Ini kisah yang terinspirasi dari kisah nyata seseorang, namun di kemas dalam versi yang berbeda sesuai pandangan author dan ada tambahan dari cerita yang lain.
Tentang Seorang Mutia ibu empat anak yang begitu totalitas dalam menjadi istri sekaligus orangtua.
Namun ternyata sikap itu saja tidak cukup untuk mempertahankan kesetiaan suaminya setelah puluhan tahun merangkai rumah tangga.
Kering sudah air mata Mutia, untuk yang kesekian kalinya, pengorbanan, keikhlasan, ketulusan yang luar biasa besarnya tak terbalas justru berakhir penghianatan.
Akan kah cinta suci itu Ada untuk Mutia??? Akankah bahagia bisa kembali dia genggam???
Bisakah rumah tangga berikutnya menuai kebahagiaan???
yuk simak cerita lebih lengkapnya.
Tentang akhir ceritanya adalah harapan Author pribadi ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Prahara Subuh
Suara mobil berhenti di depan rumah, nampak satpam membuka kunci gerbang dan masuklah mobil hitam yang di kendarai Haris ke dalam area parkir.
Tak lama kemudian suara pintu depan terbuka, saat Mutia tengah salat tahajud, tepat jam 03.00 suaminya baru pulang kerja.
Haris masuk ke kamar dan merebahkan dirinya tanpa melepas baju kerjanya, melihat itu mutia merasa iba, barangkali suaminya itu telah lembur dan kecapekan kerja di kantor.
Mutia melepas mukena dan menghampiri suaminya untuk melepas sepatu dan kaus kaki yang masih dikenakan Haris.
"Ayah... Mau Ganti baju tidak?" Tanya Mutia sambil melepas kaus kaki.
"Endak Bun... " Kata Haris.
"Bunda bantu lepas dan gatiin ya..." Tawar Mutia.
"Ayah capek Bun... mau tidur... udah sini pijitin Ayah aja..." Kata Haris sambil memeluk guling.
Mutia memijit kaki suaminya sampai sang suami terlelap tidur lalu menyelimuti tubuh suaminya itu dengan selimut.
Mutia Turun kelantai bawah untuk memasukan baju kotor ke mesin cuci dan membereskan rumah, karena di rumah tidak ada pembantu, tidak ada pembantu yang betah tinggal bekerja di rumahnya karena ulah anak-anaknya.
Azan subuh sudah berkumandang, Mutia sudah selesai memasak nasi lalu naik ke atas untuk melaksanakan Salat subuh, dia ketuk kamar anak-anaknya untuk membangunkan subuh.
Tok
Tok
Tok
" Kak Intan... bangun sayang... Subuh dulu... " Kata Mutia.
"Hemmm ya Bun..." Jawab Anak pertamanya sambil malas dari dalam kamarnya. Intan anak pertama Mutia yang sudah lulus SMA dan mulai masuk kuliah, Alhamdulillah dia anak yang pintar jadi bisa ikut kelas percepatan.
Lalu Mutia melangkah pada kamar berikutnya tempat anak kembarnya tidur.
" Dek... Nazea... Nazia... Bangun sayang... Subuh...!!!" Rada mengeraskan suaranya namun si kembar yang jago tidur tidak menjawab. Si kembar anak ke 2 dan ke 3 sudah lulus SMP dan sudah mulai masuk SMA.
Mutia membuka pintu kamar yang tidak terkunci dan masuk ke kamar si Kembar dan membangunkannya secara langsung.
"Zea.. Zia... bangun subuh..." Mutia menepuk-nepuk si kembar.
"Hemmm iya Bun..." Jawab Zia lalu bangun.
"Zea..." Mutia memanggil Zea yang masih tidur.
"Hemmm apa sih Bun... masih ngantuk..." Rengek Zea sambil mengucek mata.
"Bangun Subuh Ze....!" Kata Mutia sambil membantu Zea bangun.
Si kembar pun bangun dan berjalan ke kamar mandi untuk wudhu, Mutia beranjak keluar dan pindah ke kamar sebelahnya tempat si Bungsu.
Mutia Masuk ke kamar dan membangunkan si Bungsu dengan mencium dan menepuk- nepuk bahunya.
"Adek... Kean...Bangun... Yuk subuh dulu..." Kata Mutia.
Kean Bangun lalu memeluk Mutia hangat, sambil mencium pipi Mutia dan berbisik.
"Lima menit lagi Bun..." Kata Kean berbisik. Kean anak ke 4 Mutia, anak cowok yang duduk di kelas 6 SD.
Mutia tersenyum dan mencium mata Kean sambil mengelitiki leher Kean agar bangun. Kean tergelak dan sadar sepenuhnya lalu melepas pelukan dan bangun lalu ke kamar mandi untuk wudhu.
Mutia bangkit lalu keluar dan masuk ke kamarnya sendiri, di tempat tidur suaminya masih terlelap, ingin rasa hati membangunkanya namun tidak tega.
Ketika Mutia tengah salat Subuh Hp suaminya selalu berbunyi namun tidak di angkat-angkat juga oleh suaminya.
Mutia bangkit setelah berdoa lalu menghampiri Hp suaminya dan mengangkat panggilan itu, ada tulisan Bee di situ, sedikit mengernyitkan dahi, dan betapa terkejutnya saat suara perempuan manja yang ada di seberang yang di dengarnya.
Sedetik kesadarannya mulai menghilang, dadanya berdegub hatinya berdenyut, luka yang dulu belum kering kini mulai terasa sakit kembali. Prasangkanya tidak bisa positif lagi, semua dugaan negatif sudah memenuhi isi kepalanya.
"Sayang... kamu dimana sih kok kamu ndak ada pas aku bangun tidur???" Cerocos suara perempuan dari seberang membuat dada Mutia bergemuruh.
"Aku kan masih kangen... Pasti kamu kerumah si bungkus permen itu ya..." Oceh perempuan itu, darah Mutia mendidih mendengar ucapan itu.
"Kenapa sih kamu betah sama dia, katanya kamu bilang dia ndak asik... kok pulang sih... Ih sebel... aku marah nih kamu gak boleh minta jatah lagi." Oceh perempuan itu lagi membuat Mutia menahan sesak di dadanya.
Alhamdulillah senang bngttt
Semoga ada ke ajaiban dan Arsya bisa selamat