Kisah Om Naren - Nara kita kemas di sini ya!!!
Menduda???
Bukanlah hal yanh diinginkan oleh Naren. Istrinya yang cantik sudahlah cukup baginya. Namun Asanya yang membumbung tinggi nyatanya tak seindah realita. Nadia Maheswari adalah kekasih sekaligus istri dari seorang Narendra. Kisah cinta yang di kemas Epik.
Namun Perceraian itu mengakibatkan kehidupan Naren berjarak. Bercerai bukan berarti dia akan menikah kembali. Tapi karena anak ingusan itu Naren pada akhirnya harus di hadapkan pada pernikahan kembali.
Dapatkah Naren menerima pernikahan keduanya dengan bayang - bayang masa lalu???? Di mana cintanya untuk Nadia masihlah sangat besar???!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Al Qassam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aroma
Sssshhhhhhhhhh!!!!!! Rintih Nara.
Sekujur badan ngilu. Di mana - mana ada tanda kebiruan. Tubuhnya bak harimau tutul gak ada mulusnya sama sekali.
" Ya ampun kelakuan orang dewasa kalau buka puasa sudah gak ada tandingannya. Semalam dia benar - benar hendak menghabisiku," lirih Nara menatap Narendra yang masih terlelap di sampingnya.
Jam masih menunjukkan pukul 3 dini hari. Baru dia menginjakkan kaki di lantai suaranya membuat Narendra kaget dan serta merta bangun.
" Aahhhh!!! Gak bisa ... Ini gak bisa sakit hiks!" teriaknya saat berasa ngilu semua. Narendra bangun dengan posisi terkejut.
" Ada apa sayang??!!! Kenapa sudah bangun??" tanya Narendra segera berjongkok di depan Nara. Istri kecilnya itu nyengir kuda seketika.
" Maaf Om! Anak perawan baru unboxing jadinya ngilu semua. Tidur lagi aja gapapa hehe," jawabnya sambil tersenyum kecut. Jujur dia berasa bersalah suaminya itu pasti baru istirahat malam di kagetkan olehnya. Narendra menghela nafas dan mengangkat Nara ke kamar mandi.
" Kalau sakit bilang sama Om nanti biar di gendong! Maaf semalam kelewatan ya," jawab Narendra dengan garuk - garuk kepala yang tidak gatal. Nara hanya tersenyum dan menunjukkan deret giginya yang rapi dan putih.
" Masuklah! Kalau sudah panggil Om!" serunya menurunkan Nara di depan pintu. Gadis itu berjalan tertatih - tatih masuk kamar mandi. Naren tak ikut masuk takut khilaf lagi.
Dia bergegas menuju ranjang. Selimut yang tersibak membuat Naren kembali berharmonisasi dengan keindahan semalam. RAnjang yang koyak dan menjadi saksi bahwa istrinya itu masih orisinil membuat Naren kian bangga telah mengenal Nara. Dia berharap ini pernikahan terakhir dan bisa saling memahami dan melengkapi ke depannya.
Flashback On.
" Om ... " lirih Nara sambil membelai dada Narendra yang masih tertutup kain kaos putih itu. Nara berbisik sesuatu di telinga Naren serta mengecup lehernya yang kokoh. " Bonus buat Om nakal yang sudah nyatain love buat Nara," ujarnya menggoda.
Cup.
Naren merasa kembali menegang tatkala istrinya sudah mulai berani mencium area leher. Saat Naren hendak memegang pinggul Nara. Gadis itu kembali menggeleng.
" Eittsss ... No buru - buru! Nikmati aja ajakan Nara. Nara gak boleh dong melewatkan hadiah ulang tahun mewah buat Om!" serunya makin menggoda.
Cup!
Kecupan di bibir yang sedikit lama membuat mata Narendra melotot. Aksi Nara sudah melewati batas kesabaran narendra. Belajat dari siapakah istrinya sampai bisa merangsang dirinya sedemikian rupa. Tanpa rasa sungkan lagi Narendra meraba paha pulus semenjak tadi yang sudah terlihat menggoda.
" Bagaimana mungkin gadis polos bisa secerdik ini menggoda suami!?" seru Narendra tak percaya. Nara terkekeh mendengarnya.
" Jangan lupa aku anak IPA Om! Kami belajar sedetail mungkin dan belajar agama dari Ummi. Jadi, menyenangkan suami sudah pasti bisa Nara dapatkan!" lirihnya di dekat telinga sambil menggigit cuping telinga Narendra.
" Astaga Nara!!! Akan Om habisi kamu malam ini .... " keluhnya kemudian meletakkan Nara di bawah kungkungannya. " Tak akan aku ampuni kamu malam ini!" serunya dengan nafas berat. Nara tertawa geli melihat kabut ga*rah di mata suaminya.
" Apakah masih rindu akan Mantan istri??!" ejek Nara. Narendra yang sedang mencupangi leher Nara berhenti dab menatap istrinya.
" Bagaimana bisa merindukan dia?? Istriku saja lebih lihai menggoda di ranjang. Om menang banyak selain muda kamu siap menjadi ibu," jujurnya kembali mencumbu istrinya dengan bersemangat. Narendra melepas kaosnya dan menunjukkan betapa kekarnya badannya meskipun usianya tidak muda lagi. Nara kagum pada suaminya yang masih menjaga kebugaran.
Cup!
Cup!
Cup!
Narendra mulai bermain - main. Sedangkan Nara nampak kelewatan kuwalahan menghadapi sentuhan - sentuhan suaminya. Nara tak bisa menahan setiap desahan yang keluar dari bibir manisnya. Sehingga Naren sudah melepaskan segitiga bermuda itu dengan kasar hingga robek. Narendra mulai mencumbunya dengan penuh hasrat. Tubuhnya yang putih langsat malah jadi tak mulus efek stempel - stempel yang di ciptakan oleh Naren di setiap tempat.
" Cukup Om! Ini sudah tidak nyaman. Nara malu ... " lirihnya karena Narendra begitu menikmati yang di bawah sana. Narendra mengangguk dan membuka lebar kedua pah* mulus itu.
Narendra nampak berkomat - kamit membaca doa yang akan dia khususkan bagi calon anaknya. Nara yang nampak panik karena takut membuat narendra mengusap area sensitifnya guna merileks-kan sesekali Narendra kecup. Saat Nara menikmati cumbuan itu Narendra memasukkan senjata tumpulnya.
Sraaaaaakkkkkkkk!!!! Aaaaahhhhhhhhhhhhh!" teriaknya tak sanggup menahan sakit, nyeri bahkan perih yang melanda area virginitas miliknya. Nara menangis itulah yang dia lakukan.
Tapi narendra tetap memacunya agar rasa sakitnya menjadi rasa nikmat. Meskipun Nara mengatakan sakit Narendra tetap berjuang memacu dan mencumbu agar Nara teralihkan.
" Sakit Om please!!! Lepasin dulu!" pinta Nara.
" Sayang ... Jika Om lepas maka sakitnya akan datang lagi saat di kunjungi. Tahan dulu ya love you Nara ... " lirih Narendra dengan mencium daun telinga Nara.
Setelah pelepasan pertama Narendra dapatkan agaknya sekali tidak cukup Narendra mengulanginya sampai 3 kali. Tubuh Nara sudah lemas tak berdaya seperti orang dianiaya hahaha.
Flashback Off
" Apa??? Kenapa senyum - senyum gitu liatin sprei bernoda - noda itu. Beresin dong Om! Malu kalau di lihat bibi," ujar Nara dengan berjalan pelan menuju Narendra. Narendra memeluknya dengan erat.
" Terima kasih sayang. Kadonya sangat indah dan istimewa. Melebihi ekspektasi," ucapnya.
" Eh ... Kadonya bukan itu Om heheh! Bentar ... " jawab Nara. Anak yang baru di perawani itu berjalan menuju Almari. Dia membawa kotak hitam dan kembali ke tempat duduk Nara.
" Parfum mewah ini untuk Om! Tidak akan ada di toko karena Nara racik dengan sepenuh hati," ujar Nara. Narendra mencobanya dan terkejut.
Aroma ini????? Kenapa Nara bisa membuat Aroma yang sama ... Aku sudah mencarinya kemana - mana tapi gak ada yang menjual aroma ini!
Narendra menatap istrinya lekat. Dia melihat nara tersenyum dengan cantik dan bahagia.
Mungkinkah????
semangat untuk up date nya
semoga author sehat selalu jadi bisa up date tiap hari
semangat untuk up date nya
double up date nya di tunggu thor
lanjut thor
semangat untuk up date nya