Ricard Dirgantara, pelayan bar yang terpaksa menjadi suami pengganti seorang putri konglomerat, Evelyn Narendra.
Hinaan, cacian dan cemooh terus terlontar untuk Richard, termasuk dari istrinya sendiri. Gara-gara Richard, rencana pernikahan Velyn dengan kekasihnya harus kandas.
Tetapi siapa sangka, menantu yang dihina dan terus diremehkan itu ternyata seorang milyader yang juga memiliki kemampuan khusus. Hingga keadaan berbalik, semua bertekuk lutut di kakinya termasuk mertua yang selalu mencacinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sensen_se., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13 : KEJUTAN BESAR
“Oh! Jadi gara-gara ini kamu nangis sampe kayak gitu? Cih! Buang-buang energi aja,” celoteh Richard membuang undangan itu ke tempat sampah.
“Diam! Kamu nggak ngerti apa-apa!” teriak Velyn menoleh, menatap tajam pada suaminya.
Richard hanya menghela napas berat, “Velyn! Velyn. Kamu terlalu polos untuk para pemain itu!” sindir pria itu menggelengkan kepala disertai senyuman mencibir.
“Diam, Richard! Aku enggak butuh pendapatmu!” teriak Velyn semakin murka.
Richard masih bergerak merapikan kamar tersebut, lalu mendekat pada Velyn. Tubuh kekar itu membungkuk hingga wajahnya begitu dekat. “Aku tahu semuanya. Datang saja di acara pernikahan itu, aku akan memberimu kejutan yang tidak pernah kamu sangka-sangka,” tutur Richard dengan nada dinginnya. Sorot mata dan raut wajahnya juga tak kalah dinginnya, hingga terasa menyelusup ke pori-pori Velyn.
“Terserah aku mau datang atau nggak! Itu urusan aku! Kamu juga sama saja dengan mereka! Menjijikkan!” balas wanita itu ketus sembari mendorong dada Richard. Ia bergerak membelakangi suaminya itu.
“Aku tidak peduli kamu menilaiku bagaimana! Tapi kali ini, kamu harus datang. Karena akan ada kejutan besar yang mungkin mengguncang otakmu!” seloroh Richard meninggalkan kamar Velyn.
Richard beralih ke kamar tamu, selesai membersihkan diri, ia sama sekali tidak keluar dari kamar semalaman. Bahkan sekedar santap malam pun tidak. Dan, tidak ada yang peduli. Velyn hanya menatap ke arah pintu kamar tamu yang tertutup rapat. Tapi, sama sekali tak berniat untuk memanggil suaminya.
\=\=\=\=\=ooo\=\=\=\=\=
Hari pernikahan Gerald dan Sonia tiba. Pernikahan itu digelar di ballroom hotel bintang lima. Richard datang jauh sebelum acara dimulai. Penampilannya sangat berbeda. Jas hitam berpadu dengan celana bahan senada, membalut tubuh kekarnya. Rambutnya tersisir rapi, sepatu mahal yang mengkilap menemani setiap langkahnya.
“Richard? Mau ke mana kamu?” tanya Debora meneliti penampilan Richard dari ujung rambut hingga kaki. Jika bukan kakak iparnya, gadis itu pasti langsung terpesona akan penampilan Richard. “Nyolong dari mana tuh pakaian?” selidiknya ketika menyadari pakaian yang dikenakan Richard semuanya bermerk.
Richard hanya membalas dengan tatapan mata elangnya saja. Lalu meninggalkan Debora tanpa berucap apa-apa.
“Gila! Kalau berkelas kayak gitu, aku juga mau!” canda Debora terkekeh.
“Ngapain kamu ketawa sendiri, Ra?" tanya Velyn menuruni anak tangga, masih dengan pakaian rumahnya.
Debora berbalik, “Eh, enggak kok, Kak. By the way, suamimu mau ke mana, Kak? Kece banget penampilannya.”
Velyn menaikkan sebelah alisnya. Berhenti di anak tangga terakhir, sembari melipat kedua tangannya. “Masa sih?”
“Iih, Kakak ke mana aja? Masih molor ya? Suaminya keluar sampai enggak tahu. Awas hati-hati nanti digaet pelakor. Sumpah Richard keren banget tadi, Kak!” ucap Debora menggebu-gebu.
Velyn terdiam sebentar, ia memang tidak tahu kapan keluarnya Richard. Karena mereka masih tinggal di kamar berbeda. “Sotoy kamu!” cebik Velyn menoyor kepala adiknya lalu melenggang ke dapur mengambil minum.
Setelah meneguk sedikit minuman kaleng, Velyn bersandar di tepi meja. Menerka-nerka ke mana perginya sang suami. “Apa jangan-jangan dia pergi ke pesta pernikahan Gerald dan Sonia?” tebak wanita itu bertanya-tanya.
Sebenarnya Velyn sangat malas menghadiri pesta itu. Ia takut tidak akan sanggup. Akan tetapi, rasa penasaran yang membuncah membuat Velyn bergegas kembali ke kamar. Ia ingat pesan Richard semalam, agar datang ke sana dan akan mendapat kejutan besar.
“Awas aja kalau kamu bohongin aku, Cad!” gerutunya bergegas mandi.
Setengah jam Velyn bersolek di depan cermin. Menutup mata bengkaknya dengan make up tebal, penampilannya sedikit glamour. Tubuh jenjangnya berbalut gaun berwarna maroon, yang sangat kontras dengan warna kulitnya.
Velyn berangkat seorang diri. Ia mengembuskan napas berat sambil mencengkeram setir erat-erat. “Aku enggak apa-apa! Ya, aku enggak apa-apa!” gumamnya menguatkan diri sendiri.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Hingga kini memasuki area parkir hotel yang menjadi tempat mantan kekasih dan sahabatnya melangsungkan pernikahan.
Sesampainya di ball room, Velyn mengedarkan pandangan untuk mencari suaminya. Akan tetapi, tak menemukan keberadaannya, “Ck! Dasar Richard pembual handal!” gerutunya mengepalkan kedua tangan.
Velyn beralih menatap lurus ke depan, matanya langsung mengembun ketika melihat Gerald dan Sonia telah mengikrarkan janji suci.
Sonia semakin mengeratkan cengkeraman tangannya pada lengan Gerald. Ia ingin menegaskan bahwa sekarang, Gerald adalah miliknya.
Velyn sampai tidak bisa menelan salivanya, serasa teronggok di tenggorokan karena tertahan beban yang semakin mengimpit dada. Buru-buru ia menyeka air mata yang jatuh. Berbalik dan hendak melangkah.
Lengannya tertahan oleh seseorang, pria tampan dan berkharisma yang berstatus suaminya, menjulang tinggi di hadapannya. Velyn mendongak, menatap Richard yang mengedikkan dagu agar ia kembali berbalik lagi.
“Mohon perhatian sebentar, untuk para tamu terhormat. Mohon izin, saya mewakili salah satu tamu yang berniat memberi kejutan untuk pasangan pengantin baru kita. Baiklah, jangan berlama-lama. Penasaran ‘kan? Sama, saya juga. Hehe. Mari kita saksikan hadiah terindah untuk Tuan dan Nyonya Gerald!” tutur salah satu MC yang menyela acara.
Tiba-tiba lampu di ball room itu dipadamkan. Dua layar lebar menyala, tampak sedang loading untuk membuka sebuah video. Opening yang sangat mengagumkan berupa ucapan selamat dan untaian doa untuk pasangan pengantin, diiringi musik romantis.
Velyn berusaha menepis tangan Richard, tapi tidak bisa. Karena cengkeraman pria itu sangat kuat. Hingga beberapa detik kemudian, terdengar tawa Sonia yang menggelegar. Velyn segera mendongak, menatapnya lamat-lamat.
Sebuah video yang menayangkan pengakuan rencana picik Sonia, yang menjebak Velyn bersama salah seorang pelayan bar. Tujuannya jelas, karena ia mencintai Gerald dan ingin memilikinya.
Deru napas Velyn berubah cepat, dadanya bertalu kuat ketika mendengar dan melihat secara langsung, bagaimana sahabat yang selama ini ia percaya ternyata menusuknya dari belakang. Kedua tangannya mengepal dengan sangat kuat.
Bukan hanya Velyn, Gerald melotot tajam setelah menyaksikan video tersebut sampai selesai. Ia melempar pandang pada Velyn yang kini dikuasai amarah. Semua tamu undangan juga saling berbisik dan menggunjingkan Sonia.
"Tidak! TIdak! Ini tidak benar! Ulah siapa ini?! Ini pasti ulah seseorang yang membenciku dengan cara merekayasa video ini!" jerit Sonia panik.
Bersambung~
Thor jangan lama" up nya .. ini baca sambil ingat" sama alur ceritanya 😇