Memaksa Berjodoh

Keluarga Ibrahim tengah duduk bersama di ruang keluarga, dan mereka memang terbiasa untuk itu selama ini. Berkumpul menjadi ajang curhat, bercerita apapun terutama Sekolah anak-anak.

Kali ini si kembar tengah berbincang-bincang dengan Papi Ibra dan Mami Arisa.

" Papi, Jika aku ambil sekolah SMK apa Papi setuju?? Naufan melihat sang Papi yang masih mendengarkan kedua putra nya saling ingin mengungkapkan keinginannya masing-masing.

Arisa dan Ibra saling pandang dan tersenyum. Selama ini baik Risa maupun Ibra, tidak pernah menginginkan anak-anak mengikuti jejak mereka, semua mereka berikan kebebasan, namun masih mereka kontrol.

Ibra tersenyum " Jadi Naufan ingin sekolah kejuruan setelah lulus SMP?? Dan di jawab anggukan kepala oleh pria kecil kesayangan Arisa dan Ibra itu tersenyum.

Ibra mengelus rambut putra nya sayang. " Bagi Papi dan Mami, Kalian mau sekolah dimana saja itu Hak kalian. Kami hanya memberikan fasilitas dan kalian yang menjalankan sesuai keinginan kalian masing-masing. Jika Ovan ingin sekolah SMK, Papi akan dukung tapi kamu harus sekolah yang benar.

Emang Ovan mau ambil jurusan apa sih di Sekolah SMK??

Nauvan tersenyum lalu melihat Papi nya kembali. " Ovan mau ambil jurusan Mesin Pi, nanti setelah lulus mau lanjut tehnik Mesin, juga saat kuliah, Apa Papi dan Mami tidak keberatan dengan keinginan Aku?? Kembali Ovan melihat orang tuanya.

Ibra dan Arisa tersenyum. "Kami setuju nak, semua kebahagiaan kamu , Kak Naufal, dan kak Nafla juga kebahagiaan kami.

Kalau Naufal mau sekolah di mana setelah lulus Nak?? Apa kamu ingin ikut Ovan?? Tanya Risa memeluk anak keduanya itu sayang.

Oval lebih tenang dari pada Ovan, sehingga pola pikir nya sangat sulit di tebak. Remaja itu memandang orang tuanya, lalu tersenyum.

" Aku akan sekolah Umum biasa Pi, Aku akan kuliah bisnis sehingga nanti setelah aku dewasa, aku ingin membantu Papi dan Mami di perusahaan.

Kedua orang tuanya tersenyum hangat. Anak muda satu ini memang memiliki tenggang rasa yang tinggi, sehingga tak jarang dia lebih memikirkan orang lain dari pada kebahagiaan nya.

" Nak, Mami dan Papi kan bilang jika Ovan bisa memilih keinginan nya sendiri, begitu juga Kak Lala, kamu pun sama. Mami dan Papi masih mampu bekerja , Kamu masih muda sayang jangan memikirkan pekerjaan untuk sekarang terlalu dini untuk kamu.

Risa membelai rambut anak nya.

Namun Oval hanya tersenyum. " Cita-cita Oval dari dulu menjadi pebisnis seperti Papi dan Mami, jadi ini lah pilihan Oval, jawab Nya.

Arisa dan Ibra tak bisa berkata-kata lagi, jika itu keputusan sang anak.

Kedua orang itu menatap Nafla, yang sejak tadi fokus dengan ponsel di tangan nya

" Lala, kamu sedang apa?? Tidak mendengar ucapan Adik kamu ya dari tadi?? Ibra menatap anak gadis nya yang malah fokus dengan Ponsel dari pada mereka.

Hehehe " Tawa Lala sangat renyah. Kenapa sih Mami sama Papi jangan ngomel terus. Kepo banget Loh, orang aku tadi WA sama Kak Denis calon suami dong, Jawaban Lala membuat Kedua orang tuanya meringis kesal.

" Sekarang Papi tanya, setelah Lulus mau kuliah di mana kamu?? Apa kamu mau nikah aja?? Kalau iya, Papi akan jodoh kan dengan anak rekan bisnis Papi mau?? Tanya Ibra kesal.

Mendengar ucapan Papi nya membuat Wajah Lala kesal. " Enak saja mau jodohkan Lala sama cowok lain, kalau iya pun sama Denis anak Om Maikel Pi, bukan cowok lai..

Tadi Papi tanya Lala lulus mau kuliah di mana kan?? Jawabannya, Lala akan kuliah di kampus Kak Denis mengajar, Mau jagain jodoh Lala di sana.

Arisa dan Ibra serta kembar melongo dengan jawaban Lala.

Sungguh di luar jangkauan.

Ibra menarik berat nafas nya begitu pula Risa.

" Baiklah, Papi setuju tapi kuliah benar-benar bukan jadi CCTV Denis kamu di sana ya.

Lala tersenyum dan melonjak riang.