NovelToon NovelToon
Ciuman Manis Kakak Angkat

Ciuman Manis Kakak Angkat

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Saudara palsu
Popularitas:71.8k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

"Kak Zavin kenapa menciumku?"

"Kamu lupa, kalau kamu bukan adik kandungku, Viola."

Zavin dan Viola dipertemukan dalam kasus penculikan saat Zavin berusia 9 tahun dan Viola berusia 5 tahun. Hingga akhirnya Viola menjadi adik angkat Zavin.
Setelah 15 tahun berlalu, tak disangka Zavin jatuh cinta pada Viola. Dia sangat posesif dan berusaha menjauhkan Viola dari pacar toxic-nya. Namun, hubungan keduanya semakin renggang setelah Viola menemukan ayah kandungnya.

Apakah akhirnya Zavin bisa mendapatkan cinta Viola dan mengubah status mereka dari kakak-adik menjadi suami-istri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6

Sepanjang sore, Viola sudah bolak-balik memilih pakaian yang tepat untuk dipakai ke klub malam bersama temannya. Setelah beberapa saat ragu, akhirnya ia memutuskan untuk mengenakan dress mini hitam yang cukup terbuka di bagian dada dan bahunya. Kainnya yang jatuh dengan lembut membalut tubuhnya dan menonjolkan siluetnya yang ramping. Dengan senyum penuh kepuasan, ia menatap pantulan dirinya di cermin besar di sudut kamar.

"Akhirnya aku bisa pakai dress ini," gumamnya sambil sedikit memutar tubuh, seakan ingin memastikan setiap sudut terlihat sempurna. Sudah lama ia menyimpan dress itu, menunggu momen yang tepat untuk mengenakannya. Malam ini adalah malam yang dia tunggu-tunggu.

Meski merasa puas dengan penampilannya, Viola sadar bahwa ia harus lebih berhati-hati agar tidak terlalu mencolok di depan keluarganya. Ia meraih jaket mantel panjang dari lemari, lalu memakainya dengan cepat. Mantel itu berhasil menutupi dress mininya hingga ke lutut dan menyembunyikan semua yang terlalu terbuka.

Viola segera meraih tas kecilnya dan memastikan alat make-up favoritnya sudah masuk ke dalam. "Nanti dandan lengkap di jalan aja," pikirnya sambil mengecek ponsel. Notifikasi dari Raisa muncul di layar bahwa Raisa sudah menunggu di depan rumah.

Viola tersenyum lebar. "Untung Kak Zavin belum pulang," batinnya. Kakaknya yang overprotektif itu pasti akan menanyakan banyak hal jika melihatnya pergi malam hari.

Beberapa saat kemudian terdengar ketukan di pintu kamarnya yang diikuti suara lembut mamanya. "Vio, Raisa udah datang, jemput kamu."

"Iya, Ma," sahut Viola. Ia cepat-cepat merapikan penampilannya untuk terakhir kali. Ia keluar dari kamar dan menemukan mamanya berdiri di depan pintu.

"Mama, aku mau ke acara ulang tahun teman sama Raisa," kata Viola, bebohong.

"Baiklah, hati-hati ya. Pulangnya jangan terlalu malam. Kalau Raisa nggak bisa antar kamu pulang, minta jemput Kak Zavin aja," pesan Zeva sambil tersenyum tipis.

"Oke, Ma." Viola mengangguk dan berusaha terlihat tenang.

Zeva mengantar putrinya sampai ke teras, memperhatikan saat Viola berlari kecil menuju mobil Raisa yang sudah terparkir di depan rumah. Setelah berpamitan dengan mamanya, Viola masuk ke dalam mobil dan menghela napas lega.

Begitu pintu mobil tertutup, Viola dan Raisa saling tersenyum penuh semangat. "Siap buat malam ini?" tanya Raisa dengan ceria.

Viola hanya mengangguk penuh antusias, membayangkan malam yang menyenangkan menunggu di depan. Kemudian ia mengambil bedaknya dan mulai menambah riasan wajahnya.

Raisa melirik ke arah Viola yang sedang memoles wajahnya dengan riasan terakhir.

"Ini mobil Dika. Dia nunggu di gang," kata Raisa. "Malam ini gue yang jadi sopir kalian."

Viola yang sedang sibuk dengan cermin kecil di tangannya, berhenti sejenak untuk menatap Raisa. "Kamu nggak bawa cowok? Tahu gitu Dika langsung jemput aja. Kak Zavin belum pulang," ujarnya santai, sebelum kembali memoles lipstiknya. Wajahnya semakin terlihat berseri-seri di bawah cahaya redup mobil.

"Nanti gue cari cowok di sana," jawab Raisa singkat, sementara kakinya menginjak pedal gas, mengarahkan mobil menuju pertigaan di mana Dika sudah menunggu.

Begitu mobil berhenti, Viola tanpa ragu-ragu pindah ke kursi belakang dan duduk dengan Dika. Sementara itu, tangannya tak berhenti memoles wajahnya dengan sentuhan akhir.

Mobil itu kembali melaju sedangkan Dika terus memperhatikan Viola. "Kamu udah cantik," katanya sambil menatap Viola dengan senyum yang penuh arti.

Viola menambahkan lagi sentuhan lipstik terakhir di bibirnya sebelum menutup cermin kecil itu. "Ini pertama kalinya aku ke klub, tahu nggak?"

Dika mengangguk pelan, senyumnya semakin melebar. "Iya, aku tahu." Tatapannya tidak lepas dari Viola yang saat itu melepas jaket mantel yang dikenakannya. Tubuhnya yang terbalut gaun malam membuat Dika menelan saliva dengan gugup. Kesempurnaan Viola seolah membuat suasana di dalam mobil semakin memanas.

"Kenapa?" Viola mengangkat alisnya, menatap Dika dengan tatapan yang sedikit menggoda. "Aku nggak cocok pakai ini?"

Dika tersenyum, menggelengkan kepala dengan cepat. "Nggak. Kamu... sempurna," bisiknya pelan. Dia semakin mendekat ke telinga Viola. "Dan seksi."

Viola tersenyum kecil. Dia sedikit menjauhkan kepalanya dari Dika.

Tangan Dika perlahan merengkuh pinggang Viola dan menariknya lebih dekat. "Mau party sampai pagi?"

"Sampai pagi? Gimana aku bilang ke Mama?"

"Tenang aja," sahut Raisa dari kursi depan, pandangannya lurus ke jalan. "Biar gue chat Mama lo, bilang kalau lo nginap di rumah gue."

Namun Viola menggeleng cepat. "Nggak. Aku pulang saja nanti."

Dika mendekatkan wajahnya semakin dekat ke arah Viola, napasnya terasa hangat di kulit gadis itu. "Pulang? Raisa dan Lana nggak mungkin cepat selesai."

Viola menelan salivanya lagi. Dia merasa gugup. Tatapan Dika yang intens membuatnya bimbang antara tetap berada di sisi aman atau terjun ke dalam pengalaman baru yang menggoda. Dika semakin mendekat dan nyaris mencium bibirnya.

"Hei!" seru Raisa tiba-tiba dari balik kemudi. "Gue bukan sopir kalian buat nonton adegan ini! Jauhan, dong!"

Dika tertawa kecil. Dia sedikit mundur meski tatapannya tetap lekat pada Viola. "Nanti aja di dalam," bisiknya dengan suara rendah yang penuh arti, lalu kembali duduk dengan tenang.

Viola menunduk dan mencoba menghindari tatapan Dika. Jujur saja, hatinya masih ragu-ragu. Pengalaman ini terasa begitu baru dan mendebarkan, tapi di balik itu, rasa penasaran akan sisi lain dari kehidupan malam semakin membuatnya penasaran.

...***...

Malam telah larut ketika Zavin akhirnya menyudahi pekerjaannya. Dia merenggangkan otot-ototnya yang kaku setelah duduk selama berjam-jam. Dia mengambil napas panjang sebelum meraih ponselnya yang tergeletak di meja. Di layar, ada beberapa pesan yang sedari tadi belum sempat ia buka.

Dengan malas, ia membuka aplikasi pesan. Namun, seketika matanya terbelalak begitu membaca salah satu pesan. Jantungnya langsung berdegup kencang karena rasa khawatir.

Tanpa berpikir dua kali, Zavin langsung menghubungi pengirim pesan itu dan menempelkan ponsel di telinganya. Suaranya keluar dengan nada panik begitu sambungan tersambung. "Dimana? Mengapa kamu baru bilang sekarang?"

"Aku sudah mengirim pesan dari beberapa jam yang lalu."

"Iya, aku sibuk. Aku akan ke sana sekarang!"

Sambungan diputus dengan cepat. Zavin memasukkan ponselnya ke saku, lalu buru-buru menutup laptopnya dengan satu gerakan cepat. Tangannya langsung meraih jas yang tergantung di belakang kursi, dan tanpa membuang waktu lagi, dia mengenakannya.

"Riko, bereskan ini. Aku ada keperluan mendadak," ujarnya sambil menatap asistennya yang masih duduk di dekat ruangannya.

Riko hanya mengangguk singkat. "Iya, Pak Zavin."

Zavin melangkah keluar dengan cepat. Dia berjalan melewati lorong panjang kantornya Saat mencapai lift, tangannya menekan tombol dengan sedikit keras. Perasaan marah dan cemas campur aduk di dalam dirinya.

Pikirannya melayang pada Viola. Bagaimana mungkin Mama mengizinkan Viola keluar begitu saja? Apalagi, Viola masih terlalu muda untuk berkeliaran di luar tanpa pengawasan.

"Kenapa Mama izinin Viola keluar malam?" gumam Zavin dengan geram. Begitu pintu lift terbuka di lantai dasar, dia segera berlari menuju tempat parkir.

"Viola... Aku akan seret kamu pulang!"

1
Salim S
seru...
Salim S
thank s thor ending yang sempurna..di tunggu karya2 selanjutnya...anak2 vita dan shaka mungkin...or...yg penting masih keturunan s badboy arsen.anak2 rangga dan keturunannya....
Risma Waty
Happy ending ...
Thanks Mbak Puput
Ditunggu karya selanjutnya ❤️
Risma Waty
Wow, Zavin & Viola otw papa mama
Mrs.Riozelino Fernandez
orang tuanya gak dikasi kabar bahagia nya kk Thor???
Mrs.Riozelino Fernandez: jahat kk Thor 😆😆😆
fb/Ig: Puput Alfi: udah, aku skip. 😂
total 2 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
Zeino....
Mrs.Riozelino Fernandez
Zavilia...☺️
Mrs.Riozelino Fernandez
akhirnya tamat juga...
perjuangan cinta mereka berbuah manis...
Gadis Puspa Kartika
hati yang saling berkaitan satu sama lainnya
Risma Waty
Akhirnya....
Semoga cepat menghasilkan ya, Zavin
Mrs.Riozelino Fernandez
akhirnya bahagia...
semoga cepat diberi momongan ya ..
Mrs.Riozelino Fernandez
mau sekarang atau nanti sama aja,karena kalian udah suami istri...
udah hak Zavin...
Salim S
selamaaat....
Mrs.Riozelino Fernandez
hmmm kamu atau Viola Vin...
😆😆😆
Risma Waty
Happy wedding buat Zavin dan Viola.. bahagia selalu, cepat dapat momongan.
Risma Waty
Tidak diragukan lagi cinta Zavin kepada Viola
Riyasih
jangan lama 2 dong thor up nya 💪💪♥️♥️
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
ganti judul kah?
Mrs.Riozelino Fernandez
duuuuh....ada aja halangan mereka 😤
Risma Waty
Judulnya diganti toh... tadi sempat bingung, perasaan belum pernah baca judul ini. Pas buka episode ternyata Zavin & Viola.


Siapa ya yang berniat jahat ke Viola?
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒: oh ya tho, lupa soale. makasih
Risma Waty: judul aslinya: I Like Your Kiss
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!