Takdir Cinta

Takdir Cinta

Prolog

Jatuh cinta itu adalah hal yang wajar terjadi kepada setiap manusia. Namun, amat teramat jarang terjadi jika kita mencintai seseorang yang hanya kita kenal disosial media.

Aku dulu sangat membenci mereka yang selalu memuji idolanya, meneriaki idolanya setiap kali sang idola tampil. Aku paling tidak suka melihat seseorang yang terlalu mengagumi sang idola. Menganggap idola mereka sebagai suami atau selingkuhan. Aneh bukan? Menurutku sangat aneh dan aku harap kalian juga merasakan hal yang sama denganku, biar kita jadi bestai. Ok!

Namaku, Annisa Mardhatillah atau yang biasa dipanggil Icha. Kata orang terdekatku, aku ini aneh. Kadang cuek, kadang jutek, kadang mood banget, kadang juga moodyan parah. Dan menurutku, aku adalah orangnya sangat membosankan. Hobby ku, hanya tidur, makan, nonton, baca buku, tidur, mandi, makan, begitu seterusnya.

Satu fakta aneh yang harus aku syukuri dari diriku. Fakta dimana orangtua ku memberi nama Annisa Mardhatillah. Aku sendiri tidak mengetahui persis artinya tapi ketika aku bertanya mengenai namaku, ayah dan ibu hanya menjelaskan bahwa namaku memiliki arti yang amat indah, yaitu "Wanita yang diridhoi Allah." Tentunya dengan nama yang indah membuatku bersyukur, walau aku tau nama itu belum bisa aku terapkan didalam diri. Nama indah yang ada padaku masih melekat dan aku berharap nama itu bisa membawa kebaikan yang akan membawa ku pada keridhoan Allah.

Bukankah nama adalah doa? Dan namaku adalah doa terbaik orangtuaku untukku.

Berbicara perihal idola, aku adalah orang yang sangat tidak suka mengidolakan sesuatu atau seseorang. Bagiku, mengidolakan manusia sama dengan hal bodoh.

Kenapa aku harus mengidolakan orang lain? Sedangkan aku juga manusia? Aku juga bisa menjadi lebih baik daripada mereka. Aku punya mata yang cantik, aku punya hidung yang minimalis, aku punya pipi yang gembul, aku punya alis mata yang tebal, aku punya bulu mata yang panjang, aku punya bibir yang kecil, dan aku punya fisik yang ok! Lantas apa yang harus aku sukai dari orang lain?!

Hanya satu yang tak aku punya, punya otak dan prestasi. Aku gak punya itu tapi gak papa, aku masih punya sedikit otak untuk berfikir 1+1 \= jendela.

Aku rasa aku jenius, hanya saja perlu digali terlebih dulu.

Jadi gak ada gunanya mengidolakan siapapun.

*****

"Idih, apaan sih! Kok mereka semua pada teriak gitu?" tanyanya pada teman yang berada disebelahnya.

"Ya teriaklah! Emangnya kamu gak tau?"

Annisa mengangkat bahunya acuh, "Emang ada apa sih?! Alay banget." kesalnya melihat mahasiswi lain pada teriak gak jelas.

Fyi, kampus Annisa sedang mengadakan seminar muda-mudi yang bertemakan "Indahnya Hijrah."

"Ichaaa, kamu ini aneh banget deh! Masa ikut seminar tapi gak tau narasumbernya siapa." ucap Bunga tak habis pikir.

Annisa memutar bola matanya jengkel, "Harus tau gitu?!" kesalnya.

"Aku taulah! Gengsi aja kalau bilang tau." Batinnya berkata lain.

Bunga tampak menghela nafas lelah, "Yang ngisi acara hari ini itu, Gus Habibi Al-Khair, Gus tampan yang sedang viral itu loh. Masa gak tau?!"

"Tampan?!" beonya tak percaya.

"Iya tampan lah, orang itu kekasih aku." batinnya lagi.

Emang rada-rada nih orang.

Bau-bau mejilat ludah sendiri nih

"Iya, nanti kamu liat sendiri, pasti kamu suka. Gus Bibi itu tampan, muda, sholeh, gaul pokoknya idaman banget deh." puji Bunga.

Annisa tampak melotot, "Gak usah muji-muji gitu deh! Aku kan cem---" Annisa langsung menutup mulutnya dan tak melanjutkan lagi ucapannya.

Bunga mengangkat satu alisnya heran, "Cem? Cem apa, Cha? Cemburu maksudnya? Kamu ngeidolain Gus Habibi juga? Sejak kapan? Bukannya kamu manusia anti idola?" ucap Bunga.

"Eh! Siapa juga yang mengidolakan dia, orang gue mau bilang, cemberut aja tuh tampang gus, tampan dari mananya coba?" alibinya.

"Mana ada cemberut, sejelas itu dia senyum. Kamu aneh deh." ucap Bunga sambil melihat kearah Gus Habibi.

"Au ah!"

Selesai seminar, semua orang berhamburan mengejar Gus Habibi yang kini sudah meninggalkan auditorium.

"Woi, Bunga! Kamu gak minta foto sama gus itu?" tanya Annisa berharap Bunga mengatakan mau.

"Maulah! Temanin ya, aku deg degan kalau sendirian." ucap Bunga.

Annisa dan Bunga sudah berada didepan pintu keluar, dimana besar kemungkinan bertemu dengan Gus Habibi. Emang itu tujuan Bunga.

"Eh itu Gusnya, samperin gih!" ucap Annisa saat melihat Gus Habibi.

Dua gadis itu bergegas menghampiri gus tampan yang viral itu sebelum didatangi orang banyak.

"Aduh, kok jantung aku ngeorgen sih?! Jangan sampai pingsan disini. Malu-maluin nyonya tau gak." batinnya.

"Assalamualaikum Gus Bibi, kami boleh minta foto?" ucap Bunga ramah.

"Kami? Kamu aja kali! Aku mah ogah!" sahut Annisa tak terima. Sedangkan Gus Habibi hanya tersenyum manis. Emang semanis itu senyumnya wee. Kata Icha sih, lebih manis daripada sari gula.

Annisa emang lebay.

"Maaf Gus, teman saya emang rada-rada Gus." ucap Bunga tak enak hati dan langsung mendapat cubitan maut dari Annisa.

"Aw, Cha!" ringis Bunga.

"Jadi foto gak nih?! Aku buru-buru soalnya!" ucap Annisa.

"Yee, sok sibuk kamu, Cha!" ledek Bunga sembari mengeluarkan ponselnya.

"Biar saya saja yang ambil." ucap Gus Habibi.

"Aku cantik gak didalamnya? Awas aja kalau jelek!" omel Annisa saat kamera dijepret.

"Nih, udah ya." ucap Gus Habibi sambil memulangkan ponsel milik Bunga dan Annisa hanya bisa menatap cengo sang Gus.

"Makasih Gus, hati-hati dijalan." ucap Bunga.

"Coba liat hasilnya!" ucap Annisa merasa ada yang tidak beres.

"Saya duluan, Assala---" ucap Gus Habibi terpotong.

"Woielah! Kok bibir aku jadi maju kedepan?! Ini gus ambilnya gak benar we! Masa aku sedang ngomong dijepret?! Ish kesal deh. Mana jelek banget lagi, kek bibir bebek yang habis kejedot bakpau." kesalnya yang membuat Gus Habibi tak bisa menahan tawa.

"Gus, penerbangan kita satu jam lagi." ucap asisten gus Habibi.

"Kalau begitu, saya minta maaf dan Assalamualaikum." pamitnya berlalu pergi.

"Eh, gus!" cegahnya.

"Udah Cha, jangan marah gitu deh! Kamu juga sih, masa orang lagi ambil foto kamunya ngomong, dimana-mana kalau lagi foto itu diam trus senyum bukannya ngereok kek cacing kepanasan." ujar Bunga membela sang pujaan hati.

"Apaan sih? Kenapa kamu jadi belain dia sih?!" kesal Annisa.

"Untung sayang, kalau gak udah aku ceraiin tuh, masa foto aku diambil jelek gitu sih. Ish sebel deh." batinnya merutuki gus tampan my idola.

Emang iya yah, manusia itu ucapannya gak bisa dipercaya. Contohnya saja Annisa, katanya benci banget sama orang yang terlalu bucin dengan idola mereka, eh taunya dia sendiri yang lebay dan alay gitu.

Terpopuler

Comments

Capricorn 🦄

Capricorn 🦄

k

2024-09-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!