"Langsung saja karena aku tak punya banyak waktu dan kita tidak perlu berkenalan. Oke, buat aku hamil dan ini uang untukmu!." Sombongnya menyodorkan sejumlah uang yang cukup banyak.
"Kau membeliku?."
"Samuel Dirgawijaya, kau datang ku pastikan kau menerima tawaran ini." Ucap Naura membalas tatapan mata biru Sam.
Harap bijak memilih bacaan!
Dilarang nge-hate karena ini hanya cerita fiksi ya.. Untuk segala kekurangan dalam penulisan harap dimaklumi karena author masih pemula dan masih dalam tahap proses pembelajaran.
Simak kisah selengkapnya.>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20
"Giselle!... Giselle! buka pintunya kau harus makan dari kemarin perutmu itu belum terisi." Ujar Maria mengetuk kencang pintu kamar putrinya namun dari dalam tak ada jawaban. "Aduh pah gimana ini? takut Giselle kenapa-napa."
Papa Giselle mengambil kunci cadangan ia langsung membuka kamar Giselle dan masuk ke dalam, terlihat putri mereka hanya duduk merenung menatap ke arah luar balkon. Tatapan Giselle kosong penampilannya juga tampak sedikit lusuh.
"Giselle ayolah isi perutmu sayang." Bujuk Maria.
"Kamu jangan seperti ini beberapa orang suruhan datang menjemputmu akan absen pemotretan, kamu sudah kehilangan Sam masa karir juga mau dilepaskan." Timpal papanya. "Ayo makanlah."
"Kalo aku mau aku juga makan kalian jangan khawatir aku butuh waktu sendiri." Balas Giselle tanpa menatap kedua orang tuanya.
"Masalahnya dari kemarin kamu belum makan katakan ada apa, keluarkan saja beban pikiranmu itu semenjak menemui Sam kau hanya diam dan diam." Ucap Maria yang mulai tak tahan melihat kondisi putrinya.
"Aku sudah mengetahui siapa wanita yang Sam cintai dan untuk menerima kenyataan itu aku butuh waktu."
"Siapa katakan! pastinya dia menggoda Sam di belakangmu sampai-sampai di saat Sam menjatuhkan talak ia berkata sudah mencintai wanita lain, dapat dipastikan juga hubungan mereka berlangsung lama." Timpal Maria.
"Naura, wanita itu Naura saudara kita putri paman Arga kakak mama."
PRANGGG!!
Sarapan yang dibawa Maria terjatuh hingga pecah berkeping-keping, suaminya terdiam mendengar ucapan putrinya.
"Aku sangat tak terima dan tak sudi, jadi sampai kapanpun akan menghalangi hubungan mereka berdua. Masalahnya di sini kenapa harus Naura ma kenapa!!!." Jerit Giselle yang kembali terisak.
"Aku benci wanita itu sangat membencinya!!."
.
"Hachihh!!!.." Naura bersin setibanya di Singapura.
"Padahal ini panas." Ejek Sam yang masuk duluan ke dalam mobil jemputan anak buahnya dimana sudah menunggu kedatangan mereka berdua di bandara dari tadi.
"Ck!." Jengkel Naura, wanita itu ikut masuk ke dalam mobil duduk di samping Sam. "Jalan pak!."
Mobil melaju membelah jalanan raya menuju apartemen yang sudah disiapkan untuk ditempati selama di Singapura.
Selama di perjalanan tidak ada yang bersuara hanya Sam melirik Naura yang menatap ke arah luar jendela. Beberapa menit di jalan akhirnya mereka sampai di apartemen yang sudah disiapkan.
Sam maupun Naura menaiki lift untuk menuju kamar apartemen masing-masing yang bersebelahan. Sementara klien lain berada di lantai bawah mereka.
"Kau bisa masuk ke kamarku sesukamu." Ujar Sam sebelum masuk ke dalam membuka sandi pintu.
"Tapi kau tidak bisa melakukan itu terhadapku."
"I don't care!." Sam acuh langsung masuk ke dalam begitu pun dengan Naura.
Naura meletakkan kopernya ia langsung bersiap-siap untuk meeting pertama di Singapura, setelahnya ia pergi tanpa menunggu Sam menuju perusahaan sang kakak Novan.
Saat semua para petinggi berkumpul barulah Novan memulai meeting, menuangkan ide-ide untuk proyek besar yang akan dijalankan. Memakan waktu cukup lama sekitar 2 jam lebih hingga akhirnya rapat selesai.
"Baik rapat ditutup dan besok kita jalankan proyeknya." Novan mengakhiri rapat lalu bersalaman dengan para petinggi lain.
Hingga di ruangan itu hanya menyisakan Naura, Sam dan Novan. "Kau tidak mau tinggal di rumahku Naura?."
"Tidak kak aku akan bersama para klien saja."
"Oke, Sam titip adikku.."
"Tak perlu kak aku bisa sendiri." Timpal Naura seraya berlalu pergi ia malas jika merepotkan orang.
"Adikku memang begitu tapi berlaku hanya pada orang-orang terdekat, apa kalian mulai berteman?." Tanya Novan dengan tatapan menyelidik.
"Hmm kita memulai hubungan baik." Balas Sam.
Novan tak langsung menjawab seolah membaca raut wajah sahabatnya itu. "Senang bekerja sama denganmu."
"Aku juga."
Sam dan Novan berpelukan setelahnya mereka harus berpisah untuk pulang karena ini sudah malam.
Sam tidak langsung ke apartemen ia menemui kenalannya karena ada urusan, sekitar pukul 20:00 malam barulah ia tiba di apartemen dan langsung membersihkan tubuhnya agar bugar kembali.
"Sudah selesai?."
Sam yang baru keluar dari kamar mandi menggunakan handuk sepaha sontak menoleh saat ada seseorang di kamarnya, terlihat Naura duduk di atas ranjang dengan lingerie yang begitu sexy memperlihatkan lekuk tubuh indahnya yang nyaris sempurna.
Sam diam di tempat ia berhenti mengacak-acak rambutnya yang basah, tanpa sadar Naura menelan saliva melihat tubuh kekar nan bidang Sam. Tak bisa dipungkiri Naura mengakui Sam memang tampan dengan kharismanya yang begitu kuat.
Keduanya saling tatap mengagumi keindahan masing-masing.
Naura sudah menyiapkan ini dari jauh hari terlihat wanita cantik itu tampak tenang dan elegan walaupun dalam hati terdalamnya ia sangat tegang juga canggung.
Sam melepas handuk yang dipakainya untuk mengeringkan rambut, pria tampan itu tersenyum mendekati Naura. "Goda diriku layaknya kau mengajak bercinta suami bukan sebagai rekan kerja Company."
Naura berdiri mendekati Sam yang juga berjalan mendekatinya. "Tidak ciuman, tidak menyentuh area dadaku kau hanya membantu diriku hamil cukup bagian bawah saja."
.
.
Tinggalkan jejaknya ya sebagai dukungan buat othor!🤗
buah jatuh sepohon pohonnya
/Tongue//Tongue//Tongue/
tinggal papa Wiguna yang bum tau
bar-bar akan keinginannya
gue yakin kalian jodoh
jadi semulus apapun karirmu jangan lupa keharmonisan kelurgamu.