Seorang jendral bernama Calsida tewas terbunuh karena sahabat baiknya yang bersekongkol dengan tunangannya. Tapi saat dia terbangun karena cahaya yang datang menghampirinya dia sudah ada di kamar yang tampak berbeda. Calsida yang bertanya kepada dirinya. Saat dia sedang mencari jawaban itu datang pelayan yang memanggil dia dengan sebutan Nyonya Eliza. Pada saat itu juga dia tersadar kalau dirinya berpindah tempat ke tempat lain."Apa ini tubuh milik Eliza,"ucap Calsida.
Tapi apa yang akan terjadi setelah ini. Lalu akankah Celsida menemukan hal yang dia tidak ketahui nantinya tentang Eliza.
jika ingin tahu silakan baca ya kak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
E.S 30
Envor kembali kembali ke kediaman Merques. Tepat di ruang kerja dia memanggil sekertarisnya.”Tuan anda memanggil saya,”ucap sekertarisnya.
“Aku ingin kamu mencari tahu tentang kejadian Eliza di serang. Siapa yang telah membantunya. Lalu aku ingin data tentang dia baik itu dulu maupun sekarang,”ucap Envor yang mencoba tenang. Segera sekertaris itu pergi dari ruangan. Tapi saat hendak ingin pergi sekertaris itu ingat kalau ada surat dari istana.
“Tuan muda ada surat untuk anda dari istana,”ucap Sekertarisnya sambil meletakan suratnya di meja.
“Istana, baiklah kamu boleh pergi sekarang,”kata Envor.
Envor membaca isi surat itu dimana putra mahkota ingin bertemu dengan Envor.”Ada apa lagi ini?,”ucap Envor yang memiliki firasat buruk akan datang.
Di tempat lain Fayza yang sedang membaca beberapa dokumen mendapat pesan dari pembunuh yang dia Sewa.”Nona ada kabar dari pembunuh yang anda sewa,”ucap pelayan yang datang menyampaikan pesan.
“Apa dia sudah membunuh Eliza,”ucap Fayza yang menebak. Tapi tebakan itu salah karena yang dia dengar adalah Eliza masih hidup.
“Apa yang kamu katakan kalau Eliza masih hidup. Dia diselamatkan oleh Envor,”ucap Fayza yang merasa kesal.
“Envor kenapa kamu menggalkan rencanaku,”ucap Fayza dengan batin yang berkata dengan kesal. Tampak wajah yang dia sembunyikan dari pelayannya.
“Baiklah aku mengerti. Tapi apa ada informasi lain tentang penjaga toko dan pelayan itu,”ucap Fayza mengganti topik lain.
“Ada kabar yang baru saja saya dapatkan kalau penjaga toko dan pelayan itu sudah ketahuan oleh tuan Ben dan nyonya Eliza saat tadi berkunjung. Tapi penjaga toko selamat karena tidak mengatakan kepada mereka tentang kita. Hanya pelayan yang bodoh yang mati karena ingin menyembut nama kita. Sekarang apa yang harus kita lakukan nona,”ucap pelayan yang ingin tahu rencana selanjutnya.
“Kamu tidak usah khawatir. Aku sudah mengirim orang untuk membunuh penjaga toko itu. Kita hanya perlu menuggu kabar ini saja,”ucap Fayza. Setelah pelayan itu pergi Fayza hanya diam dan memikirkan rencana lain untuk mengusir Eliza.
Fayza berdiri dari tempatnya berjalan menuju teras dengan mata melihat ke arah langit. Wajah yang penuh dengan kelicikan muncul dia berkata,”Kurasa aku harus membuat dia menyesal telah hidup kembali. Envor aku tidak tahu apa yang kamu pikirkan. Tapi aku tidak akan segan jika kamu mengganggu rencanaku lagi.”
Di kediaman duke Eliza bersama dengan Bian masuk ke kamar. Tampak Jeni yang baru saja selesai bersih-bersih melihat mereka masuk ke dalam kamar.”Kenapa mereka pulang lebih awal. Apa terjadi masalah,”ucap Jeni segera berjalan menuju ke kamar utama.
Tapi saat dia hendak ingin mengetuk pintu Ben dari belakang berkata,”Jeni tolong penggilkan dokter untuk nyonya dan siapkan minuman hangat untuknya.”
“Apa yang terjadi dengan nyonya tuan Ben,”ucap Jeni yang ingin tahu.
“Cepat lakukan saja tugas kamu jangan banyak tanya,”ucap Ben mengetuk pintunya. Jeni segera pergi memanggil dokter. Ben sudah masuk ke dalam melihat Eliza dan Bian yang duduk di kursi.
“Nyonya anda benar tidak apa-apa?,”ucap Ben yang gelisah.
“Aku tidak apa-apa. Kamu tidak usah khawatir,”ucap Eliza yang mencoba tenang. Daniel yang diam tertunduk karena tidak bisa menjalankan tugas dengan baik hanya bisa meminta maaf.
Eliza yang tahu itu hanya memaafkan Daniel. Walaupun Eliza juga sudah tahu semua kejadian ini adalah ulah dari Daniel dan orang di belakangnya. Karena tidak ada bukti Eliza hanya bisa diam saja. tepat saat Eliza berpikir seperti itu ketukan dari luar datang.
“Masuklah,”ucap Ben. Jeni bersama dengan dokter masuk segera diarahkan kedepan Eliza.
“Ben ini apa maksudnya?,”ucap Calsida yang merasa tidak percaya kalau Ben akan memanggil dokter untuknya.
“Kita harus tahu kondisi anda baik-baik saja. Jadi saya berinisiatif memanggil dokter untuk anda,”ucap Ben. Eliza yang tidak bisa membantah hanya bisa diam, hingga dokter memeriksa kondisi Eliza.
“Bagaimana dokter apa ada masalah dengan nyonya?,”ucap Bian.
“Saya sudah memeriksa kondisi nyonya baik-baik saja, tidak ada luka baik itu dalam maupun luar. Semuanya aman tidak ada masalah,”ucap Dokter memberitahukan.
“Apa benar tidak ada yang terluka,”kata Ben.
“Itu benar hanya saja racun yang sebelumnya masih belum pulih sepenuhnya sehingga jika bisa nyonya mengkonsumsi obat ini. Tolong makan obat ini dua kali sehari setelah malan ya nyonya,”ucap dokter memberikan resep.
“Baiklah kalau tidak ada lagi saya permisi keluar sebentar. Masih ada pasien di luar sana yang menuggu saya,”kata dokter pergi. Bersama dengan Jeni yang menemani dokter keluar dari kediaman duke.
“Sekarang kalian berdua bisa tenang bukan. Aku baik-baik saja,”ucap Calsida.
“Baiklah saya bisa tenang, hanya saja bagaimana bisa anda diserang. Lalu pertemuan anda dengan tuan Envor bagaimana?,”ucap Ben yang mulai mengintograsi.
“Soal itu saat Daniel pergi membantu rekannya dalam pembangunan. Saya meminta kusir untuk pergi ke kedai teh, hanya saja jalan yang di lewati berbeda. Setelah berhenti di salah satu gang yang sepi tampak beberapa orang aneh yang menuggu. Di saat yang sama juga ksatria dari tuan Envor datang membantuku. Itu saja yang aku ingat,”ucap Calsida dengan cerita yang dia manipulasi sendiri.
“Baiklah, aku tidak tahu kenapa mereka menyerang anda. Tapi untuk sementara anda jangan pergi sendirian lagi,”kata Ben.
“Aku tahu, tapi kamu tetap harus mengizinkan aku untuk menjalankan tugasku bukan Ben,”ucap Calsida dengan ramah.
“Nyonya tenang saja. Saya tidak akan melarang anda untuk pergi kemana saja, hanya saja saat anda pergi harus ada pengawal bersama dengan anda. Termasuk kamu Daniel jangan sampai meninggalkan nyonya sendiri lagi,”ucap Ben dengan tajam menoleh ke Daniel yang ada di belakangnya.
“Saya tahu tuan. Saya minta maaf telah meninggalkan nyonya sendiri,”ucap Daniel dengan wajah bersalah.
“Sudahlah tapi dari pada itu kamu bisa memulai mengintogarsi para pembunuh itu bukan Ben,”kata Calsida. Ben mengangguk dan segera pergi dari ruang Eliza. Sementara Eliza menatap ke arah Bian,”Bisa kamu tinggalkan aku bersama dengan Danile ada hal yang ingin aku bicarakan dengan dia sebentar.”
“Tentu saja nyonya. Saya akan pergi ke ruang kerja menyelesaikan dokumen yang belum saya selesaikan,”ucap Bian segera pergi meninggalkan mereka berdua.
“Daniel kamu bisa duduk santai di depanku. Ada hal yang ingin aku tanyakan kepada kamu sebentar,”kata Calsida dengan santai tanpa memberikan sedikit wajah penuh emosinya.
Daniel segera duduk dengan wajah yang dia sembunyikan. Tapi dalam hatinya dia bertanya,”Apa aku sudah ketahuan. Tapi itu tidak mungkin.”
“Aku tahu apa yang ingin kamu tanyakan. Tapi sebelum itu apa nona kalian itu berkuasa saat aku sedang sibuk dengan duniaku sendiri,”ucap Calsida dengan santai menyeduh teh.
“Nyonya saya tidak tahu apa yang anda katakan,”ucap Daniel dengan wajah yang berkeringat dingin.
“Kamu tidak usah berbohong,bukan kamu sudah tahu maksud perkataanku dari awal,”kata Calsida. Daniel hanya diam saja tanpa berkata.
“Kalau begitu kita mulai saja dari niat nona kamu ingin membunuh diriku, bagaimana?,”kata Calsida menatap tajam ke arah Daniel. Tapi apa yang akan dikatakan oleh Daniel, lalu bagaimana dengan yang lain?.