah tampan suaminya, Annisa mengelus pipi mulus Bisma, "Tampannya suami aku," lirihnya.
Cup
Annisa mengecup dahi Bisma yang membuat Bisma sesak nafas karenanya tapi pria itu masih enggan membuka mata, "Sayang, bangun! Udah subuh loh, ayuk shalat!" kali ini Annisa menggoyakan bahu suaminya pelan tapi Bisma masih pura-pura tidur.
Annisa menghela nafas lelah, "Ish, dasar kebo." kesalnya dan hendak turun dari kasur. Dirinya memilih untuk mengambil wudhu terlebih dahulu namun baru saja hendak turun tangannya ditarik Bisma membuat Annisa jatuh diatas dada bidang suaminya itu.
Mata mereka saling menatap, tidak ada lagi dosa diantara mereka saat ini. Annisa menelusuri mata indah milik suaminya begitupun dengan Bisma hingga satu kecupan mendarat dibibir Annisa yang membuat gadis itu membeku.
Cup
"Aku tampan ya?" godanya sedangkan yang digoda hanya menunduk malu.
"Kenapa nunduk, aku disini loh."
Annisa memukul dada Bisma, "Lepasin aku, aku mau wudhu." elaknya.
"Jawab dulu sayang, aku tampan gak?"
"Dikit."
Bisma menaikan satu alisnya, "Dikit? Kalau tampannya dikit aja udah dicium apalagi banyak, wah gak kebayang aku diapain sama kamu." usil Bisma kembali membuat Annisa malu.
"Ish, kamu gak tidur? Kamu ngerjain aku?" kesalnya sambil membenamkan kepala didada bidang suaminya membuat Bisma tertawa puas.
"Hahaha, kenapa malu, kalau mau cium ya cium aja itu hak kamu kok. Mau lagi gak?" tanya Bisma membuat bulu kuduk Annisa berdiri.
"Ish mesum, udah ah, aku mau shalat dulu, awas kamu." kesalnya dan berlalu pergi meninggalkan Bisma yang masih tertawa puas melihat wajah malu sang istri.
Menikah dengan orang yang mencintai kita ternyata sebahagia ini ya, batin Annisa.
Benar, cinta untuk Bisma sudah tumbuh disaat mereka selalu bersama.