Yuki berusia lima belas tahun, ketika Dia menemukan rahasia mengenai asal usul ibunya yang selama ini terpendam rapat di sebuah kamar tertutup yang ada dalam rumahnya. Namun yang tidak Dia sangka, rahasia itu merubah masa depan dan kehidupannya.
Pertemuan kembali dengan Ayahnya dan jati dirinya mulai terkuat seiring dengan rentetan bahaya dan kematian yang mengikuti langkahnya.
Saat akhirnya Yuki menemukan cinta dari seorang Bangsawan, akankah Yuki akan tetap mengikuti takdirnya ?. Bahkan ketika Dua orang Pangeran mulai membayangi hidupnya. Memaksa Yuki untuk menjadi milik Mereka. Sang Bulan di malam musim dingin, ataukah Sang Mentari pagi di musim semi ?
Ikutilah kisahnya dalam Morning Dew Series
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
“Paman, Aku akan makan siang dengan Putri Elber di aula makan” jelas Yuki kepada para Prajurit Kerajaan dengan pandangan memohon.
Seorang Prajurit yang berperan sebagai pemimpin membungkukan badan dengan hormat. “Maafkan Kami Putri, tapi Pangeran memerintahkan Kami untuk membawa Putri ke ruangannya”
Yuki menghela nafas.
Meskipun Yuki menggunakan berbagai alasan yang masuk akal. Dia akan tetap kalah. Para Prajurit sangat mematuhi ucapan Pangeran Riana.
Elber mengangkat bahunya acuh. “Lain kali Aku akan mentraktirmu” kata Elber sebelum akhirnya Dia pergi meninggalkan Yuki yang menatap punggungnya nanar.
“Mari Putri, Pangeran sudah menunggu” ujar Prajurit kerajaan itu lagi mengingatkan Yuki.
“Ah…Pangeran…” Yuki berseru sembari menujuk ke belakang para Prajurit dengan wajah terkejut. Sontak seluruh prajurit menengok kebelakang untuk memberi hormat. Hal itu langsung dimanfaatkan Yuki untuk kabur. Yuki berlari kencang menjauhi para Prajurit Kerajaan.
“Putri Yuki !!. Cepat Kejar” seru kepala Prajurit saat sadar Mereka telah diperdaya oleh Yuki.
Yuki berlari menuruni tangga. Berbelok ke sebuah lorong dan bersembunyi di balik tembok. Yuki merapatkan tubuhnya, meringkuk sedemikian rupa untuk menyembunyikan dirinya. Para pengawal berlari melewati tempat persembunyian Yuki. Yuki diam. Menunggu sampai yakin Mereka pergi cukup jauh. Kemudian setelah dirasa aman, Yuki berlari mencari ruangan yang bisa dijadikan tempat bersembunyi sebelum Para Prajurit Kerajaan itu kembali dan menyisir seluruh area untuk menemukan keberadaan Yuki.
Yuki tahu dengan jelas perbuatannya ini akan berakibat fatal. Pangeran Riana pasti marah pada Yuki. Tapi Yuki sudsh tidsk perduli. Yuki harus bertemu dengan Bangsawan Dalto dan menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi.
Terdengar suara langkah kaki mendekat. Yuki tahu, itu adalah suara dari para penjaga yang kembali untuk mencari Yuki. Beruntung Yuki menemukan pintu yang tidak terkunci. Dia segera masuk ke dalam ruangan yang rupanya adalah sebuah gudang yang tidak terpakai. Ada jendela yang terbuka. Yuki mendekati jendela dan melonggok keluar. Sekarang Dia ada dilantai tiga dari bangunan sekolah Kuldhi. Jika Yuki sampai jatuh ke bawah, bisa dipastikan Yuki tidak akan selamat. Tapi Yuki sudah tidak ada waktu lagi untuk memikirkan cara lain. Cepat atau lambat, para penjaga akan masuk dan menemukan keberadaan Yuki jika Dia tidak cepat bertindak. Jadi Yuki melepaskan sepatunya, Dia memanjat keluar jendela dan menutup jendela dari luar untuk menghilangkan jejak. Kakinya berpijak pada selusur tembok, dan Dia harus menjaga keseimbangannya. Tangsnnya mencengkram erat pilar bangunan agar tidak terjatuh. Perlahan Yuki mulai merayap menjauhi jendela.
“Kalian berdua periksa semua ruangan tanpa terkecuali. Dan yang lain mencari di luar gedung. Kau pergi cari informasi keberadaan Bangsawan Dalto, ada kemungkinan Putri Yuki mencarinya. Aku akan pergi melaporkan hal ini pada Pangeran” ujar Kepala Prajurit yang terdengar sampai ke tempat Yuki.
Mendengar hal itu membuat Yuki sadar. Dia tidak boleh menemui Bangsawan Dalto sekarang meskipun hal itu merupakan tujuan awal Yuki melarikan diri dari pengawalan yang dilakukan para Prajurit kerajaan padanya, atas perintah Pangeran Riana. Jika Pangeran Riana menemukannya nanti Bersama Bangsawan Dalto. Pasti Pangeran Riana akan menghukum Bangsawan Dalto dengan tuduhan serius karena dianggap telah menganggu wanita milik Pangeran Riana. Yuki tidak mau hal itu sampai terjadi. Tapi Yuki juga tidak bisa kembali begitu saja. Pangeran Riana pasti akan mendengar masalah ini meskipun Yuki memutuskan kembali. Dia akan tetap dihukum karena melanggar perintah Pangeran Riana dan kabur dari pengawalan kerajaan. Jadi setelah menimbang cukup lama, Yuki memutuskan untuk tetap melarikan diri selama beberapa waktu dan bersembunyi sendirian untuk menenangkan pikiran.
Sudah terlanjur basah bagi Yuki.
Yuki melanjutkan pelariannya. Merayap dengan hati-hati. Kemudian Dia menemukan sebuah jendela yang terbuka. Saat melongok ke dalam. Yuki menemukan jendela ini adalah jendela di gudang penyimpanan alat memasak. Setelah memastikan tidak ada orang, Yuki melemparkan sepatunya ke dalam gudang penyimpanan alat memasak dan memanjar masuk ke dalam ruangan.
Yuki melompat masuk. Kakinya langsung kedinginan, bergegas Dia memungut sepatunya dan memakainya kembali. Lantainya sangat dingin jika tidak menggunakan alas kaki.
Saat Yuki selesai memakai sepatunya, terdengar suara langkah kaki tepat dibelakangnya. Sontak jantung Yuki berdebar dengan kencang, Dia sangat panik.
Pangeran Sera berdiri diambang pintu yang menghubungkan antara gudang penyimpanan memasak dengan ruang kelas memasak. Dia tampak terkejut saat menemukan Yuki berada didalam gudang. Dari keadaannya, Pangeran Sera tahu jika Yuki masuk kedalam ruangan melalui jendela.
Mereka saling berpandangan dalam diam untuk beberapa saat.
Sementara itu berbagai pertanyaan memenuhi pikiran Yuki. Kenapa Pangeran Sera berada di ruangan memasak sendirian ?.
Yuki melirik ke seluruh ruangan dan tidak menemukan tanda keberadaan orang lain, Dia tidak mengerti apa yang sedang dilakukan Pangeran Sera dalam ruangan memasak. Terdengar ketukan pintu di luar. Yuki tampak panik.
“Masuk kesini” perintah Pangeran Sera dengan cepat. Dia memberikan jalan agar Yuki lewat. Menyuruh Yuki bersembunyi di bawah meja ruang guru yang terletak didekat jendela.
Yuki menurut. Dia langsung masuk ke bawah meja yang tertutup. Pangeran Sera dengan tenang duduk di kursi yang ada didekat meja guru. Menarik kursinya untuk membantu Yuki menyembunyikan dirinya didalam sana.
Pangeran Sera menekan keinginanya untuk bertanya pada Yuki. Pintu terbuka. Pangeran Sera mengaduk teh didepannya yang telah Dia seduh sebelumnya dengan tenang. Seolah tidak terjadi sesuatu. Di bawah meja Yuki tampak tegang.
“Salam Pangeran” sapa dua orang Prajurit Kerajaan dengan sikap hormat. Sama seperti Yuki, kedua Prajurit itu tidak menduga akan menemukan Pangeran Sera berada didalam kelas memasak.
“Ada apa ?” Tanya Pangeran Sera ringan.
“Maaf menganggu Pangeran, Kami sedang mencari seorang Putri. Apa Pangeran melihatnya ?”
“Putri ?” Pangeran Sera meletakan sendok pengaduk dan menatap Prajurit itu tenang.
“Kami mencari Putri Yuki, Pangeran tentu pernah bertemu dengannya sebelumnya, Pangeran Riana telah memperkenalkan Putri Yuki sebagai kekasihnya di pertemuan sekolah dengan Guru Besar Alzare.” Jelas Prajurit Kerajaan mencoba mengingatkan.
Pangeran Sera menggelengkan kepala. “Aku sudah ada disini sejak tadi dan tidak melihat ada yang masuk selain Kalian. Jika Kalian tidak percaya, Kalian bisa memeriksa ruangan ini”
Prajurit Penjaga itu dengan sopan berjalan untuk memeriksa gudang. Dia tidak menemukan apapun.
“Jika sudah selesai, Silahkan meninggalkan ruangan ini. Aku sedang ingin sendiri dan tidak ingin diganggu” ujar Pangeran Sera tegas.
“Baik Pangeran, Kami izin meninggalkan ruangan. Mohon maaf telah menganggu waktu Pangeran”
Para Prajurit Kerajaan keluar dan menutup pintu. Pangeran Sera berdiri dengan cepat. Melangkah maju dan langsung mengunci pintu dari dalam supaya tidak ada lagi yang masun ke dalam dan menganggunya. Kemudian Dia berbalik kembali dan memilih duduk di tempatnya semula dengan tenang.
“Mereka sudah pergi Putri, Kau bisa keluar sekarang” Kata Pangeran Sera dengan lembut. Yuki keluar dari persembunyiannya. Dia sangat lega Pangeran Sera tidak melaporkan keberadaan Yuki dan justru membantu Yuki untuk bersembunyi.
“Terimakasih Pangeran” ucap Yuki tulus.
Pangeran Sera tersenyum hangat untuk membalas ucapan Yuki. Senyuman Pangeran Sera membuat Yuki tertegun. Pangeran Sera sangat mempesona. Bagaikan jelmaan malaikat. Siapapun akan terpana saat melihatnya.
“Tapi sepertinya Putri belum bisa keluar meninggalkan ruangan. Mereka pasti masih berada disekitar sini untuk mencari keberadaan Putri. Jika Putri bersedia, bagaimana jika Putri menemaniku minum teh sebentar ?” Tawar Pangeran Sera dengan nada bersahabat.
“Apa Aku tidak menganggu ?” Tanya Yuki ragu.
Sepertinya Pangeran Sera memang sengaja bersembunyi seorang diri di kelas memasak. Tidak akan ada yang menduga Dia berada disini. Jadi jika tiba-tiba Yuki datang dan mengacaukannya, bukankah hal itu hanya akan menganggu istirahatnya saja.
“Tidak, Aku malah senang bisa berbincang berdua denganmu” kata Pangeran Sera lagi. Pangeran Sera menarik sebuah kursi di dekatnya. “Kemarilah Yuki” Dia memanggil nama Yuki tanpa embel-embel. Seperti seseorang yang memang sudah saling mengenal cukup lama.
Yuki akhirnya menuruti undangan Pangeran Sera. Dia duduk di kursi yang ditunjuk Pangeran Sera. Pangeran Sera meletakan cangkir teh di depan Yuki dan menuangkan teh kedalamnya. Setelah itu Pangeran Sera kembali duduk dengan nyaman di kursinya.
Yuki mengambil cangkir tehnya dengan perasaan senang.
“Teh ini sangat wangi” seru Yuki tidak percaya. Wanginya seolah mampu menyegarkan pikiran. Aromanya memberikan sensasi rasa nyaman dan membuatnya lebih rileks. Tanpa keraguan Yuki langsung mendekatkan bibirnya dan mencicipi rasanya. Enak.
“Teh ini terbuat dari bunga Alsara. Bunga Alsara hanya dapat tumbuh di gunung jenggau yang terletak di wilayah Argueda” jelas Pangeran Sera membuka pembicaraan.
Yuki menggangukan kepala mengerti. Yuki pernah membaca mengenai teh bunga Alsara dari Gunung jenggau. Konon, Teh bunga Alsara ini sangat mahal harganya. Tapi meskipun mahal, banyak sekali yang menyukainya. Sekarang Yuki tahu apa alasannya.