Rania, mempunyai suami yang sempurna sebagai laki-laki. Dengan wajah yang tampan, tubuh yang bagus, Sudah bisa di pastikan ia adalah laki-laki sejati, tapi pernikahannya sudah berlangsung 1 tahun. laki-laki yang menjadi suaminya, tidak pernah menyentuhnya. Tapi kenapa? Apa alasannya sampai harus menikahi Rania jika ia tidak mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elleya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mobil siapa itu?
Di depan meja besar,Darma. terlihat tengah sibuk membubuhkan tinta pada kertas berwarna putih. dengan hati-hati dirinya menulis kembali surat wasiat yang baru. Sebelumnya ia menulis wasiat terakhir kali saat Rakan dan Maudy masih hidup. kini darah dagingnya yang tersisa hanya Rania. Cucu perempuannya yang cantik bak bunga mawar, indah merekah namun sulit ia dekati.
Siang ini dirinya membuat janji untuk makan siang bersama Rania, Setelah sekian lama akhirnya mereka akan duduk di meja makan yang sama lagi. Darma sedikit gugup untuk bertemu dengan cucunya itu. Bagaimana juga ia ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting pada Rania.
Sementara di tempat lain, beberapa orang pelayan tengah sibuk. mereka memilihkan pakaian yang cocok untuk di pakai Rania siang ini. Sementara Rania sendiri terlihat lebih sangat dan menikmati waktunya untuk membaca novel kesukaannya, Ia sangat menyukainya novel bergenre drama romantis. Meski kisah cintanya tak semanis yang tertulis dalam novel yang kerap di bacanya.
"Nyonya bagaimana dengan dress yang ini? Sarah membawakan sebuah dress cantik berwarna biru muda dengan sedikit renda menjuntai di ujung dress tersebut.
" Baiklah. pilihkan beberapa aksesoris berwarna biru gelap untuk ku". Jabatan Rania meski hanya Melirikkan matanya sejenak untuk melihat dress yang akan dia pakai.
"Baik Nyonya". Sarah bergegas untuk mencari model perhiasan yang cocok dengan gaun itu.
Setelah Sarah menemukan semua aksesoris yang sesuai ia dengan segera meminta Rania bersiap. Rania hanya menurut saja saat Sarah meloloskan brush pada pipinya untuk menaburkan bedak dan membuat rona di wajah Rania kian terlihat. Sarah juga tak lupa memberikan sedikit pewarna pada bibir Rania yang sebenarnya sudah berwarna pink alami.
Siang itu Rania pergi ke rumah kakeknya. tempat, dimana ia menghabiskan waktunya setelah pulang dari sekolah dulu. Karena saat mendiang neneknya masih hidup Rania lebih suka bermain di sana dan di temani oleh sang nenek. Di bandingkan, dengan. Tinggal sendirian di Mansion miliknya yang besar tapi ibunya sibuk mengurus pekerjaannya di luar, Sedangkan kakaknya Rakan sepulang dari sekolah ia masih harus menjalankan beberapa les bahasa. Untuk menunjang pendidikannya sebagai calon penerus perusahaan besar.
Karena jaraknya yang tidak terlalu jauh, Rania hanya memerlukan waktu beberapa menit untuk sampai. Terlihat bangunan berwarna putih, dengan nuansa klasik yang tampak tak berubah sedikitpun setelah meninggalnya sang nenek. Rania tersenyum manis saat turun dari mobilnya. ia teringat, bagimana dulu ia akan segera berlari ke dalam, dan neneknya akan menyambutnya dengan pelukan hangat dari dalam rumah itu.
Tapi pelukan itu sudah tidak ia dapatkan lagi sekarang. karena yang menunggunya sekarang adalah sang kakek. Yang sama sekali tidak akrab dengan dirinya.
Rania melangkah perlahan, Dan menuju ke dalam rumah sang kakek. Tampak beberapa pelayan ikut datang menyambutnya, begitu juga dengan sang kakek yang ikut berdiri menantikan kehadirannya.
Meja makan bulat dengan diameter yang cukup besar tertata berbagai macam hidangan yang terlihat tampak lezat untuk di santap. "Makanlah, Sarah memberitahu ku mereka adalah makanan yang kau sukai"
"Sarah? Sepertinya dia sangat mengerti semua tentang ku, padahal jelas dia bukanlah aku.
" Bersikaplah dewasa, kau ini sudah menikah dan menjadi Nyonya calon pemimpin perusahaan besar.
Rania hanya terdiam dan mulai menikmati menu makan siang miliknya. Terlihat sesekali Darma memperhatikan setiap Rania bergerak mengaduk-aduk makanannya dan hanya memasukkan sedikit sekali ke mulutnya.
"Apa rasanya tidak sesuai?
" Biasa saja! jawab Rania dingin.
"Sebenarnya ada yang ingin aku sampaikan padamu!" seru Darma
"Ya aku sudah menduganya. tidak mungkin kakek tiba-tiba memintaku datang, karena merindukan ku. setiap kita bertemu kan kakek hanya meminta dan menyuruhku sesukanya.
" Yaa kau benar, sikapmu yang to the point seperti ini yang membuat kakek lebih mudah mengucapkan nya. Rania kakek ingin kau mulai belajar mengelola perusahaan. bagaimanapun juga akhir tahun ini kakek harus menentukan siapa calon pemimpin di masa mendatang. Kau juga bisa meminta Suamimu untuk mengajarimu, dia cukup cerdas dan bijaksana dalam bekerja kau bisa memulai belajar darinya.
Rania sejak terdiam, ia mencoba mencerna apa yang baru saja kakeknya katakan. "Tapi aku sama sekali tidak pernah belajar bagaimana mengelola perusahaan"
"Karena itu, aku mengusulkan kau bisa memulai belajar dari suamimu.
" Berhenti menyebutnya suamiku, aku tidak menyukainya.
"Apa tidak ada yang membaik dengan hubungan kalian? kalian menikah hampir satu tahun, Rania! Bagaimana bisa selama itu tidak ada perkembangan sama sekali?
" Aku tidak mencintainya, dia juga tidak mencintaiku. bukankah itu sudah jelas? Apa lagi yang kakek harapkan? kakek ingin aku hidup dengannya di sisa hidupku? Itu tidak mungkin.
"Huhhhh.... Kenapa kau sangat keras kepala seperti ini?
" Lalu apa yang kakek inginkan?
"Baiklah, lupakan itu. Sekarang cobalah mulai belajar darinya bagaimana cara dia memimpin perusahaan. Bagaimanapun juga setelah kau berhasil mendapatkan dukungan dari para Direksi kelak. kau bisa memikirkan untuk berpisah dengannya, dan mengurus perusahaan sendiri.
"Akan aku pikirkan.
" Itu bagus, Rania. Hiduplah dengan benar. Ibumu sangat berharap kau tumbuh dan hidup dengan bahagia.
"Baiklah jika sudah selesai aku akan pulang sekarang.
" Yaa. kau bisa pulang sekarang. Uhukkk... uhukk.. Darma terbatuk-batuk, dengan cepat ia melangkah lebih dulu meninggalkan Rania seorang diri di meja makan. Rania sempat khawatir melihat kakeknya yang terlihat sedang tidak sehat itu.
"Sarah?
" Ya Nyonya? apa Anda akan pulang sekarang?
"Tidak. Sarah apa kakek sakit? Sarah diam sejenak dan tidak segera menjawabnya. meski dirinya sudah di perintahkan untuk tidak memberitahu Rania. tapi ia sangat ingin memberitahu bahwa kakeknya sedang tidak baik-baik saja, dan mungkin usianya sudah tidak akan lama lagi. Tapi ia tak bisa melanggar begitu saja perintah dari Darma.
"Sepertinya Tuan sedang terkena flu, Anda tidak perlu khawatir. saya sudah memeriksanya beliau baik-baik saja. Jawab Sarah dengan berat hati.
" Baiklah, aku percaya padamu. Ayo kita pulang.
Rania kini kembali ke kediaman miliknya bersama dengan Sarah dan Alex yang menjadi supir kemudinya. Tapi saat dirinya hendak masuk ke dalam halaman rumahnya ia melihat sebuah mobil terparkir tak jauh dari rumahnya.
"Mobil siapa itu? aku tidak pernah melihat mobil itu sebelumnya? Tanya Rania dengan menunjukkan ke arah mobil yang terparkir itu.
"Saya akan turun untuk memeriksanya" Ucap Alex yang segera turun dan menghampiri mobil itu. Terlihat dari kejauhan Alex mengetuk pintu jendela mobil tersebut. dan tak lama seorang laki-laki keluar dari dalam mobil hitamnya.
"Bukannya itu Ka Kenn? tanya Rania pada Sarah.
" Seperti itu benar beliau Nyonya.
.
ditunggu up selanjutnya
semangat 💪🏻💪🏻💪🏻 dan sehat selalu kak