Tampan, mapan dan populer rupanya tidak cukup bagi sebagian perempuan. Vijendra sendiri yang menjadi objek dari ketidak syukuran pacarnya, atau mungkin bisa disebut mantan pacar. Ia memilih mengakhiri semuanya saat mendapati perempuan yang ia kasihi selama 3 tahun lamanya sedang beradu kasih dengan laki-laki lain.
Cantik, berprestasi dan setia juga sepertinya bukan hal besar bagi sebagian laki-laki. Alegria harus merasakan sakitnya diputuskan sepihak tanpa tahu salahnya dimana.
Semesta rupanya punya cara sendiri untuk menyatukan dua makhluk yang menjadi korban ketidak syukuran hingga mereka sepakat untuk menjadi TEMAN BAHAGIA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon firefly99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Hiruk Pikuk KKN
Alegria
Satu-satunya perempuan di posko KKN sedang menyetrika beberapa potong pakaiannya dan juga jaket almamater teman-temannya di pagi yang buta ini. Tadi setelah solat subuh berjamaah, Keanu, Naku dan Yoga kembali tertidur, mungkin karena kelelahan setelah disibukkan dengan penggalian tanah untuk membuat biogas di beberapa tempat.
"Ade, gak usah " ucap Fathan saat melihat Alegria sedang menyetrika kain berwarna merah yang menjadi ciri khas kampus Universitas Mahalaga.
"Dih, santai." Alegria menimpali.
Karena tadi Ali berbaik hati untuk menggoreng pisang yang diberikan penduduk kemarin sore, makanya Alegria memilih pekerjaan lain yang tidak bertempat di dapur. Setelah menyelesaikan setrikaannya, Alegria berjalan ke kasur teman-temannya.
"Yoga, hei bangun." Alegria menepuk pelan punggung Yoga yang minta dibangunkan jam setengah 7.
"Hmmm "
Mendengar respon Yoga, barulah Ale berjalan ke kasur lain untuk melipat selimutnya dan merapikan kasurnya sendiri. Ia memilih tidur di sisi lain rumah dan terpisah dari jejeran kasur teman-temannya.
"Jadi hari ini Ade ikut kegiatan ibu-ibu?" tanya Ali.
Alegria mengangguk. "Kemarin di ajak. Boleh lah. Barangkali tenaga aku terpakai " jawabnya.
"Ingat istirahat saja. Kita kesini untuk memaparkan ilmu yang didapat di kampus, bukan nguli." Naku mengingatkan teman-temannya.
"Seharusnya aku yang bilang itu ke kalian. Kalian baru kembali saat hari sudah gelap." omel Alegria.
"Pasang telinga, Bu Ade akan ngomel ini." canda Keanu.
Alegria mencebikkan bibirnya. "Ingat tuh pakaian kotor. Udah aku rendam tadi " ia mengingatkan Keanu.
Keanu yang paling malas mencuci pakaiannya hanya bisa mengangguk. Ia baru mencuci saat pakaiannya sudah hampir habis karena terpakai dan tentu saja saat pakaiannya sudah direndam oleh Alegria yang paling tidak bisa melihat cucian menumpuk.
Jam 9 pagi, Alegria ke kantor desa dibonceng oleh Yoga. Sementara 4 temannya yang lain kembali melanjutkan pekerjaan mereka yang tertunda kemarin.
"Jadi pisangnya dibiarkan matang begini Bu?" tanya Yoga saat melihat beberapa sisir pisang tertata di atas meja.
"Iya, dek. Kami warga di sini bisanya membuat babingka saja." jawab ketua Bu PKK.
"Ini bisa menjadi sumber uang lho bu." Alegria ikut nimbrung.
"Ya maunya juga begitu, dek. Tapi tahu sendiri kan bagaimana kehidupan kami di sini."
Alegria terdiam mendengar nada putus asa dari ibu di depannya. "Boleh saya memberikan saran ke ibu?"
"Sangat boleh, dek." ibu-ibu yang lain mengangguk.
"De!" tegur Yoga.
Alegria menatap Yoga, seolah berkata tenang saja. Pandangannya lalu tertuju pada ibu-ibu di depannya. "Pisangnya sebelum matang bisa dijadikan kripik, Bu. Saat sudah matang pun, bisa diolah menjadi beberapa macam makanan, misalnya isian roti. Dan untuk membuat itu semua, bisa dengan bantuan alat sederhana yang mungkin bisa dibuat oleh bapak-bapak di sini. Ya sayang saja, ada banyak hasil bumi di sini tapi tidak diolah."
"Setelah diolah, mau dipasarkan ke mana, dek? Kami orang di sini punya semua. Sedangkan kota cukup jauh dari sini." tanya salah seorang ibu-ibu muda.
Alegria mengangguk mengerti dengan arah pertanyaan ibu-ibu barusan. "Di kantor ini ada komputer, bahkan beberapa pemuda-pemudi di sini juga memiliki ponsel canggih. Ibu-ibu sekalian bisa memanfaatkan internet untuk pemasaran. Apalagi salah satu program kerja kami di sini salah satunya memasukkan antena jaringan ke desa ini."
Bisik-bisik terdengar, sepertinya para ibu-ibu sudah paham dengan ucapan Alegria barusan.
"Kalau misalkan ibu minta tolong untuk diajarkan mengolah pisang, bisa dek? Barangkali adek ada ide." tanya Bu ketua PK*K.
"Sangat bisa, Bu." Yoga yang paling semangat menjawabnya.
Alegria juga ikut mengangguk. "Waktu kami di sini masih ada 20 hari, kami usahakan. Sementara ibu bisa mengajak beberapa pemudi desa yang tidak bekerja untuk bergabung nantinya."
"Wah, terima kasih dek."
Wajah berseri para ibu-ibu sangat memanjakan mata Alegria dan Yoga siang ini. Padahal tadi mereka datang karena diundang untuk makan siang dan makan babingka - kue yang terbuat dari pisang dan dicampur gula pasir, kelapa dan terigu lalu di kukus.
Dari balai desa, Alegria dan Yoga lanjut menuju salah satu rumah warga yang akan dibuatkan biogas. Keduanya disambut dengan panggilan makan-makan dari warga setempat dan juga teman-teman KKN nya yang saling bahu membahu untuk menuntaskan pekerjaan mereka.
Sebelum jam 3 sore, mereka sudah pulang ke posko.
"Gak usah masak makan malam, De. Tadi pak kades ngajak ke rumah warga yang anaknya di sunat." beritahu Ali kepada Alegria.
"Okay deh." Alegria tersenyum. Setidaknya ia tidak perlu duduk di depan tungku dalam waktu yang lama.
"Oh iya, tadi Bu PKK minta tolong diajarkan mengolah pisang. Kira-kira ada ide? Dan waktunya tolong diluangkan." ujar Yoga.
"Aku bisa kalau yang basic sih. Tapi ada gak yang bisa buat parutan pisangnya?" tanya Alegria.
"Yang pakai papan itu kan dan mata pisau?" tanya Naku.
"Yap, kamu benar!" Alegria menjentikkan jarinya.
"Yakin hanya itu yang Lo butuhin De?" tanya Fathan.
Alegria mengangguk. "Wajan bisa pinjam, oven juga. Apalagi coba?"
"Bahannya?" tanya Keanu.
"Gak banyak, Keanu."
"Pastikan yah dana kita cukup sampai KKN ini selesai. Bukannya pelit, tapi sebisa mungkin kita berhemat. Mesin ATM jauh cui." Ali mengingatkan.
"Assiap." Alegria juga sekalian memaparkan pengeluaran mereka selama seminggu terakhir di depan teman-temannya.
Hiruk pikuk KKN sudah Alegria rasakan. Ada beberapa hal yang menyenangkan dan melelahkan. Kadang juga sambil hah heh hah heh.
Seperti janjinya pak kades tadi kepada Ali, setelah solat magrib mereka menuju kediaman warga yang syukuran.
"Finally bisa makan ayam." Keanu terlihat begitu bersemangat saat melihat nampan di depannya.
"Terakhir kali waktu kita baru tiba di sini yah? Itu pun bekalnya Ade " Fathan menimpali.
Alegria terkekeh kecil, pun dengan Ali yang hanya mampu menggelengkan kepalanya. Bukannya mereka tidak mampu membeli ayam untuk dijadikan lauk, hanya saja kasihan Alegria jika harus berada di depan tungku. Masak telor dan mie rebus pun cukup menantang bagi seorang Alegria, apalagi ini diminta masak ayam. Oh tidak bisa.
"Ngantuk?" tanya Ali.
Alegria mengangguk. Untung saja tadi ia memilih untuk duduk di belakang Ali, jadi terhalang saat memejamkan mata.
"Sorry, Lo harus nunggu beberapa saat. Karena kami mesti ikut main re*mi dulu. Gak enak izin pulang sementara pak kades masih di sini." bisik Yoga.
"Never mind." Alegria tentu paham. Adab dulu baru ilmu. Hanya saja ia memang benar-benar merasa mengantuk. Seharian ini ia tidak sempat beristirahat karena sore tadi ia mengajari anak-anak membaca. Inikah yang namanya KKN?
Mau pantengin terus sampai tamat ahh 😁
Semangat kak bikin ceritanya 🤗 ditunggu sampai happy ending yahh 😘