Namira Syahra kembali dipertemukan dengan anak yang 6 tahun lalu dia serahkan pada pria yang sudah membayarnya untuk memberikan nya seorang keturunan karena istrinya dinyatakan mandul.
Karena keterbatasan ekonomi dan dililit begitu banyak hutang,akhirnya Namira pun menerima tawaran dari seorang pengusaha sukses bernama Abraham Adhijaya untuk mengandung anaknya.
Dan setelah 6 tahun berlalu,Namira kembali bertemu dengan Darren.Putra yang 6 tahun lalu dia lahirkan lalu dia serahkan kepada ayah kandungnya.
Namira kembali dipertemukan dengan putranya dalam keadaan yang tidak baik baik saja.Darren mengalami siksaan secara verbal dan non verbal oleh wanita yang selama ini dianggap ibu oleh anak itu.
Akankah Namira diam saja dan membiarkan putranya menerima semua siksaan dari ibu sambung nya??
Atau,akankah Namira kembali memperjuangkan agar anaknya kembali kedalam pelukkan nya??
Yukkk simak kisahnya disini...
🌸.Jadwal up :
🌸.Selasa
🌸.Kamis
🌸.Sabtu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28.Pesan Dari Abra
Namira menatap sendu wajah yang saat ini tengah terlelap damai di atas ranjang nya, wajah mungil yang begitu mirip dengan ayahnya, Abraham Adhijaya.
Pria yang pernah terikat ikatan pernikahan dengan nya meski hanya menikah siri. Namun tetap saja, karena pria itulah. Namira bisa merasakan dan mengalami bagaimana rasanya menjadi seorang istri dan juga seorang ibu.
Namira membelai lembut wajah yang begitu terlihat ceria dan makan dengan lahap meski dengan menu yang sangat sederhana saat mereka tadi makan malam bersama.
Darren begitu menyukai masakan yang dibuat oleh Bu Marni. Bahkan anak kecil itu hingga nambah 2x saking menikmati hidangan yang cukup sederhana untuk seorang anak dari salah satu pengusaha besar seperti Abra.
Dan kini, untuk pertama kalinya Namira bisa merasakan tidur satu ranjang dengan putranya itu. Tidak pernah Namira bayangkan jika pada akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali.
Hingga tanpa sadar netranya menatap sebuah benda pipih yang sedari tadi Darren sembunyikan.
Entah mengapa, Namira pun merasa begitu penasaran dengan isi dari benda pipih itu hingga membuat Darren terlihat gugup dan takut saat melihat benda kesayangan sejuta umat itu.
Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Namira pun meraih ponsel itu dan membuka ponsel milik bocah kecil itu. Namun sayang ponsel itu terkunci dengan sebuah password yang tidak diketahui olehnya.
Tidak ingin lancang dengan membuka ponsel itu tanpa ijin, Namira pun kembali meletakkan benda pipih itu kebawah bantal dimana tadi Darren meletakkan nya disana.
Setelah itu, Namira pun ikut membaringkan tubuh lelah nya disamping Darren. Namira menarik Darren agar masuk kedalam pelukkan nya.
Keduanya pun mulai terlelap damai sama sama memasuki alam mimpi dengan saling memeluk satu sama lain.
***
***
Sementara itu dikediaman Adhijaya...
"Se_selamat malam tuan, a_anda su_sudah pulang?" tanya Sela menyambut tuan nya yang baru saja pulang, baby sister yang sudah dua tahun ini dipercaya oleh Abra untuk membantunya Merawat dan menjaga Darren selama dia bekerja itu begitu terlihat gugup dan takut saat Abra memasuki rumah nya.
Sejak Mbok Minah meninggal dunia dua tahun lalu. Abra pun memutuskan pindah ke Bandung, posisi perusahaan pusat yang berpindah tempat ke gedung baru yang dibangun langsung oleh Abra mengharuskan Abra pun berpindah tempat tinggal untuk mempermudah menjalankan perusahaan.
Dan sudah sejak dua tahun lalu, Abra dan keluarga kecilnya pindah ke Bandung. Namun sayang, satu bulan sebelum kepindahan nya ke Bandung, Mbok Minah meninggal karena sakit.
Hingga Abra pun terpaksa mencari art baru dan juga satu orang baby sister. Bi Arum, art yang Abra pekerjakan akan datang untuk bekerja dipagi hari dan akan pulang saat sore harinya.
Bi Arum tidak bisa menginap karena memiliki akan yang masih kecil kecil. Sedangkan Sela yang merupakan seorang anak daerah memilih untuk menginap karena memang tidak memiliki tempat tinggal ditempatnya merantau saat ini.
"Istriku masih belum pulang Sel?" tanya Abra masih setia dengan nada dingin nya.
Belum lagi tatapan tajam miliknya begitu mengintimidasi lawan bicaranya. Hingga membuat Sela begitu takut saat berhadapan dengan Abra.
"Belum tuan dan tuan muda juga____"
"Darren tidak akan pulang malam ini. Tenang saja, dia ada ditempat aman," potong Abra yanh seketika membuat Sela bernafas dengan lega.
"Istirahatlah, aku masuk dulu,"
"Baik tuan,"
Setelah mengatakan itu, Abra pun langsung beranjak menuju ke arah kamar utama untuk mengistirahatkan tubuh lelahnya.
Namun, bukan nya bisa beristirahat. Netra Abra malah begitu sulit untuk terpejam. Pikiran nya terus melayang ke pada dia orang yang mungkin saat ini sudah terlelap damai dalam tidurnya.
Merasa kesal karena tak kunjung menemukan kantuknya. Abra pun iseng iseng membuka ponselnya dan mengirim pesan pada salah satu kontak yang baru saja tadi siang dia simpan didalam daftar kontak yang ada didalam ponselnya mahalnya itu.
Ting...
["Apa anakku sudah tidur?"] ~08xxxx
Namira yang juga tidak bisa tidur memilih berselancar didunia maya dan saat asik berselancar dimedia sosial.
Namira cukup kaget saat mendapatkan sebuah pesan dari nomor tidak dia kenali. Namira hanya diam manatap bingung pada isi pesan yang masuk itu.
Lalu pesan kedua pun kembali masuk yang membuat Namira kian terkesiap. Dia tidak menduga jika pesan yang dia terima malam ini berasal dari Abra.