Cyra Alesha wanita berusia 25 tahun wanita yang berhati baik dan tulus selalu di bully dan di hina karena fisiknya yang berbeda dari yang lain.Semua orang selalu memandang remeh Cyra akan karena fisik yang tak terawat.
Bagaimana kisah Cyra Alesha selanjutnya?
simak ya gess..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9
Pagi hari.
Rasanya baru terlelap namun kumandang adzan membuat matanya terbuka. Perlahan Cyra bangun dari tidurnya, menatap sampingnya. Wajah Rendi yang tampan selalu membuatnya terpesona.
"Mas, bangun sudah subuh"
Rendi membuka mata, rasanya masih sangat mengantuk tapi sudah waktunya untuk melakukan kewajiban sebagai umat islam. Rendi pun bangun.
"Kita mandi bareng yuk !" Ajak Rendi.
Cyra tersenyum dengan anggukan. "Aw--Mas !" Kaget Cyra karena Rendi menggendongnya tiba-tiba.
"Sssttt, jangan berisik nanti ketahuan Ibu, Bapak dan Hasa" Tegur Rendi keduanya tertawa dalam keheningan.
🔹🔹🔹
"Assalamualaikum warahmatullahi"
Rendi membalik badan setelah merapalkan do'a dan mengulurkan tangan.
Cyra, Hasa yang sudah terbiasa pun mencium punggung tangannya bergantian.
Sedangkan kedua orang tua Rendi sudah pulang katanya akan sholat dirumahnya saja.
"Ma, Pa. Kemarin aku dibelikan mainan baru oleh kakek dan nenek" Cerita Hasa sembari melipat sarungnya.
"Mainan apa? Kok terlihat senang sekali" Sahut Cyra wajahnya dibuat sepenasaran mungkin supaya Hasa semakin senang.
"Nanti Hasa kasih tahu sekarang Hasa ingin jadwal buku pelajaran dulu"
Cyra mengacak rambut Hasa gemas. "Yasudah Mama buat sarapan dulu ya"
"Iya Ma" Hasa berlalu dari ruang pesholatan.
Cyra, Rendi melempar senyum sikap Hasa begitu rajin.
Keduanya keluar ruang pesholatan Cyra, Rendi menuju dapur membuat sarapan bersama.
Nasi goreng telor menu sarapan pagi ini. Dengan lahapnya ketiganya menikmati hidangan sederhana dengan bahagia.
🔹🔹🔹
Rendi sudah sampai warung tak lama Cyra juga sampai setelah dari mengantar Hasa kesekolah.
"Mas, aku sudah sekalian beli bahan masakan hari ini" Cyra masuk kedalam warung menaruh belanjaan diatas meja dapur.
"Yasudah kau istirahat dirumah. Aku yang masak untuk jualan hari ini" Jawab Rendi mengupas bawang merah, putih.
"Ish, tidak bisa begitu. Aku juga tidak papa"
"Terserah kau saja, kau itu ngeyel liah sekali sayank"
Cyra tertawa. "Mas, ih ! Jangan suka ngatai aku ya? Nanti malam tidak kukasih jatah baru tahu rasa !" Ancam Cyra tentu hanya becanda.
"Emang malam rencana mau ngasih jatah?" Bisik Rendi ditelinga Cyra.
"Kamu nanya? Kamu bertanya-tanya?" Ucap Cyra membekap mulut menahan tawa.
Rendi mendelik gemas mendengar perkataan Cyra mirip diteve itu Rendi menggelitik pinggang Cyra.
"Kau ini, aku bertanya serius dijawabnya slengean"
Cyra kegelian bahkan sampai terbahak saking gelinya.
"Mas sudah ih, aku geli tauk ! Mas Rendi jangan gelitik aku terus !" Cyra sampai menitikan air mata.
Rendi berhenti menggelitiki Cyra, dibingkainya wajah yang begitu membuatnya terpikat. Diusapnya air mata yang jatuh dipinggiran mata tak lupa juga tatapan cinta ia berikan.
"Mas Rendi kenapa?" Cyra merasa malu ditatap seperti itu.
"Cyra Alesha, aku Rendi Arya mencintaimu sangat mencintaimu" Lirih Rendi.
Hati Cyra menghangat walaupun sudah berkali-kali Rendi mengatakan itu.
"Aku Cyra Alesha, sangat-sangat mencintaimu Rendi Arya. Dari dulu, sekarang dan kelak diakhirat nanti"
Rendi Cyra melempar senyum, Rendi mendekatkan wajahnya hingga bibir keduanya menempel.
"Mas Rendi, Assalamualaikum !"
Cyra, Rendi terlonjak mereka menjaga jarak.
"Waalaikumsalam ! Bentar yank.
Cyra menganguk menahan tawa. Lucu saja menurutnya. Kemudian Cyra memilih memasak saja takutnya kesiangan membuat pembeli menunggu.
"Eh, pak rt. Silahkan masuk pak" Rendi mempersilahkan pak Husnan untuk masuk dan duduk.
"Begini Mas Rendi, katanya Mas Rendi ingin mengusut orang yang dua kali mencelakai Mbak Cyra. Saya siap bantu tapi kita buat rencana saja Mas" Usul Pak Husnan.
"Maksud bapak?"
"Begini" Pak Husnan pun memberi usulan rencana pada Rendi. Dengan harapan rencananya akan berhasil.
"Baik pak, saya akan coba" Sahut Rendi setelah berembug dengan pak Husnan.
"Saya langsung permisi saja Mas, masih ada ketemu pak Kades juga. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Jawab Rendi.
Pak Husnan segera pergi menggunakan mobilnya.
Rendi pun masuk dapur dan melihat Cyra tengah menggoreng kacang untuk membuat sambal.
🔹🔹🔹
Pukul 12:00.
Seperti biasa Cyra menjemput Hasa disekolah. Mampir kerumah dan kembali kewarung pukul dua siang, namun kali ini Hasa tidak ikut, karena Hasa harus kembali kesekolah karena ada kegiatan Extra mewarnai.
"Sayank, aku antar pesana kerumah Bu Ani sebentar, kau disini ya?" Rendi menenteng kresek merah berisi nasi box pesanan Bu Ani.
"Itu lumayan banyak Mas, ada acara apa dirumah Bu Ani?" Cyra tentu ingin tahu pasalnya Bu Ani adalah teman bareng arisannya.
"Katanya ada keluarga jauh yang datang"
"Oh, Mas Rendi hati-hati"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Jawab Cyra.
Setelah suami pergi Cyra mengemasi piring dan gelas serta sendok yang kotor dan mencucinya diwastafel.
Terdengar suara motor berhenti. "Mbak Cyra, Mas Rendi ! Ayam goreng masih ada tidak?"
"Masih !" Teriak Cyra dari dapur segera meninggalkan cuciannya yang belum selesai menemui pembeli.
"Aku ayamnya mau 10 yang bagian dada. Sama bakwannya 20 ya Mbak"
"Baik, Mbak" Cyra mengambilkannya.
Setelah selesai mengambilkan Cyra memberikannya pada pembeli.
"Jadi 70 ribu"
"Kembaliannya untuk bayar yang kemarin Mbak. Kata Mas Rendi kemarin tidak ada uang kembali jadi saya terpaksa belum bayar" Mengulurkan uang 100 ribuan.
"Terima kasih Mbak" Cyra menerima uang itu.
Tak lama dari pembeli itu pergi Rendi datang dari mengantar pesanan.
Cyra yang tengah menggoreng bakwan terkaget dengan aroma wangi makanan kesukaannya.
"Sayank, aku beli martabak rasa pandan. Kau makan dulu biar aku gantikan menggoreng bakwannya"
Dengan senang hati Cyra memakan martabak itu. Menyuapi Rendi yang sibuk menggoreng juga.
"Memang bakwannya sudah habis, kok menggoreng lagi?" Tanya Rendi, mulut penuh martabak.
Cyra mengangguk. "Tinggal 20 ada yang borong semua tadi. Terus bayar 30 ribu kemarin"
Rendi mengangguk. "Hasa nanti pulang pukul berapa? Aku yang jemput saja"
"Aku saja yang menjemputnya, kau sudah capek menggoreng bakwan. Pulangnya ya pukul 4 sore"
"Mas Rendi haus tidak? Biar aku buatkan susu jahe" Tawar Cyra setelah meneguk air putih.
Perutnya sudah kenyang sisanya nanti untuk Hasa saja.
"Tidak, air putih saja sini" Rendi mengangkat bakwan yang sudah matang, mematikan kompor karena adonan sudah habis.
Cyra menurut mengambilkan air putih untuk suami.
"Perutku kenyang sekali, kayanya bakalan gendutan deh" Celetuk Rendi setelah menghabiskan segelas air putih, menaruh gelas diatas meja.
Cyra terkekeh. "Alhamdulilah kalau gendut" Cyra menggapai gelas bekas suami mencucinya diwastafel.
"Alhamdulilahnya lagi kalau istri cantikku ini yang gendut" Rendi menjawil dagu Cyra.
Wajah ceria Cyra berubah sendu tentu ingat akan Yudi waktu itu, alasan dia menganiaya karena dirinya yang jelek.
"Aku jelek ya?"
"Siapa bilang?"
"Jujur saja Mas"
"Tidak kok, menurutku kau ini cantik, sangat cantik malahan" Rendi jujur.
"Hidup denganku yang membuatmu tidak seperti dulu. Maafkan aku Cyra" Batin Rendi.
hihihi