Morning Dew

Morning Dew

1

“Ki…Yuki…”

Siapa itu ?

Begitu membuka mata, hal yang pertama kali dilihatnya adalah bulan purnama berwarna biru es. Bulat sempurna. Mendominasi langit malam tanpa bintang.

“Yuki….”

Gadis yang dipanggil namanya itu langsung berpaling ke belakang. Rambutnya yang bergelombang berwarna coklat tanah, terurai bebas sepanjang punggung. Sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih. Helaian rambut gadis itu terkena angin, menyapu sebagian wajahnya.

Yuki, nama gadis itu. Dia menyibakan rambutnya ke belakang telinganya, memusatkan pendengarannya untuk mencari asal dari suara yang terus memanggil namanya. Suara itu hilang timbul, seolah menyatu dengan suara angin yang menggesek rerumputan setinggi lutut yang mengelilinginya.

Angin dingin kembali bertiup. Membuatnya menggigil. Gaun tidur berwarna putih yang dikenakannya, jelas tidak akan mampu untuk menahan dinginnya angin yang seolah menusuk setiap sendi tubuhnya. Kakinya yang tanpa alas kaki seolah membeku dengan tetesan embun yang membasahinya.

Kenapa Aku ada disini ?

Dalam kebingungan, Yuki mulai memperhatikan sekelilingnya. Akhirnya, ketika kesadarannya sepenuhnya pulih. Yuki memutuskan untuk bergerak agar dapat menemukan sesuatu yang bisa dijadikan petunjuk.

Yuki menarik nafas perlahan sembari menghitung dalam hati. Setelah cukup yakin dan tenang, Dia pun mulai berjalan.

Berbagai pertanyaan terus menghantui kepalanya. Yuki masih tidak bisa mengerti bagaimana Dia bisa berada di sini. Yuki terbangun dan mendapati dirinya tiba-tiba sudah berada di sebuah padang rumput yang sangat luas tanpa batas. Tidak ada apapun yang terlihat selain hamparan rumput setinggi lutut yang meluas sampai menyatu dengan langit di ujung mata memandang. Membentuk garis batas horizon yang tegas.

Kedua tangan Yuki terkulai lemas di sisinya tubuhnya, Dia membiarkan ujung jarinya menyapu ilalang yang bergoyang tertiup angin.

Dimana ini ?

Yuki kembali bertanya pada dirinya sendiri. Merasa tidak menemukan apapun, Yuki terus berjalan tanpa tujuan mengelilingi padang rumput. Berharap dapat menemukan sesuatu yang bisa dijadikan petunjuk. Tapi sejauh mata Dia berjalan, Yuki merasa, Dia hanya berputar-putar saja di tempatnya semula. Atau ini hanya perasaannya saja karena saking luasnya tempat ini.

“Yuki….”

“Dimana Kau, keluarlah…” teriak Yuki akhirnya.

Tidak ada apapun disini ?

Gadis itu kembali menghentikan langkahnya. Kebingungan kembali mengisi pikirannya. Yuki berusaha keras untuk tetap mempertahankan ketenangan dalam dirinya.

Jangan panik !! Hardik Yuki memarahi diri sendiri.

“Yuki…”

“Siapa…siapa di sana ?!” Teriaknya kencang.

Suara itu seolah datang dari tempat yang jauh. Dia tidak menemukan orang lain di sekitarnya. Yuki tidak percaya, bagaimana ada suara tanpa sumbernya. Dia perlahan melangkah kakinya kembali. Sesekali menoleh ke kanan dan ke kiri. Dia sedang tidak berhalusinasi. Dia sangat yakin suara itu nyata.

Seharusnya Dia takut. Jika dipikirkan, bagaimana ada suara tanpa rupa. Dan lagi, bagaimana bisa Dia terbangun dan mendapati dirinya berada di tempat yang asing ini. Bagaimana Dia bisa berada di sini ?. Tapi Yuki merasa tidak ada sesuatu yang membahayakan. Dia kembali berjalan sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. Untuk mencari jawaban atas semua pertanyaan di kepalanya. Yuki sangat yakin, suara sarat kesedihan yang terus memanggilnya adalah suara seorang laki-laki. Suaranya terdengar familiar di telinga Yuki. Tapi Dia tidak tahu siapa orang itu. Suara itu terus terdengar, memanggil nama Yuki berulang kali.

Yuki merasakan perasaan yang sangat aneh ketika mendengar suara Pria itu. Ada kesedihan yang tidak bisa Dia jelaskan. Namun, memacu Yuki untuk tidak menyerah mencari sumber suara yang terus memanggil namanya. Dia berharap, Pria itu ada di sana. Jadi Yuki bisa tahu kenapa hatinya sangat sakit ketika mendengar kesedihan dalam suara pria itu.

Yuki terus berjalan, mencari suara Pria itu. Gaunnya sudah mulai basah terkena embun. Bahkan, buku-buku jarinya sudah mulai menciut karena kedinginan.

Saat Dia sibuk mencari. Sebuah angin kencang menerjangnya. Detik berikutnya, kesunyian mulai menghantamnya.

Tidak ada suara apapun.

Sangat sunyi. Suara Pria yang terus memanggil namanya menghilang. Begitu juga dengan suara deru angin ikut menghilang secara tiba-tiba. Semuanya menghilang.

Yuki menyadari dengan cepat keanehan yang terjadi. Dia diam beberapa saat.

Apa yang terjadi ?.

Kepanikan mulai menjalarinya dengan cepat saat menyadari Dia sekarang sendirian. Dia melangkahkan kaki tidak tentu arah, setengah berlari.

Tiba-tiba…

Terasa getaran hebat di tanah yang dipijak. Gadis itu kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Dia mengaduh saat lututnya membentur batu. Pikirannya menjadi kacau. Yuki sangat ingin berteriak untuk meminta bantuan, tapi tenggorokannya tercekat sehingga tidak ada satupun suara yang dapat Dia keluarkan.

Ada apa ini ?!

Seberkas cahaya terang berwarna biru es muncul dari dalam tanah, tepat dimana Yuki berada. Membentuk sebuah lingkaran besar yang mengelilinginya. Menjadikan Yuki sebagai pusat dari lingkaran. Yuki memandang panik kearah cahaya. Pikirannya mengatakan Dia harus lari. Tapi kakinya serasa lumpuh.

Dia menggigik semakin keras.

Dari lingkaran itu, perlahan menjalar cahaya berbentuk sulur yang saling bertaut. Membentuk simbol didalam lingkaran. Cahayanya berpendar ringan disekelilingnya.

Sementara itu, di atas langit. Kilatan cahaya yang sama muncul dengan cepat, membentuk formasi burung pyonik yang besar.

Sekarang, Yuki di kelilingi oleh cahaya biru es baik dari atas maupun bawah. Tidak ada tempat baginya untuk melarikan diri. Sementara itu, getaran di bawah tanah justru semakin kencang.

Apa yang terjadi ?!

Dia kembali bertanya kebingungan.

Suara menggelegar terdengar dari atas langit. Kilat saling bersahut-sahutan seolah membelah awan. Yuki mendongak, mata bulat besarnya semakin terbuka lebar ketika Dia menyaksikan pemandangan itu.

“Kau yang terpilih”

Sebuah suara lain terdengar diatas langit. Menggelegar nyarung memenuhi setiap inchi udara dibawahnya. Suara yang sangat berbeda dengan suara yang terus memanggil nama Yuki sebelumnya. Suara ini jauh lebih kuat, mendominasi dan tidak terbantahkan.

Yuki belum mencerna apa maksud dari suara itu ketika secara mendadak, seluruh cahaya yang mengelilinginya melesat keatas langit. Berkumpul menjadi satu titik besar, lalu sedetik kemudian, meluncur tajam kearah gadis itu.

Yuki sudah sangat ketakutan, Dia hanya bisa menutupi kedua matanya dengan lengannya. Meringkuk dengan keputusasaan. Menanti benturan yang akan menghantamnya.

“Tidakkkkkk !!!!”

Sraakkkkk

Yuki mengerjap saat cahaya terang menyorot matanya. Dia terbangun dan menyadari cahaya itu berasal dari cahaya matahari yang masuk melalui jendela kamarnya. Terdengar suara jatuh berdebam dari benda yang tidak sengaja tertendang Yuki ke lantai ketika Yuki beringsut bangun. Buku novel yang dibaca sebelum tidur, merosot jatuh dari tempatnya. Sementara itu, suara jam beker berbentuk doraemon yang di letakan Yuki diatas kepala. Menyanyikan lagu dengan musik yang memekakkan telinga.

Sosok perempuan berusia sekitar tiga puluh lima tahun berdiri di depan jendela, berkacak pinggang. Rambutnya disanggul ke belakang khas seorang perawat rumah sakit. Sosoknya tidak terlihat karena terhalang cahaya matahari pagi di belakangnya.

Sesosok perempuan berusia sekitar tiga puluh lima tahun, berdiri dengan membelakangi jendela, kedua tangannya berada di pinggang menunjukkan kuasanya. Rambutnya di sanggul ke belakang. Sosoknya tidak terlalu kelihatan karena terhalang cahaya matahari pagi di belakangnya.

“Pagi Bibi” Kata Yuki setelah mengenali wanita itu. Kedua tangan Yuki ditarik ke atas, untuk merenggangkan ototnya yang terasa kaku. Yuki merasa seluruh badannya terasa pegal, dan betisnya sakit. Rasanya seperti Yuki telah memaksakan dirinya untuk menempuh suatu perjalanan jauh dengan berjalan kaki, dan bukannya baru bangun tidur di pagi hari.

“Mau tidur sampai kapan, apa Kamu tidak mendengar ada suara jam beker berteriak diatasmu sembari tadi ?” Sembur Bibi Sheira langsung. Bukan Bibi Sheira namanya jika sehari saja Dia tidak mengomel. Yuki sudah paham sekali wataknya.

“Iya…iya Aku bangun” kata Yuki tidak ingin mendengar kemarahan dari Bibi Sheira lebih lanjut. Dia berbalik untuk mengambil jam beker diatas kepala. “Astaga jam berapa ini ?” Yuki tertegun ketika melihat jarum di angka pada jam bekernya. Jam beker ini sudah berbunyi sekitar sepuluh menit. Dan Yuki sama sekali tidak terganggu.

Padahal selama ini, selelah apapun Yuki. Dia akan langsung terbangun begitu mendengar suara jam bekernya. Yuki adalah tipikal orang yang terbiasa bangun cepat ketika mendengar suara-suara berisik disekitarnya.

Yuki mendesah perlahan. Hari ini semua terasa aneh. Termasuk mimpi yang dialaminya. Meskipun dalam mimpi tapi semua terasa nyata. Bau angin yang berhembus, dinginnya embun di jarinya, dan semua suara yang terdengar dalam mimpinya. Sangat nyata. Seolah semua bukan hanya mimpi.

Yuki menekan tombol off pada jam bekernya. Seketika suara berisik yang memenuhi kamarnya berhenti. Dia langsung meletakan kembali jam beker di tempatnya dan bergegas turun dari tempat tidur. Menyadari Bibi Sheira masih berada di kamarnya dengan mata melotot memandang Yuki. Sedikit lagi Yuki salah bergerak, bisa dipastikan Bibi Sheira akan mengomel panjang lebar kali tinggi. Hari ini, Yuki sedang tidak ingin mendengar omelan Bibi Sheira.

Jadi, Dia langsung menyambar handuk yang tergantung di dekat pintu, berjalan keluar menuju kamar mandi. Bibi Sheira mengikuti Yuki keluar kamar. Sementara Yuki masuk ke dalam kamar mandi, Bibi Sheira berjalan menuruni tangga menuju ruang makan.

Dari dalam kamar mandi, Yuki masih mendengar Bibi Sheira mengerutu ketika Yuki akan menutup pintu. Yuki sudah tidak perduli. Dia bergegas melepaskan pakaiannya dan meletakan handuk di tempat yang aman. Shower dinyalakan. Air hangat memancar keluar dan membasahi tubuh Yuki.

Yuki meringis. Ada rasa nyeri di lututnya yang baru disadari Yuki ketika air membasahinya. Yuki menunduk penasaran untuk memeriksa apa yang terjadi. Dia tertegun ketika melihat ada guratan luka tergores persis ketika Dia terjatuh dalam mimpi.

Apakah pernah ada orang yang bermimpi terjatuh sampai terluka, kemudian ketika Dia bangun tidur, Dia mendapati luka tersebut benar-benar ada ?.

Yuki meraba lukanya sejenak. Berpikir penuh kebingungan, tapi Dia memutuskan untuk tidak ambil pusing. Jam yang diletakan Philips di kamar mandi, memberitahu Yuki bahwa Yuki akan benar-benar kesiangan jika Dia tidak segera bergegas.

Terpopuler

Comments

Nay Nayla

Nay Nayla

semangatt

2024-10-15

0

CaH KangKung,

CaH KangKung,

👣👣

2024-08-29

0

Agis

Agis

kalo lagi mimpi jiwanya pindah

2024-08-06

0

lihat semua
Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113 Morning Dew Season 1-End
114 1 Wind Direction (Morning Dew Series-Season 2)
115 2
116 3
117 4
118 5
119 6
120 7
121 8
122 9
123 10
124 11
125 12
126 13
127 14
128 15
129 16
130 17
131 18
132 19
133 20
134 21
135 22
136 23
137 24
138 25
139 26
140 27
141 28
142 29
143 30
144 31
145 32
146 33
147 34
148 35
149 36
150 39
151 40
152 41
153 42
154 43
155 44
156 45
157 46
158 47
159 48
160 49
161 50
162 51
163 52
164 53
165 54
166 55
167 56
168 57
169 58
170 59
171 60
172 61
173 62
174 63
175 64
176 65
177 66
178 67
179 68
180 69
181 70
182 71
183 72
184 73
185 74
186 75
187 76
188 77
189 78
190 79
191 80
192 81
193 82
194 83
195 84
196 85
197 86
198 87
199 88
200 89
201 90
202 91
203 92
204 93
205 94
206 95
207 96
208 97
209 98
210 99
211 100
212 101
Episodes

Updated 212 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113 Morning Dew Season 1-End
114
1 Wind Direction (Morning Dew Series-Season 2)
115
2
116
3
117
4
118
5
119
6
120
7
121
8
122
9
123
10
124
11
125
12
126
13
127
14
128
15
129
16
130
17
131
18
132
19
133
20
134
21
135
22
136
23
137
24
138
25
139
26
140
27
141
28
142
29
143
30
144
31
145
32
146
33
147
34
148
35
149
36
150
39
151
40
152
41
153
42
154
43
155
44
156
45
157
46
158
47
159
48
160
49
161
50
162
51
163
52
164
53
165
54
166
55
167
56
168
57
169
58
170
59
171
60
172
61
173
62
174
63
175
64
176
65
177
66
178
67
179
68
180
69
181
70
182
71
183
72
184
73
185
74
186
75
187
76
188
77
189
78
190
79
191
80
192
81
193
82
194
83
195
84
196
85
197
86
198
87
199
88
200
89
201
90
202
91
203
92
204
93
205
94
206
95
207
96
208
97
209
98
210
99
211
100
212
101

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!