NovelToon NovelToon
Cinta Gadis Cacat

Cinta Gadis Cacat

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Nawa

Arrayan menikahi Bella, seorang gadis cacat, karena dendam. Kecelakaan tragis yang menewaskan kedua orang tuanya membuat Arrayan yakin Bella adalah penyebabnya.

Namun, Bella hanyalah korban tak bersalah, sedangkan pelakunya adalah Stella, adik angkatnya yang penuh ambisi. Ketika Stella melihat wajah tampan Arrayan, dia menyesal menolaknya dulu dan bertekad merebutnya kembali. Di tengah rahasia yang semakin terungkap, cinta dan kebencian menjadi taruhan.

Akankah Arrayan menemukan kebenaran sebelum semuanya terlambat? Apa pilihan Arrayan saat cinta dan balas dendam saling beradu?

Happy reading 😘🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 ( Kedatangan preman )

Bella berhasil membujuk Johan agar mau mengizinkannya membuka toko bunga, tetapi ia tidak membiarkan Bella untuk mengontrak Justru ia membelikan putrinya sebuah rumah sederhana yang mana ia renovasi kembali menjadi sebuah toko dan menyatu dengan tempat tinggal untuk Bella.

Sebenarnya Johan ingin sekali membelikan rumah yang lumayan besar agar tempat tinggal Bella tidak terlalu kecil, tetapi dengan tegas Daisy menolak dengan alasan tidak ingin menghambur-hamburkan uang terlalu banyak untuk Bella. Tanpa ingin berdebat panjang dengan Daisy, Johan pun menurutinya hanya karena Bella yang menyuruhnya untuk tidak mempermasalahkan penolakan mamanya.

Sudah berhasil keluar dari rumah itu pun Bella sangat bersyukur dengan begitu ia tidak akan pernah melihat pertengkaran papanya dengan mama Daisy yang amat di sayanginya itu hanya karena Johan selalu membela dirinya. Johan mempekerjakan satu maid untuk Bella agar bisa membantu Bella sekaligus merawatnya, dan kebetulan juga maid itu adalah mantan karyawan panti yang merawat Bella saat ia berumur tiga tahun.

Bella tidak ingat karena ia saat itu baru berumur tiga tahun dan Nuri hanya merawat Bella dalam waktu dua bulan di panti sebelum Johan dan Daisy datang untuk mengadopsinya.

“Darimana kakak tau kalau aku Isabella? Memangnya saat aku kecil hingga sekarang wajahku tidak terlihat berbeda?" tanya Bella yang saat ini sedang merangkai bunga untuk pesanan pelanggan setianya.

Tidak di sangka baru saja dibuka satu bulan lalu sudah banyak yang berkunjung ke toko bunga milik Bella yang ia beri nama Bella Florist. Bahkan sudah banyak pesanan rangkaian bunga membuat Bella kewalahan sendiri walaupun satu maid sudah membantunya.

“Aku melihat kalung yang kau pakai, Isabella dan aku yakin kau gadis yang berumur tiga tahun yang sempat aku rawat sebelum kau dibawa orang tua angkat mu,” ujar Nuri.

“Oh … terimakasih ya, kak kamu sudah merawat aku dari kecil,” ujar Bella menggenggam tangan Nuri dan tersenyum manis pada Nuri.

“Iya, Non,” jawab Nuri melepaskan genggaman tangan Bella merasa tidak pantas karena dirinya hanya seorang maid.

Bella mengerti dengan sikap Nuri lalu ia meminta Nuri untuk memanggil namanya saja, tetapi Nuri menolak karena ia memang seorang pembantu di tempat Bella.

Brakk

Prangg

Brukk

Suara gaduh terdengar sangat jelas dari depan karena Nuri dan Bella berada di dalam dan tidak ada yang berjaga di depan toko. Mereka terkejut dan Nuri bangkit lebih dulu melihat keadaan di depan ia merasa khawatir pada Bella dan menyuruhnya untuk tetap di dalam.

“HEI … SIAPA KALIAN?!” pekik Nuri tanpa rasa takut.

“Tidak perlu tahu siapa kami, yang jelas suruh pemilik toko bunga ini membayar iuran tiap bulan pada bos kami,” bentak para pria yang berpakaian preman itu pada Nuri.

“Iuran apa maksudmu! Toko ini dibangun oleh majikan saya dengan membeli tanah dan rumah ini! Jadi, kalian gak berhak memungut pungli di sini. Pergi sekarang juga atau aku akan lapor polisi!” ancam Nuri yang tidak merasa takut sedikitpun. Padahal para preman tersebut terlihat garang dan menakutkan.

Bella mendengar Nuri berteriak dan melihat kedatangan preman itu dari dalam lewat pintu kaca yang gelap jika melihat dari luar, tetapi jelas jika melihat dari dalam. Ingin sekali ia keluar, tetapi ia juga sangat takut melihat preman itu dari kejauhan karena penampilan mereka sangat menyeramkan.

“Bosan hidup kau rupanya”

Salah satu preman menghampiri Nuri dia mengangkat tangannya ke udara bersiap untuk memukul wajah wanita itu yang saat ini hanya bisa memejamkan kedua matanya dan pasrah jika akhirnya ia akan dipukuli para preman itu.

“BERHENTI!” teriak Bella yang akhirnya keluar karena ia juga tidak bisa membiarkan Nuri di hajar begitu saja oleh para preman itu.

“Nona, masuklah! Aku mohon”

Nuri ingin menghampiri Bella namun tubuhnya ditarik paksa oleh preman lainnya membuat Nuri sedikit terkejut karena dua orang preman menahan tangannya. Ingin berontak pun sia-sia karena tenaganya tidak akan mampu melepaskan cengkraman kedua preman itu.

“Kalian mau uang kan? Ambil ini lalu pergi dari sini secepatnya!” ucap Bella memberikan beberapa uang lembar berwarna merah pada pria yang ingin memukul Nuri.

Bukannya menerima uang yang disodorkan Bella preman itu justru melangkah mendekat pada Bella dan menarik sudut bibirnya sangat lebar karena ia terpesona dengan kecantikan Bella yang memiliki wajah bak boneka dengan warna kulitnya yang putih, memiliki mata yang indah berwarna hitam kecoklatan serta hidungnya yang mancung.

Namun, pria itu malah beralih menatap bibir tipis berwarna pink millik Bella membuat gairahnya muncul dan saat ini Bella masih berusaha memundurkan langkahnya walau sulit ia tidak ada pilihan lain karena takut preman itu berbuat yang tidak baik padanya.

“K-ka-kau mau a-apa? Aku sudah memberikanmu uang dan cepat pergilah dari sini,” ujar Bella ketakutan sampai tubuhnya bergetar.

Semua preman itu malah tertawa termasuk pria yang sudah sangat dekat dengan Bella,”Bos, udah bawa aja ke markas. Lumayan buat senang-senang malam ini” ujar salah satu anak buahnya yang masih memegangi tangan Nuri.

Degh!

Bella dan Nuri saling bertatap, tubuh Bella semakin bergetar ia mencoba kabur dengan melangkahkan kakinya menjauhi preman yang semakin mendekat padanya,”Mau ke mana cantik, jangan mencoba kabur. Ikutlah denganku, aku akan membawamu ke tempat yang gak akan pernah kamu lupain seumur hidup mu, cantik,”

Preman itu berhasil meraih tangan kanan Bella lalu pria itu mengambil paksa tongkat yang ada ditangan kiri Bella dan langsung melemparnya ke sembarang tempat. Bella terjatuh tepat di sofa karena sudah pasti ia tidak bisa menopang tubuhnya tanpa tongkat siku itu.

“Jangan! Jangan mendekat dan menyentuhku, aku mohon … hiks,” lirih Bella seraya menyatukan kedua tangannya memohon di hadapan pria itu.

Sedangkan Nuri ia sudah pingsan akibat dipukul dua preman yang menahannya karena terus saja berteriak dan memberontak padanya. Letak toko Bella berada sangat jauh dari pemukiman warga dan di sekitar terlihat sepi. Apalagi ini sudah malam jarang sekali orang berlalu lalang pada jam malam.

Sebenarnya Bella ingin bersiap menutup tokonya setelah menyelesaikan pesanan yang tinggal sedikit lagi selesai, tetapi kejadian tidak terduga dan kedatangan para preman yang langsung mengacak-acak toko bunga Bella dan menghancurkan seisi toko tersebut membuat semua bunga menjadi rusak dan tidak tersisa.

“Lepaskan aku … hiks,” pekik Bella meringis kesakitan karena pria itu mencengkram kedua tangan Bella dan memaksa ingin menc1um b1b1r gadis itu.

“Diam lah! Kau pelit sekali aku hanya ingin menc1c1p1 b1b1rmu yang sangat menggodaku,” ujar pria itu.

“Arrgggh … jangan menyentuhku!” sentak Bella.

Plakk

Sreet

“Papa … tolong aku!”

Pria itu menampar Bella sampai gadis itu tersungkur di sofa karena selalu berteriak, membuat pria itu sangat jengkel dan reflek merobek pakaian Bella hingga lengannya yang sangat mulus terlihat jelas membuat hasrat pria tersebut makin menggebu.

“Gil4, mulus banget. Walaupun dia c4c4t tapi gue akuin dia sangat cantik,” batin pria itu meneguk kasar ludahnya sendiri dan pria itu malah melanjutkan aksinya tidak peduli dengan Bella yang terus saja memohon untuk dilepaskan.

Dua anak buah preman itu meninggalkan bos mereka di dalam untuk bersenang-senang dengan Bella, Mereka juga tidak peduli tangisan Bella yang sangat terisak memohon pada bosnya untuk dilepaskan bahkan mereka ada yang tertawa lepas melihat penderitaan Bella.

“Jangan …hiks!” lirih Bella berusaha menahan tubuh pria itu yang ingin menindih tubuhnya.

Sreet

Bagh!

Bigh!

Bugh!

“Arghhh … siapa kau!” teriak preman itu setelah tubuhnya ditarik dan dilempar menjauh dari Bella oleh seseorang.

Pria itu langsung membuka jaketnya untuk menutupi tubuh Bella dan lanjut menghampiri preman yang sudah lancang menyentuh Bella. Gadis itu hanya memandangi pria yang menghajar preman itu dengan membabi buta. Seperti ada kemarahan yang amat sangat terlihat di wajahnya. Ia menghajar preman itu tanpa jeda tanpa belas kasihan. Setelah itu sang pria menarik jaket preman itu menyeretnya keluar dari toko Bella. Preman itu sangat terkejut melihat teman-temannya yang sudah babak belur dan pingsan seketika di tempat akibat dihajar pria yang sedang berdiri dihadapannya setelah menghajarnya.

“Pergi dari sini dan jangan pernah kembali lagi! Atau aku akan melenyapkan kalian semua!” berang pria itu dengan raut wajah yang sangat menyeramkan Bella bisa melihat dari dalam melalui kaca yang terdapat di dalam tokonya terlihat sangat menyeramkan.

“Ba-baik, Tuan. Kami gak akan pernah menganggu di toko ini lagi,” ujar bos preman tersebut dengan wajah yang sudah babak belur ia sangat ketakutan dan memilih pergi dengan membawa kedua temannya itu.

Nuri yang sudah sadar menghampiri Bella yang tengah menangis merasakan sakit di sebelah kaki kirinya,”Nona, anda kenapa? Apa kakinya sangat sakit?” tanya Nuri sangat khawatir dan mencoba melihat kaki Bella yang sedikit memar.

Bella hanya menggelengkan kepalanya pelan tubuhnya menjadi lemah dan berkata pun rasanya tidak sanggup apalagi melihat keadaan tokonya yang sudah hancur tak berbentuk.

...“Ada apa?" tanya pria itu yang kembali masuk ingin melihat keadaan Bella, membuat Nuri bangkit dan melindungi Bella....

“Jangan sakiti Nona Bella. Pergi kau dari sini!” usir Nuri merentangkan kedua tangannya dan memasang badan untuk melindungi Bella. Ia mengira pria itu salah satu preman yang tadi datang ke toko Bella.

“Minggir … Nona mu pingsan,” panik pria itu mendorong tubuh Nuri lalu mendekat pada Bella dan langsung menggendongnya.

“Lepaskan Nona, kau mau bawa kemana?” teriak Nuri ingin mencegah pria itu membawa Bella,

Pria itu mengindahkannya dan meletakkan tubuh bella dengan perlahan menuju mobil,”Cepatlah naik, kita akan membawanya ke rumah sakit,” Nuri terdiam sesaat seraya menatap pria itu yang tidak ia kenal dan kenapa dia ingin menolong Bella secara tiba-tiba.

Merasa ada yang menatapnya pria itu berbalik sebelum masuk kedalam mobil,”Cepatlah! Kita tidak punya banyak waktu!” sentak pria itu yang mana membuat Nuri merasa takut dibanding para preman tadi pria itu lebih menyeramkan walaupun Nuri akui pria itu sangat tampan.

*

*

“Suster saya ingin menjenguk putri saya yang bernama Bella, ia baru masuk satu jam lalu,” ujar Johan yang sudah berada di rumah sakit setelah Nuri menghubunginya melalui telepon rumah sakit.

Johan datang bersama Daisy dan Stella, awalnya mereka berdua tidak ingin ikut dan sama sekali tidak peduli pada Bella yang sedang tertimpa musibah. Akan tetapi, Johan seperti biasa mengancam istri dan anaknya dengan menyetop uang jajan mereka berdua jika mereka tidak ikut dengannya ke rumah sakit.

“Ishhh … nyusahin banget si tuh anak angkat! Gak tau apa ini udah malem besok kan mama ada acara arisan,” decak Daisy merasa sangat jengkel.

“Apalagi aku, besok aku ada ujian praktek di kampus.” sambung Stella yang ingin rasanya ia pulang secepatnya.

Ceklek

Johan membuka pintu kamar Tulip nomor enam. Seketika air matanya mengalir melihat Bella yang sedang menangis seperti ketakutan di atas brankar,”Bella ... apa yang terjadi?” lirih Johan menatap sendu sang putri dan menggenggam erat tangan Bella yang gemetar dan terasa dingin.

Bella tidak menjawab hanya tangisan yang keluar dari mulutnya tidak lama Nuri datang masuk ke dalam kamar rawat Bella, Johan langsung mencecar berbagai macam pertanyaan pada Nuri yang kini menghampirinya.

Nuri menjelaskan awal kejadian sampai bagaimana seorang pria membawa Bella sampai ke rumah sakit. Sontak Johan dan Daisy mengerutkan keningnya sambil berpikir siapakah gerangan pria yang menolong Bella?

“Lalu, di mana pria itu?” tanya Johan penasaran.

“Entahlah, Tuan. Aku juga tidak melihatnya lagi saat Nona Bella dibawa ke ruang UGD tadi waktu a pingsan. Mungkin saja dia sudah pulang,” ujar Nuri.

Sebenarnya, pria itu belum pergi dari rumah sakit ia sedang menelepon di lobby sembari mengontrol emosinya.”Aku belum siap kembali mengurus perusahaan. Lebih baik Paman tidak perlu campuri urusanku. Untuk sementara aku ingin melakukan apa yang aku mau agar bisa melupakan kejadian itu,”

Tut tut

Telepon terputus membuat sang Paman sangat marah. Dia tidak peduli dan beralih memikirkan gadis yang baru saja ia tolong,”Sepertinya, aku pernah melihatnya? Tapi di mana ya?” gumam Arrayan.

*

*

Bersambung.

1
Rhenii RA
Bego sama baik beda tipis
Rhenii RA
Basi banget ga sih, kejadiannya itu itu lagi
Rhenii RA
Ga tau malu
Rhenii RA
“Ya, ampun aku lupa” beda arti sama “Ya ampun, aku lupa”
Rhenii RA
Ga tau diri sih kataku
Rhenii RA
Taelah si Daisy
Sunaryati
, Terimakasih happy ending, kutunggu karyamu selanjutnya
Sunaryati
, Halalin dulu itu buktinya
Sunaryati
Berbaikan saja sama suami Bella, Narra juga senang pada ayahnya
Sunaryati
Nah, Bella segera raih kebahagiaanmu bersama Arrayan, dan adiknya kelak. Semoga tidak parah .
holipah
Stella yang bkn kacau 😅 rusak semua nya
Sunaryati
Perjuangkan Bella lagi Arrayan, dia sangat mencintaimu terlatih Narra telah lama merindukanmu
Sunaryati
Makanya kau harus bisa mengendalikan amarahmu Arrayan, jangan sampai Lucas ragu melepas Bella kepadamu, Stella bunuh diri saja agar Lucas bisa bersatu dengan Jessica
Sunaryati
Mudah- mudahan Stella sembuh dan menikah dengan Lucas, dan Daffa segera ditemukan dan mengakui kesalahannya
Widi Widurai
penyesalan terbesar kl misal johan sampe mati. tp syukur lah biar dia ga stress punya anak model stella. dah sakit jiwa akut
Sunaryati
Itu taktik Bella untuk mengelabuhi Stella, agar kalian selamat, dengan rayuan Stella akan membebaskan kalian, dan Marco urusan pak Williams
Sunaryati
Jangan sampai Narra jadi korban, Thoor, Stella sudah menang lama dan berkali-kali, maka hari ini Stella dan preman yg membantunya harus tertangkap dan Narra selamat. Kutunggu balasannya
leahlaurance
anak Stella bukan anak mu.bodoh
😅
leahlaurance
gimana nanti riaksi suami nya klau tahu kamu bukan pelaku nya
leahlaurance
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!