Jianying adalah seorang permaisuri dari dinasti Han yang sangat dibenci oleh suaminya sendiri, yaitu Kaisar Han.
Semua itu karena Jianying adalah putri dari kaum kafir, kaum yang dari dulu selalu menentang kedaulatan Kerajaan.
Jianying yang cinta mati pada Kaisar melajukan segala cara untuk menarik perhatian Kaisar sampai harus berbuat hal kejam dengan mencelakai selir kesayangan Kaisar yaitu Limei.
Kaisar yang marah besar lantas menghukum mati Jianying dan seluruh keluarganya.
Tapi bagaimana jika Jianying yang telah di penggal kepalanya oleh Kaisar ternyata di beri kesempatan hidup ke dua?
Apa yang akan dilakukan oleh Jianying untuk merubah nasibnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari tau
Setelah sampai di kediamannya, Shun Yuan masih memikirkan tentang Jian Ying. Tak biasanya dia memikirkan wanita sampai seperti itu. Tapi kali ini, segala perubahan di dalam diri Jian Ying membuat Shun Yuan terganggu.
Tentang permintaan Jian Ying tadi, dimana Jian Ying memintanya untuk melepas gelar Permaisuri dan membebaskan keluarganya.
Sementara dengan keraguan Jian Ying tadi mengenai fitnah yang di terima keluarganya, Shun Yuan hanya tersenyum kecut untuk menanggapinya.
Tapi di samping itu, Kaisar juga memikirkan tentang luka di tangan Jian Ying tadi. Kaisar yakin sekali jika dulu Jian Ying tidak memiliki luka itu.
"Kasim Bao"
"Hamba Kaisar"
"Tolong selidiki saat Permaisuri jatuh di taman sampai tak sadarkan diri"
"Baik Kaisar"
"Kaisar, Panglima Weisheng ingin bertemu" Ucap salah seorang Kasim yang berjaga di luar.
"Persilahkan dia masuk, dan kau keluarlah Kasim Bao"
"Baiklah Kaisar"
Kasim Bao segera membukakan pintu untuk Panglima perang itu.
Dengan begitu gagah serta tangan yang selalu memegang erat pedangnya, Weisheng masuk menghampiri junjungannya.
"Ada apa malam-malam menemui ku?" Shun Yuan jika hanya berhadapan dengan Weisheng saja memang bukan lagi menjadi Kaisar, melainkan dia tetap Shun Yuan teman sedari kecil Weisheng.
"Tak apa, aku hanya ingin mengunjungi sahabatku saja. Tampaknya dia sedang banyak pikiran" Weisheng meletakkan pedangnya, lalu duduk berhadapan dengan Shun Yuan.
"Setiap hari aku memang banyak pikiran, seluruh Kerajaan dan isinya yang menjadi pikiranku"
Jawaban Shun Yuan membuat Weisheng terkekeh. Dia memang tau kalau sahabatnya itu menanggung beban berat demi kemakmuran Kerajaannya.
"Kau pasti tau kalau bukan itu maksudku!"
"Lalu?" Shun Yuan pura-pura tidak tau.
"Ternyata kabar yang ku dengar itu benar jika Permaisurimu sudah berubah"
"Kau datang ke sini hanya untuk membicarakan dia?" Shun Yuan tersenyum sinis.
"Tidak juga, tapi ini lebih menarik. Menurutku dia tidak berubah, tapi dia telah sembuh dari sakit jiwa kurasa"
"Maksudmu?"
"Bukannya selama ini dia seperti wanita gila yang terus mengejar mu? Berarti berita bagus kalau dia sudah sembuh, akhirnya dia sadar untuk tidak mengejar pria yang tidak mencintainya lagi"
Shun Yuan terdiam, dia mulai memikirkan ucapan Weisheng Panglima perangnya itu.
"Tapi kalau di perhatikan, Permaisurimu itu terlihat begitu cantik dengan wajah datar dan tanpa riasan itu" Tanpa rasa takut Weisheng memuji seorang istri di depan suaminya secara langsung.
"Apa kau tidak takut di penggal karena memuji istri seorang Kaisar di depan wajahnya langsung?"
"Ayolah Shun Yuan, dari dulu kau tidak menyukainya. Kenapa kau harus keberatan?"
"Aku tidak keberatan sama sekali, tapi kenapa kau mendadak memujinya seperti itu? Bukannya kau juga tidak menyukainya?" Shun Yuan menatap sinis pada Weisheng.
Entah mengapa dia sedikit tak suka mendengar Weisheng memuji Jian Ying.
"Aku tidak pernah mengatakan seperti itu. Aku hanya menjaga jarak dengan orang-orang yang tidak ada hubungannya denganku. Bukan berarti aku tidak menyukainya"
"Jadi kau menyukai Jian Ying?" Tangan Shun Yuan terkepal di bawah meja.
"Bukan menyukai, tapi aku tertarik dengan sikapnya yang sekarang ini. Dingin dan tidak peduli pada apapun termasuk dirimu" Weisheng tampak tersenyum tipis mengejek Shun Yuan.
Baru kali ini ada seorang wanita yang menolak pesona seorang Kaisar yang tampan dan berkarisma. Terlebih itu Permaisurinya sendiri, tentu itu sama saja seperti penghinaan baginya.
"Tutup mulutmu itu!!" Desis Shun Yuan.
Lagi-lagi Weisheng menertawakan sikap Shun Yuan yang terlihat geram karenanya.
"Tapi, dia mengatakan sudah tidak lagi menginginkan gelarnya sebagai seoang Permaisuri. Di bahkan memintaku untuk membebaskan keluarganya" Shun Yuan mengatakan pada Weisheng apa yang sejak tadi ada di dalam pikirannya.
"Dia mengatakan itu padamu?"
"Hemm" Gumam Shun Yuan.
"Sepertinya memang ada yang salah dengannya. Atau memang ada yang dia sembunyikan?" Sama seperti Shun Yuan, Weisheng juga mulai curiga.
"Aku juga tidak tau"
"Apa kau sudah menyelidikinya?"
"Aku sudah mengutus kaisar Bao untuk mencari tau penyebab dia jatuh di taman hingga kepalanya terbentur wakti itu"
"Kau mulai mengkhawatirkannya?" Tuduh Weisheng.
"Jangan asal bicara! Aku hanya ingin tau ada apa sebenarnya di balik perubahan sikapnya itu. Aku hanya tidak mau dia sedang merencanakan sesuatu"
"Hemm" Weisheng hanya manggut-manggut sambil tersenyum simpul. Dia sepertinya bisa membaca gelagat sahabatnya yang tak biasa. Shun Yuan terlihat jelas sedang menampik perasaannya sendiri.
Hari mulai berganti, usahanya di dalam kediaman Jian Ying juga telah berubah. Istana khusus para wanita itu tampak mulai berubah terutama milik Jian Ying.
Di dalam kamarnya taka ada lagi barang mewah, giok, permata ataupun bebatuan cantik dengan harga jual yang tinggi lagi. Semua koleksi Jian Ying itu telah di singkirkan oleh pemiliknya.
Jian Ying sudah mengutus Shuwan untuk menjual semuanya. Koin dari penjualan itu Jian Ying kumpulkan untuk berjaga-jaga jika dirinya sewaktu-waktu didepak dari Istana. Tentu saja dia membutuhkan banyak uang untuk bertahan hidup di luar sana.
Meski saat ini Jian Ying masih memiliki harta tersimpan milik orang tuanya, tapi Jian Ying akan memakai koin itu untuk melindungi kaumnya sesuai dengan permintaan Kakaknya sembari dia mencari tau siapa orang yang memfitnah keluarganya.
"Koin ini sudah cukup untuk bertahan hidup beberapa tahun ke depan Permaisuri"
"Semoga saja, aku harap dengan koin ini aku bisa membangun kembali kaum ku"
"Permaisuri, bolehkah aku ikut kemanapun kau pergi?" Shuwan ingin menangis membayangkan dirinya berpisah dengan Permaisuri yang telah ia layani.
Meski Jian Ying terlihat mengerikan di mata orang lain, tapi di mata Shuwan, Jian Ying tak seperti yang orang lain katakan.
"Kau mau ikut denganku?"
"Iya Permaisuri, tolong bawa aku. Dia sini begitu mengerikan"
"Baiklah Shuwan, terimakasih karena sudah setia kepadaku"
Betapa senangnya Shuwan karena sudah beberapa kali ini Jian Ying selalu mengucapkan terimakasih kepadanya. Permaisurinya itu benar-benar telah berubah.
"Tapi Permaisuri, siapa orang yang tega memfitnah keluargamu? Apa mungkin orang yang sama dengan orang yang mencoba mencelakai mu di taman?"
"Apa? Jadi aku terjatuh karena ada yang sengaja ingin mencelakai ku?" Jian Ying memang tidak ingat bagaimana dia bisa jatuh dan tak sadarkan diri di taman.
"Memang tidak ada yang melihat dengan pasti saat itu, saya juga tidak sedang bersama Permaisuri. Tapi saya yakin kalau ada yang sengaja mencelakai Permaisuri, tidak mungkin jika jatuh sendiri" Shuwan sejak awal memang begitu yakin kalau ada yang ingin mencelakai Jian Ying.
"Menurutmu siapa?" Jian Ying menatap Shuwan sambil memikirkan orang-orang yang mungkin bisa dicurigai.
"Apa mungkin Ibu Suri?" Shuwan menebaknya karena Ibu Suri adalah orang yang paling terang-terangan membenci Jian Ying.
"Bukan, tidak mungkin orang yang terlihat jelas membenciku akan mencelakai ku dengan cara seperti itu" Jelas Jian Ying yakin kalau bukan Ibu Suri yang melakukannya biarpun Ibu Suri terlihat sangat keras dan membencinya.
"Apa mungkin Selir Li Mei?"
Keduanya saling menatap dalam diam. Seperti sedang menyetujui pendapat satu sama lain.
terimakasih atas karya nya kak, terimakasih jg sdh buat aq tertarik baca kisah seperti ini karena jujur ini pertama kali nya aq baca novel dgn alur cerita kerajaan 🥰🥰🥰
ganteng bgtttt. lebih cocok d gombalin sih ini thorrr🤣🤣🤣😅😅😅
a Ying biadab