Alana Ketlovly seorang pengusaha yang harus menelan pil pahit karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Untuk itu Alana memutuskan untuk menghibur dirinya dengan pergi ke Bar, yang berakhir dengan sebuah malapetaka. Dimana dirinya menjalan hubungan cinta satu malam dengan seorang mafia bernama, Arthur Stanley.
Arthur Stanley sendiri merupakan seorang mafia yang memiliki kelainan dalam hubungan seksual. Banyak cewek yang ingin tidur dengannya namun dirinya hanya menginginkan teman tidur yang membuat nyaman dan tergila-gila.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahidah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Alana dan Arthur makan malam berdua. Intan lalu datang mengantarkan makanan dan menaruhnya di meja. Dan dibelakang Arthur terlihat Kevin berdiri seolah tengah menjaga mereka.
" Intan, ayo makan. Kevin juga, yuk makan malam sama-sama." seru Alana.
Kedua orang itu terkejut, baru kali ada orang yang berani mengajak mereka makan malam bersama dengan bos mereka. Intan dengan canggung hanya tersenyum, begitu pula dengan Kevin. Mereka berdua begitu takut jika permintaan tersebut tidak keluar dari mulut Arthur.
" Anggap saja permintaan Alana merupakan permintaan dari ku juga. Duduklah." ucap Arthur yang juga tidak menyangka jika Alana akan meminta intan dan asistennya itu untuk makan bersama.
Intan duduk begitu pula dengan Kevin yang nampak canggung. Intan mengambilkan sesendok nasi untuk Kevin. Alana yang melihat tersenyum senang.
" Makanan ini terlalu banyak untuk kita berdua. Jadi, makan bersama kayak gini justru lebih baik. Jadi enggak sepi-sepi banget." ujar Alana.
" Kevin, bagaimana dengan kuliah intan, apa kamu sudah mengurusnya?" tanya Arthur.
" Sudah semua bos. Mungkin besok intan sudah mulai masuk kuliah, iya kan?" ucap Kevin menengok kearah intan yang tengah duduk disampingnya.
" Iya, besok aku sudah mulai kuliah, tuan." ucap intan sambil tersenyum.
" Bagus, kuliah yang rajin! Dan juga jangan lupa untuk belajar!" tukas Arthur.
Alana melihat Arthur yang berbicara dengan intan seolah terkesan kasar. " Nada bicara mu itu loh, biasa saja dong." ucap Alana.
" Ini sudah biasa. dan ini memang nada bicara normal ku."
" Normal, tapi kesannya kayak memaksa!" cibir Alana.
Alana bersanda gurau dengan intan setelah selesai makan malam. Satu hal yang Alana syukuri ketika memilih tinggal bersama Arthur. Dia bisa memiliki teman mengobrol, jadi akan tidak merasa kesepian. Karena selama tinggal di apartemen, dia biasa hanya bermain hp ataupun menonton film.
" Alana, nonton film yuk. katanya ada film horor terbaru."
" Boleh, tuh. Ayo nonton!" seru Alana.
Mereka menonton film berdua melalui laptop. Sesekali mereka berteriak karena hantu dalam film itu tiba-tiba saja muncul di layar. Alana mulai merasa ngantuk, dia langsung tertidur di sofa. Begitu pula dengan intan.
Arthur turun dari lantai bawah setelah selesai bekerja. Dia melihat intan dan Alana yang tidur di atas sofa. Arthur memerintah Kevin untuk membangun intan, agar tidur di kamar. Dia lalu mendekati Alana, mencoba untuk membangunkan cewek tersebut.
" Hey, bangun!" bisik Arthur.
Alana terkejut, dia mengusap matanya melihat Arthur yang duduk berlutut dibawahnya.
" Kamu udah selesai kerja?" tanya Alana.
" iya. pergi tidur ke kamar sana."
" tunggu, kok kamu berpakaian rapi gini sih!"
" Ada urusan yang perlu aku urus. Mau aku antarkan kamu ke kamar?"
" Enggak usah! Aku bisa sendiri kok." ucap Alana beranjak. Namun saat hendak menaiki tangga Arthur menahannya.
" Ada apa? Sudah ku bilang aku bisa pergi sendiri!" tukas Alana.
" Apa boleh aku memelukmu?" tanya Arthur.
" Kalau mau peluk ya peluk saja, kenapa mesti bertanya."
Arthur perlahan memeluk Alana dari belakang. Kemudian dia langsung mencium tengkuk Alana.
" Ish! Kamu ini ngapain sih!" tukas Alana yang merasa risih.
" Katanya enggak perlu bertanya?"
" Tapi, enggak usah cium tengkuk ku Sagala. Geli tau nggak!" tukas Alana dengan kesal.
Arthur tak mau melepaskan pelukan. Dia ingin beberapa menit saja memeluk hangat tubuh Alana. Sedangkan Alana justru mengingat masa lalunya dengan Alvaro. Dimana dirinya pernah memeluk Alvaro dari belakang, namun Alvaro terkesan biasa saja. Alana berpikir apakah saat ini Arthur juga merasa apa yang ia rasakan dulu?
" kamu sedang memikirkan apa?" tanya Arthur yang merasa Alana sedari tadi diam saja.
" Enggak apa-apa. Sudah sana pergi kerja. Aku mau ke kamar." ucap Alana.
" Tapi, aku ingin kamu mengantar ku ke mobil." ucap Arthur dengan manja.
" Tuan Arthur. Kamu kebanyakan nonton drama deh. Cuma jalan keluar lalu naik mobil saja mesti diantar."
Namun Arthur tetap bersikap manja, meminta Alana untuk mengantarkannya ke mobil." Aku hanya ingin kita berjalan berdua saja."
" Baiklah. Tapi lepaskan dulu pelukan mu ini. Bagaimana aku bisa jalan kalau kamu masih memelukku." ucap Alana yang sudah menyerah.
Arthur melepaskan pelukannya. Dia menarik tangan Alana. Mereka berjalan sambil berpegangan tangan. Alana memandangi genggaman tangan mereka. Apakah ini akan menjadi awal jika dirinya bisa melupakan Alvaro dalam pikirannya?
Kevin mengantarkan intan ke kamar. Meniduri intan dan menyelimutinya. Tak lupa di mengucapkan selamat. Kevin menatap lekat wajah gadis manis itu. Dia tersenyum melihat intan yang sudah tertidur pulas. Kevin lalu keluar dari kamar.
Intan membuka matanya perlahan. Dia lalu tersenyum. Entah kenapa dia sangat senang ketika Kevin memperlakukannya seperti ini. Namun dia kembali kepikiran dengan ucapan Alana tentang mencoba mencintai seseorang. Dia masih kurang dengan ucapan tersebut, meski Alana sempat berkata intan akan mengerti ketika dia sudah dewasa. Namun intan sudah menginjak dewasa, jatuh cinta mungkin belum ia rasakan. Tapi kenapa dengan sikap Kevin seolah membuatnya bahagia, apakah ini cinta? Lalu apa yang dimaksud dengan mencoba mencintai seseorang?