Bianca Davis hanya mencintai Liam dalam hidupnya. Apa pun yang dia inginkan pasti akan Bianca dapatkan. Termasuk Liam yang sebenarnya tidak mencintai dirinya. Namun, bagaimana bila Liam memperlakukan Bianca dengan buruk selama pernikahan mereka? Haruskah Bianca tetap bertahan atau memilih menyerah?
Ikuti kelanjutan kisah Bianca dan Liam dalam novel ini! ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 03
Bianca meneguk ludahnya dengan susah payah. Tidak menyangka bila hal yang dilakukan oleh Liam dahulu langsung membuahkan hasil yang tak terbantahkan. Memang Bianca tidak akan menyerah untuk mendapatkan Liam. Hanya saja, pikirannya terpecah karena sibuk dengan perusahaan.
"Bi, tolong beritahukan siapa pria yang menghamilimu? Aku tahu semua ini salahku karena membiarkan Silvia pergi begitu saja dengan anak dalam kandungannya. Akan tetapi, aku tidak menyangka bila kamu mendapatkan karma dari perbuatan yang kulakukan," ujar James merasa bersalah pada sang adik.
Sebagai pengganti dari Gerald Davis —sang ayah— tentu James merasa bertanggung jawab pada adiknya. Dia terus menyalahkan dirinya karena membuat Bianca mengalami hal seperti ini. Bianca yang selalu diperlakukan dengan baik bak putri raja tidak mungkin menyodorkan dirinya begitu saja pada seorang pria. Pasti ada unsur paksaan hingga wanita itu hamil. itulah yang ada dalam pikiran James.
Sedangkan, Bianca diam menimbang ucapan James. Kakaknya pasti semakin terpuruk karena kelakuannya. Dia kehilangan wanita yang ternyata dicintainya, lalu pantaskah dia menambah beban James dengan kehamilannya.
"Katakan Bi, aku tidak akan marah! Tapi, pria itu harus mempertanggung jawabkan perbuatannya!" ujar James sambil meremas tangan sang adik yang ada dalam genggamannya.
"Aku... Bukan wanita m*rahan 'kan, Kak? Aku hanya menolongnya malam itu, tapi dia tidak menerimanya dengan baik. Aku memang tidak menyerah mendapatkannya, tapi dia sudah mengatakan tidak akan bertanggung jawab," balas Bianca dengan pelan.
Malam itu memang Liam tidak melakukannya hanya sekali dengan Bianca. Pria itu terus menerus melakukannya hingga Bianca kelelahan mengimbangi Liam. Bianca memejamkan mata mengingat kembali perkataan Liam. Timbul keraguan pada dirinya untuk mengatakan kebenaran pada James.
"Kamu pikir aku akan bertanggung jawab atas kejadian ini? Tidak Bianca! Aku tidak akan menikahimu hanya karena kita telah melakukannya," ujar Liam begitu menancap tajam pada hati Bianca.
"Apa dia adalah pria yang selama ini kau sukai? Liam Smith? Diakah yang melakukan ini?" tanya James.
Bianca hanya diam tidak mengiyakan atau menolak ucapan James. Pria disampingnya melepaskan genggamannya pada Bianca. Dia mengepalkan tangannya tak mampu untuk menyalahkan adiknya sendiri.
"Mengapa kamu terus terobsesi dengan Liam, Bianca? Masih banyak pria lain yang dapat menjadi pendampingmu." Akhirnya, keluarlah ucapan James yang membuat Bianca menitikkan air mata.
"Aku mencintainya, Kak. Tidak mungkin aku membiarkan dia bersama dengan Ivanka. Wanita itu ingin menjebaknya. Jadi..."
"Jadi, kamu menyerahkan dirimu sendiri? Apa yang kamu harapkan?" potong James.
Bianca terdiam, dia mengingat setiap penolakan yang diucapkan oleh Liam. Pria yang telah mencuri hatinya sejak lama itu tidak pernah menoleh sama sekali pada dirinya. Hal itu membuatnya tidak putus asa.
Sampai Bianca mengetahui akal bulus Ivanka yang ingin mendapatkan Liam dengan cara yang kotor. Tentu saja, Bianca tidak terima dan memilih untuk mengorbankan dirinya sendiri sebagai pelampiasan Liam. Hal itu membuat, Bianca dicap sebagai wanita m*rahan oleh pria yang sangat dia cintai.
"Aku harus bagaimana, Kak?"
"Dia harus bertanggung jawab pada anak yang ada dalam kandunganmu. Yang terpenting sekarang anakmu mendapatkan haknya," ucap James.
Sonia datang dengan tergesa-gesa. Dia mengetahui semua yang terjadi pada sang putri. Sonia menyikapinya dengan lebih tenang. Dia tahu keluarga Smith pasti akan menerima Bianca dengan baik sebagai menantu keluarga.
"Aku akan pergi ke Kediaman Smith untuk meminta pertanggung jawaban Liam! Kau tenang saja Bianca, keponakanku akan mendapatkan Ayahnya" ujar James berusaha untuk bersikap tenang.
"Pergilah! Temui keluarga Smith dan minta pertanggung jawaban pria itu!" balas Sonia.
Pria itu langsung berpamitan pada Bianca dan Sonia. Dia tidak habis pikir dengan adiknya yang sangat menginginkan Liam menjadi suaminya. Padahal, dari dulu James sudah mengatakan bila dia akan mencarikan pria yang tepat untuk Bianca.
Sedangkan Bianca memandangi kepergian James dengan sedikit senyum tersungging di bibirnya. Sonia melihat senyum yang ditampilkan oleh Bianca. Dia menggeleng karena mengetahui kelakuan anaknya.
"Mama tahu apa yang kau lakukan Bianca, jangan sampai keputusanmu ini membuat hidupmu menderita. Apa pun yang terjadi kamu harus menceritakan pada Mama," ucap Sonia membuat Bianca tersentak.
"Bukan aku yang telah menjebak Liam. Aku hanya berusaha menolongnya, Ma," sanggah Bianca yang mengetahui bila Sonia berpikir negatif pada dirinya.
"Mama tahu bagaimana dirimu, Bianca. Kamu mirip seperti diriku yang tidak bisa melepaskan orang yang kita cintai. Namun, Mama berpesan jangan memaksakan kehendak. Bagaimana pun, Liam tidak akan jatuh cinta padamu bila kamu terus memaksakan kehendak padanya," balas Sonia cukup membuat hati Bianca berdenyut nyeri.
"Mama tahu bukan? aku tidak mungkin melakukan hal nekad hanya untuk mengikat Liam," ucap Bianca.
"Hanya kamu yang tahu tujuan sesungguhnya, Bi." Sonia hanya dapat memikirkan bila Bianca dapat melakukan hal paling gila untuk mendapatkan Liam.
Sementara itu, James mendatangi Kediaman Smith yang disambut oleh pelayan keluarga. Dia mengatakan bila Liam sedang pergi dan belum kembali. Liam datang bersama Ivanka yang bergelayut mesra di lengannya. Seketika, James tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri.
Bugh!
James menghajar Liam tepat di perut pria itu. Liam yang terkejut tidak dapat menghindar dari James yang sangat marah melihat Liam bersama wanita lain.
"Seenaknya saja kau mempermainkan adikku!"
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca.