Geng motor
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayliz_Mavka97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CONFESSION!
..."Sudah cocok jadi istri"...
...~ Arzhelio Attalix Javernest R.~...
Markas The King Devil's
Malam hari
Saat ini Arzhel dan para sahabatnya sedang berkumpul di ruang santai mereka.
"Bos ini laporan keuangan bulan lalu," ucap Darius.
Darius Thompson, Salah satu anggota inti The King Devil's, dia mengelola usaha milik TKD.
Di sebelah kanan Markas Arzhel tersedia bengkel, cafe & resto, distro, showroom mobil, showroom motor, outbreak pool & bar billiard, bahkan ada tempat latihan bela diri milik Arzhel, ada beberapa tempat nongkrong kekinian juga di sana.
Arzhel sengaja membeli tanah kosong yang sangat luas di dekat Markasnya dan membangun semua itu.
Arzhel membuka lapangan pekerjaan untuk anak² jalanan yang membutuhkan pekerjaan, bahkan Arzhel menyediakan asrama untuk mereka di tempat itu. Dan usaha itu semua dikelola oleh anak² The King Devil's, dan anak didik Arzhel.
"Apa ada kendala?" tanya Arzhel dingin, memeriksa berkas-berkas yang diberikan oleh Darius.
"Salah satu mesin pencetak baju yang di Toko distro rusak bos," jawab Darius.
"Besok, gue suruh David buat ganti yang baru," jawab Arzhel. "Apa ada yang lain?" tanyanya lagi.
"Tidak ada bos, hanya itu saja. Semuanya aman," jawab Darius.
"Bagaimana persiapan untuk besok?" tanya Reyhan.
"Semuanya sudah siap, gue sama yang lain udah beli sembako, beberapa pakaian, sepatu, tas untuk anak-anak panti. Gue juga udah beli buku-buku, dan beberapa alat tulis," jawab Darius.
"Bagus, kita besok berangkat jam 7. Usahakan yang mau ikut sudah bangun, dan bersiap 1 satu jam sebelum keberangkatan," tegas Kenzo.
"Ok, gue bakalan ngomong sama yang lain," jawab Darius.
Arzhel, dan semua anggota The King Devil's, selalu berkunjung di Panti asuhan, mereka juga sering turun di Jalanan untuk membagikan kebutuhan orang-orang yang tinggal di Jalanan setiap 1 bulan sekali.
Arzhel memberikan berkas-berkasnya kembali pada Darius setelah dia memeriksa dan memberikan tanda tangan.
"Gue keluar dulu," pamit Darius.
"Ck buru-buru amat lo, main dulu kek," protes Daren.
Darius terkekeh sebentar. "Lain kali aja bro, soalnya gue mau kasih info sama anak² jam keberangkatan besok. Gue juga mau kasih berkas ini sama David, dia ada di depan soalnya, sekalian gue mau ngecek keadaan di bar," jawabnya menjelaskan pada Daren.
"Sibuk banget lo, jangan terlalu capek. Ingat jaga kesehatan lo juga," ujar Zayden.
"Tenang aja, gue baik-baik aja kok. Aman, gue selalu minum vitamin yang dikasih sama bos, gue duluan, Have a good time bro," jawab Darius berpamitan, dia mengangkat kepala tangan untuk melakukan fist bump.
(Selamat bersenang-senang, bro)
Semuanya membalas fist bump Darius.
Jarak Markas, dan tempat usaha milik Arzhel sekitar 20 meter, Arzhel sengaja memberi jarak agar Markas mereka tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang, karna pengunjung dari semua usaha milik Arzhel itu setiap hari selalu ramai.
Bahkan Arzhel membuat pagar pembatas yang sangat tinggi antara Markasnya, dan semua usaha miliknya dengan keamanan yang sangat ketat, dia juga menempatkan beberapa bodyguard yang selalu berjaga di setiap pintu.
Arzhel, dan para cowok tampan yang ada di sana bersantai mereka menikmati waktu santainya, ada yang bermain game, billiard, bowling, dan lainnya.
Arzhel sejak tadi terus menatap ponselnya.
"Telfon," kata Kenzo tiba-tiba.
Arzhel menoleh ke arah Kenzo, dia mengangkat alisnya.
"Lo dari tadi liatin nomor Sheina, tinggal telfon aja, apa susahnya," cibir Kenzo.
Arzhel melirik kesal ke arah Kenzo, sejak tadi setelah urusannya dengan Darius selesai, dia memang terus menatap ponselnya dengan tampilan nomor Sheina, Arzhel berulang kali membuat layar ponselnya on off, Kenzo yang kebetulan duduk di sebelah Arzhel merasa jengah melihat tingkah sepupunya itu sejak tadi.
Arzhel tidak menjawab atau melakukan apa yang dikatakan Kenzo padanya, justru dia berdiri dari tempat duduknya.
"Loh, mau kemana Zhel?" tanya Bryan yang baru sampai dengan Xavier.
"Apartemen Sheina," jawab Arzhel berjalan keluar ruangan.
Arzhel mengambil jaket kulit miliknya yang memang tersimpan di lemari khusus penyimpanan jaket The King Devil's , jaket itu memiliki logo The King Devil's ada gambar elang emas bermahkota di tengah jaket bagian belakang miliknya, dan di bagian sebelah kiri dadanya ada tulisan nama Arzhel dengan gambar naga hitam.
Arzhel membuat lemari dan gantungan khusus yang memiliki kode akses untuk membukanya, dan hal itu hanya diketahui oleh anak-anak TKD saja, agar jaket tersebut tidak digunakan oleh sembarangan orang.
Bahkan Arzhel membuat jam khusus untuk semua anggotanya yang bisa mendeteksi kebohongan, jadi saat ada anggotanya yang berkhianat maka Arzhel akan secepatnya mengetahui hal itu.
Sebelum ada anggota yang bergabung, mereka akan melakukan beberapa tes yang dilakukan oleh Arzhel, dan anggota inti TKD, dan tesnya itu sangatlah sulit.
Arzhel juga membuat mereka melakukan sumpah setia saat mereka lolos ujian, jika tidak berani maka mereka akan langsung ditolak, karna konsekuensi saat berkhianat pada Arzhel sama saja memberikan nyawa secara cuma-cuma.
Arzhel memiliki prinsip.
"Berani cari masalah artinya berani mati," Prinsip Arzhel.
Para anggota The King Devil's yang mengenal betapa kejamnya ketua mereka akan sangat takut untuk melakukan penghianatan.
Terlebih lagi sebagian besar dari anggota The King Devil's berasal dari jalanan, yang memang diberikan tempat tinggal oleh Arzhel.
Selain itu ia juga menyediakan tempat tinggal, Arzhel juga membiayai pendidikan dan kebutuhan mereka, dan ada bebarapa anak didik dari Abuelo Arzhel yang memang sangat setia pada keluarga Rodriguez.
Karna kebaikan Arzhel pada mereka semua, hal itu jadi alasan utama membuat semua anggota TKD sangat menghormati Ketua mereka, mereka sudah bersumpah akan tetap setiap pada Arzhel apapun yang terjadi.
Makanya sangat sulit untuk menembus pertahanan anggota Arzhel karna mereka semua setia padanya, hal itu juga yang membuat para geng lain merasa iri dengan hubungan kekeluargaan yang dimiliki oleh anggota The King Devil's, baik itu di Amerika, Eropa, maupun anggota TKD yang ada di Indonesia.
Arzhel memiliki 1500 anggota yang tersebar ditiga Negara, 500 anggota yang ada di Markas Amerika, 500 anggota yang ada di Markas Eropa, 500 anggota yang ada di Markas Indonesia, mereka semua sudah melakukan sumpah janji setia sampai mati.
***
Brum!
Brum!
Brum!
Bunyi deruman motor Arzhel melewati jalan ramai Jakarta menuju ke Apartemen gadisnya, sebelumnya Arzhel sudah mampir ke beberapa tokoh cemilan untuk membelikan cemilan kesukaan Sheina.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih sepuluh menit lamanya, akhirnya Arzhel sampai di basement parkiran Apartemen milik Sheina. Jarak Apartemen Sheina dari Markas Arzhel memang lumayan dekat.
Arzhel turun dari motor sport kesayangannya, lalu dia berjalan ke arah lift menuju unit Apartemen Sheina.
***
Apartemen Sheina
Sheina sedang memasak sambil mendengarkan lagu k-pop kesukaannya.
Sheina bernyanyi sambil memasukkan semua bahan masakannya ke dalam panci, sesekali dia juga akan melakukan dance sesuai dengan lagu yang terputar.
Ting tong!
Ting tong!
Ting tong!
Bunyi bel Apartemen Sheina, membuat gadis cantik itu mengalihkan pandangannya. Alis Sheina berkerut bingung saat bel Apartemennya berbunyi.
"Perasaan gue nggak pesan makanan, siapa yang datang malam-malam gini?" guman Sheina bingung.
"Apa para curut cegil? Eh tapi, mereka nggak bilang kalau mau ke sini," ucap Sheina mengecek ponsel miliknya.
Curut cegil adalah sahabat-sahabat Sheina.
Ting tong!
Ting tong!
Ting tong!
"Ck, kenapa itu orang nggak sabaran banget," gerutu Sheina.
Sheina akhirnya berjalan ke arah pintu Apartemen dengan menggerutu kesal, saat dia sampai depan pintu, Shiena tidak langsung membuka pintunya tapi dia mengecek di layar lcd untuk melihat siapa yang memencet bel.
"Arzhel?" guman Sheina, ia membuka pintunya.
Ceklek!
"Lama banget bukanya," Arzhel langsung masuk ke dalam.
Sheina menganga saat melihat Arzhel yang langsung nyelonong masuk begitu saja.
Sheina mendengus kesal dan menggerutu melihat kelakuan si cowok tampan itu yang dengan seenak jidatnya masuk tanpa permisi seperti Apartemen miliknya sendiri.
Sheina berjalan masuk mengikuti Arzhel, lagi-lagi dia hanya mampu menghela nafas kasar saat melihat si iceboy itu sudah duduk dengan nyaman di sofa. Dia melirik Arzhel sebentar sebelum berjalan ke arah dapur untuk melanjutkan kegiatannya.
Tap!
Tap!
Arzhel menyusul Sheina ke dapur, dia duduk di kursi meja makan, dan mengawasi apa yang dilakukan oleh gadisnya.
Arzhel tersenyum. 'Cantik!' pujinya dalam hati.
Selama kurang lebih dua puluh menit lamanya, akhirnya semua jenis makanan yang Sheina masak selesai.
Sheina menyajikan semua makanannya di meja, Sheina membuat steak rose pasta, risotto, steak dada ayam, udang goreng tepung, cumi goreng asam manis, tak lupa ia juga menyiapkan nasi.
Sheina memiliki nafsu makan yang besar, dia suka masak makanan berbagai macam karna dirinya memang pecinta makanan, dia bahkan terkadang melakukan mukbang bersama Evelyn.
"Lo, mau makan nasi? Atau pasta?" tanya Sheina.
"Pasta," jawab Arzhel, Sheina mengangguk.
Arzhel tersenyum. 'Sudah cocok jadi istri,' ucapnya dalam hati, melihat Sheina menyiapkan makanan untuk dirinya.
"Ini," ucap Sheina memberika piring makanan untuk Arzhel.
"Terima kasih," jawab Arzhel tersenyum tulus.
"Sama-sama, selamat makan," balas Sheina.
"Selamat makan," ujar Arzhel.
Arzhel mulai menyendokkan makanan ke dalam mulutnya, mata Arzhel melebar saat merasakan masakan Sheina untuk pertama kalinya.
Sheina yang melihat reaksi Arzhel, "Ada apa? Makanannya keasinan? Nggak enak? Kalau nggak enak, nggak usah dimakan," tanyanya beruntun pada Arzhel.
Arzhel menggeleng, dia menelan makanannya, "Ini enak banget, serius makanannya enak. Rasanya sangat pas, aku suka," jawabnya dengan mata berbinar.
Sheina bernafas lega mendengar jawaban Arzhel.
"Makanlah," titahnya pada Arzhel.
Arzhel mengangguk, dan melanjutkan makannya. Dia terlihat sangat lahap memakan masakan sang calon istri.
Calon istri?
Arzhel sudah mengklaim Sheina sebagai calon istrinya.
'Sekali lagi, lo buat gue semakin jatuh hati sama lo Shei. Mediang Kakek Jack emang nggak salah pilih calon istri buat gue', ungkap Arzhel dalam hati menatap Sheina dengan tatapan dalam. 'Gue jadi pengen cepat-cepat nikah,' lanjutnya.
Arzhel tersenyum geli dengan pikirannya sendiri.
Mereka berdua makan dengan tenang dan lahap, hanya ada suara sendok dan garpu yang terdengar.
***
Saat ini Arzhel dan Sheina sedang duduk di sofa ruang tv milik gadis cantik itu. Apartemen Sheina memang sangat luas, di dalamnya tersedia ruang tamu mini, ruang tv, dapur, ada ruang dance, ruang olahraga, dll.
"Lo, nggak mau pulang?" tanya Sheina.
"Nggak, gue nginep," jawab Arzhel santai.
Ucapan Arzhel membuat Sheina melotot, dia bahkan terbatuk-batuk mendengar jawaban sang iceboy itu.
Uhuk! Uhuk!
Arzhel reflek mengambil air untuk Sheina, "Ini minum dulu, pelan-pelan makannya," ucapnya mengusap punggung Sheina lembut.
Sheina yang mendengar perkataan Arzhel, dia melirik sinis Arzhel.
'Ck apa dia sadar, kalau dia yang udah buat gue keselek kayak gini,' kesal Sheina dalam hati.
"Udah?" tanya Arzhel lembut.
Sheina mengangguk dengan polos, dia tertegun mendengar suara lembut Arzhel untuk pertama kalinya, tidak sampai situ.
Arzhel lagi-lagi membuat jantung Sheina berdegup cepat atas sikap lembut dan perhatiannya.
"Tenggorokan kamu nggak sakit? Hm? Kamu nggak apa-apa, kan?" tanya Arzhel dengan lembut penuh perhatian.
Kamu?
Entah sadar atau tidak Arzhel mengubah gaya bicara dan panggilannya pada Sheina, dia tidak lagi dingin.
Sheina yang mendapat perhatian dari cowok tampat itu tertegun. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, sikap Arzhel mampu membuat jantung Sheina berdebar begitu cepat.
Deg! Deg! Deg!
'Gila! Jantung gue kenapa? Jadi maraton kaya gini?' tanya Sheina dalam hati bingung.
"Shei?" panggil Arzhel.
Sheina tersadar dari lamunannya. "Hm?" gumannya.
"Kamu nggak apa-apa? Tenggorokan kamu nggak sakit?" tanya Arzhel lagi.
"Gue nggak apa-apa," jawab Sheina.
Arzhel menatap Sheina dengan tatapan dalam, Sheina gugup ditatap seperti itu oleh Arzhel, dia mengalihkan pandangannya.
"Ai," panggil Arzhel.
Sheina kaget mendengar Arzhel memanggilnya dengan nama kesayangan keluargnya.
Sheina menoleh, "Ai?" tanyanya.
Arzhel mengangguk, "Iya Ai, itu nama kecil kamu, kan?" tanyanya.
"I-iya, tapi lo panggil gue Sheina aja," jawab Sheina gugup.
Entah kenapa saat Arzhel memanggil dirinya dengan sebutan Ai, rasanya berbeda, panggilan itu adalah panggilan kesayangan dari keluarganya. Biasanya hanya keluarga yang memanggilnya seperti itu dan Sheina biasa saja, tapi kali ini berbeda saat Arzhel yang memanggilnya seperti itu, sungguh ada perasaan aneh yang Sheina rasakan, jantungnya berdebar sangat cepat, rasanya seperti permen nano-nano.
'Kenapa jantung gue semakin maraton kaya gini sih? Apa mungkin? Masa sih? Secepat itu? Tapi, ini untuk pertama kalinya gue ngerasain hal kayak gini,' tanya Sheina beruntun dalam hati pada dirinya sendiri.
'Kalau di novel-novel, kalau jantung berdebar cepat saat bersama seseorang, itu artinya lagi jatuh cinta. Tapi masa sih? Gue sama Arzhel?' ucap Sheina dalam hati bingung dengan apa yang dia rasakan.
"Nggak, aku mau panggil kamu Ai bukan Sheina," tegas Arzhel.
Sheina menatap Arzhel, begitu pun Arzhel menatap Sheina dengan tatapan dalam.
Arzhel menatap Sheina dengan tatapan dalam, "Ai, aku suka sama kamu! I Love You!" ungkapnya to the point.
Sheina tersentak kaget mendapat pengakuan Arzhel secara tiba-tiba seperti itu.
"L-lo bercanda kan?" tanya Sheina gugup.
Arzhel menggeleng, dia mengambil tangan Sheina dan menaruhnya di bagian dada sebelah kirinya.
Deg! Deg! Deg!
Detak jantung Arzhel berdebar sangat cepat.
Arzhel menatap Sheina, "Kamu bisa merasakannya? Jantungku akan seperti ini, setiap kali di dekat kamu. Kamu penyebab jantungku seperti ini, Ai," jelasnya masih menatap dalam Sheina.
Sheina membalas tatapan Arzhel, Sheina bisa melihat ketulusan dari mata Arzhel.
"Arzhel gu..." ucapan Sheina terpotong.
Arzhel memotong ucapan Sheina, "Aku nggak akan maksa kamu buat terima aku sekarang Ai, tapi izinin aku buat dekat sama kamu. Kasih aku kesempatan buat buktiin sama kamu, kalau aku memang sayang dan tulus sama kamu!" ungkapnya
"Kita jalani semuanya dengan pelan-pelan, kamu mau, kan?" tanya Arzhel menatap Sheina penuh harap.
Sheina terdiam, dia menatap mata Arzhel untuk mencari kebohongan dari pancaran mata cowok tampan itu, sayangnya Sheina tidak mendapatkan hal itu.
Dia bisa melihat tatapan ketulusan, kejujuran, dan tatapan yang dalam penuh damba dan cinta yang tulus pada dirinya.
Arzhel mengangkat tangannya mengusap pipi Sheina dengan ibu jarinya, "Ai?," panggilnya lembut.
Sheina terdiam beberapa saat, lalu dia tersenyum tipis dan mengangguk. Arzhel tersenyum bahagia melihat Sheina mengangguk.
Arzhel menarik Sheina ke dalam pelukannya.
"Thanks," ucap Arzhel.
"Kita mulai semuanya pelan-pelan, anggap saja kamu lagi training aku jadi suami kamu," celetuk Arzhel.
"Training? Suami? Lo?" tanya Sheina beruntun.
"Iya," jawab Arzhel.
Sheina melepas pelukannya, "Dih, pede banget lo mau jadi suami gue, kayak gue mau aja," balasnya.
"You are mine! Only mine!" tegas Arzhel serius.
(Kamu milikku - Hanya milikku)
Sheina mengerjapkan mata berkali-kali mendengar nada tegas Arzhel dengan tatapan yang serius, dia mengalihkan pandangannya.
Salting?
Sheina tentu saja salting, saat Arzhel mengatakan hal itu dengan penuh keseriusan dan nada yang tegas. Ditambah lagi tatapan Arzhel yang sangat dalam membuat Sheina mati kutu.
"Ekhm..." Sheina berdehem untuk mengendalikan ekspresi wajahnya.
"Lo serius, mau nginep disini?" tanya Sheina.
"Aku kamu Ai," titah Arzhel.
Sheina ingin protes, tapi Arzhel menatap Sheina dengan tatapan datar dan tajam.
"A-K-U, K-A-M-U," ucap Arzhel penuh penekanan. "Aku nggak terima penolakan," tambahnya.
"Ih, kok gitu?" protes Sheina.
"Harus nurut sama calon suami," tegas Arzhel dengan wajah serius.
Entah kenapa Sheina menjadi ciut mendengar nada tegas Arzhel.
"Pulang lo," usir Sheina.
Mendengar Sheina masih menggunakan lo-gue lagi, Arzhel menatap Sheina dengan tatapan tajam.
"Ekhm... M-maksudku kamu pulang sana," ucap Sheina.
'Sial! Kenapa gue jadi ciut gini, lihat tatapan Arzhel. Wah... Papa tolong Sheina,' teriak Sheina dalam hati.
"Aku nginep ya? Boleh?" tanya Arzhel.
"BIG NO!" teriak Sheina membentuk tanda x.
"Kenapa?" tanya Arzhel polos mengerjapkan matanya dengan lucu.
Sheina menganga melihat Arzhel bertingkah seperti itu. 'Apa dia Arzhel yang gue kenal? Atau ini anak kerasukan?' herannya dalam hati melihat sikap sang iceboy itu untuk pertama kalinya.
"Karna kamu, MESUM!" tekan Sheina.
"Mesum dari mananya, aku bukan cowok mesum," jawab Arzhel dengan cemberut.
Sheina mendelik melihat Arzhel seperti itu. 'Ok, ini anak memang kerasukan," cibirnya dalam hati.
"Nggak mesum dari mananya, kemarin kamu curi first kiss aku di kelas. Habis itu dengan entengnya kamu pergi tanpa minta maaf," sindir Sheina melirik sinis Arzhel.
Arzhel tersenyum mendengar ucapan Sheina, ia jadi ingat dengan kejadian dia mencuri ciuman dari gadisnya.
"Itu first kiss aku juga!" jawab Arzhel dengan nada tegas.
Sheina memasang wajah datar, berusaha tetap cool mendengar perkataan Arzhel. Padahal dalam hati dia bahagia, sangat bahagia mengetahui dia jadi first kiss Arzhel.
Bahagia?
Sheina bahagia mendengar ucapan Arzhel, rasanya ada ribuan kupu-kupu terbang di dalam perutnya.
Sheina mengigit kecil bibir dalamnya. 'Kenapa gue rasanya bahagia banget dengar hal itu,' ungkapnya dalam hati.
"Pulang kamu!" usir Sheina lagi.
"Aku nginep malam ini ya, boleh? Hm?" tanya Arzhel dengan merengek.
Sheina mendelik mendengar rengekan Arzhel, "Nggak boleh, BIG NO!" jawabnya.
(TIDAK)
Arzhel mendengus kesal dengan bibir cemberut.
'Ihh... Kenapa dia jadi menggemaskan seperti itu?' gemas Sheina dalam hati menatap raut wajah cemberut Arzhel.
Sheina berdiri dari tempat duduknya, dia menarik tangan Arzhel dan mengantarnya sampai depan pintu.
Sheina mendorong punggung Arzhel keluar. "Pulang sana," usirnya.
Arzhel menghela nafas.
"Ya sudah, aku pulang," ucap Arzhel dengan pasrah.
"Jangan begadang, besok pagi aku jemput. Kita berangkat bareng," tambah Arzhel.
Sheina ingin protes tapi tidak jadi.
"Aku nggak terima penolakan," tegas Arzhel.
Sheina mendengus kesal, Arzhel mendekat ke arah gadis cantik itu.
Cup!
Arzhel mencium kening Sheina lumayan lama, dia tertegun mendapat ciuman dari Arzhel.
Melihat gadisnya terdiam, Arzhel mengambil kesempatan.
Cup!
Arzhel mencium bibir Sheina, bukan ciuman sekilas.
Arzhel melumat bibir manis gadisnya, mata Sheina melotot saat Arzhel menciumnya.
Sheina tidak menolak atau merespon, dia terdiam layaknya patung. Arzhel menarik pelan dagu Sheina untuk memperdalam ciumannya.
Satu menit kemudian
Sheina yang terbuai akan ciuman lembut Arzhel, akhirnya membalas, dia bahkan mengalungkan tangannya di leher Arzhel. Arzhel tersenyum penuh kemenangan disela-sela ciumannya.
Arzhel memiringkan kepalanya ke kiri kanan untuk membuat ciumannya semakin leluasa, dia menarik tengkuk leher Sheina untuk memperdalam ciuman itu, dia juga menarik pelan pinggang Sheina agar lebih dekat dengan tubuhnya.
Ciuman mereka terus berlanjut, ciuman lembut penuh perasaan, baik Arzhel ataupun Sheina saling membalas dengan lembut dan tidak tergesa-gesa.
Lima menit kemudian
Sheina menepuk pelan dada Arzhel, Arzhel yang paham melepas taunan bibir mereka.
Huh! Huh! Huh!
Nafas keduanya terengah-engah.
Arzhel menarik pelan Shena kedalam pelukannya.
"I Love You," bisiknya ditelinga Sheina.
Sheina hanya terdiam tidak menjawab ungkapan Arzhel, tapi dia tersenyum bahagia dalam pelukan cowok tampan itu.
Arzhel tidak masalah soal itu, karna dia paham jika gadisnya masih bingung dengan perasaanya.
'Aku akan menunggu, sampai kamu menyadari perasaan kamu Ai,' ucap Arzhel dalam hati.
Arzhel melepaskan pelukannya, dia mengangkat tangannya mengusap lembut pipi Sheina dengan ibu jarinya.
"Aku pulang ya, ingat jangan begadang," pamit Arzhel.
"Iya, kamu hati-hati," jawab Sheina.
Arzhel mengangguk.
Cup!
Cup!
Arzhel mencium wajah Sheina dengan gemas mulai dari kening, mata, hidung, pipi dan terakhir bibir.
Cup!
Arzhel mencium dan melumat bibir Sheina sekilas.
"Masuklah!" titahnya dengan lembut.
Sheina mengangguk, dan berjalan masuk.
Blam!
Sheina menutup pintu Apartemennya, dia bersandar di belakang pintu. Sheina menyentuh bibirnya, dia tersenyum malu mengingat kejadian beberapa waktu lalu.
"Aishh... apaan sih Shei, lupakan," guman Sheina memukul pelan kepalannya.
Di luar pintu Apartemen.
Arzhel juga menyentuh bibirnya, "Manis dan candu," gumannya tersenyum bahagia.
Dia berjalan ke arah lift, Arzhel menoleh sebentar melihat unit Apartemen gadisnya lalu melanjutkan langkahnya kembali.
*
*
*
To Be Continued
Semangat 💪🙂✨🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Minggu 🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Sabtu 🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Selamat Hari Selasa 🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Sabtu 🙂✨🙏😇
Selamat hari jum'at ❤️❤️😊
Thanks 🙏🏻🙏🏻❤️❤️😊😊
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Selamat Hari Juma't Thor 👍🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Kamis🙂🙏👍
Semangat 💪🙂✨🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇