Disclaimer: Jika ada kesamaan nama tokoh atau tempat dalam novel ini, tidak ada kaitannya dengan kisah nyata, novel ini hanyalah sebuah karangan semata.
Menceritakan seorang pejuang yang bernama Zhou Yu yang berhasil membuat dunia persilatan menjadi kepemilikan Sekte Zhoiling.
Akan tetapi, Zhou Yu dikhianati oleh Sekte Zhoiling yang membuatnya menjadi sangat marah dan kecewa.
Hal itu, membuatnya tak sadarkan diri sehingga kekuatan tersembunyi yang ada pada tubuhnya tiba-tiba muncul memenuhi Qi-nya seakan-akan mengendalikan tubuh Zhou Yu.
Kekuatan itupun membuat Zhou Yu bergerak dan membantai seluruh rekan anggota sekte Zhoiling, saat itu terjadi dia pun pingsan dan dilarikan oleh kudanya ke sebuah gua.
Mereka pun sementara bersembunyi disana selama 15 tahun dan Zhou Yu tidak mengetahui bahwa namanya sudah dikotori dengan sebuah berita yang tersebar ke seluruh dunia persilatan yaitu...
Zhou Yu Sang Pembantai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kuroisen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25 — Pedang Legendaris Chen Li
Konflik antara Sekte Taring Putih dan Sekte Taring Hitam dimulai, peperangan akan berlangsung dari timur yang berada di tempat tanah perbukitan yang sangat luas.
Beberapa saat kemudian, Sekte Taring Putih dan Sekte Taring Hitam sudah sampai di tempat itu.
Mereka saling berhadapan bersama seluruh anggota mereka masing-masing dan mempersiapkan keahlian seni beladiri mereka untuk saling berperang satu sama lain.
Dalam situasi ini, Quan Shao melihat bahwa Sekte Taring Hitam memiliki tiga anggota berkuda.
Hal ini membuat Quan Shao sedikit heran karena biasanya, yang memperbolehkan menunggangi kuda adalah para tetua Sekte tersebut seperti Quan Shao.
"Kenapa wajahmu seperti itu kakak? Apa kau takut?" Tanya orang yang menunggangi kuda dari sebelah kiri dengan nada tinggi.
Orang itu adalah Quan Zhu, dia adalah guru dari Sekte Taring Hitam sekaligus adik kandung dari Quan Shao.
"Heh, untuk apa takut jika kalian saja tidak pernah menang melawan kami!" Seru Quan Shao.
"YA!!!" Sorakan dari seluruh anggota Sekte Taring Putih untuk menciutkan semangat dari Sekte Taring Hitam.
Quan Zhu merasa kesal dengan perkataan dari Quan Shao, tetapi dia dengan cepat meredakan kekesalannya itu dan mulai tersenyum.
"Hahaha! Kau memang benar kakak, masa lalu itu memanglah memalukan akan tetapi, kami Sekte Taring Hitam sudah mempersiapkan segala hal untuk masa sekarang!" Ujar Quan Zhu dengan nada percaya diri dan langsung menoleh ke dua orang yng menunggangi kuda yang berada di sebelah kanannya.
Kedua orang itu adalah murid andalan dari Quan Zhong yang bernama Zhuo Tai dan Xu Sheng. Nampaknya mereka berdua sudah bersiap untuk bertarung dan tak ingin banyak basa-basi lagi.
"Kenapa kau membiarkan anggota biasa menunggangi kuda? Ini sungguh tidak adil dan melanggar aturan peperangan kita!" Bentak Chen Li sambil menodongkan pedangnya ke arah mereka berdua.
Zhuo Tai dan Xu Sheng saling menatap satu sama lain dan tertawa yang membuat Chen Li merasa tak dihargai/dihina oleh mereka.
"Sudahlah guru, lebih baik kita mulai saja peperangan ini, aku ingin langsung membunuh si bajingan banyak omong itu." Ucap Xu Sheng dengan kata kasarnya dan menunjukkan jarinya ke arah Chen Li.
"Hei A Sheng, kau seharusnya tidak boleh berkata begitu, itu akan membuat semangatnya menciut dan mungkin lari ketakutan seperti tikus..." Lanjut Zhuo Tai dengan nada yang menghina terhadap Chen Li.
Chen Li yang merasa emosinya terpancing oleh mereka, langsung memposisikan pedangnya dan berniat maju untuk menyerang mereka sendirian.
"Li'er, berhenti!" Tegas Quan Shao kepada Chen Li sambil mengulurkan tangannya ke bawah untuk menahannya.
"Jangan gegabah, tindakanmu akan membahayakan dirimu dan juga kami!"
Chen Li tak bisa melawan, akhirnya dia pun berhenti dan meminta maaf kepada Quan Shao atas tindakan yang hampir membahayakannya. Chen Li pun kembali fokus dan menunggu penyerangan dengan penuh kesiapan.
Di atas langit, matahari sudah terbit yang menandakan waktu sudah berada pada siang hari.
"Serang mereka!" Seru dari Zhuo Tai sambil menodongkan kepada Sekte Taring Putih.
Sekte Taring Hitam memulai serangan, Mereka langsung maju berbondong-bondong dan menyerang kepada Sekte Taring Putih.
Sekte Taring Putih pun tidak tinggal diam, mereka pun langsung maju dan bersiap untuk menyerang Sekte Taring Hitam. Disaat jarak mereka sudah saling berdekatan, pertempuran pun terjadi.
*Desing!*
*Plak!*
Suara senjata mereka pun saling berbenturan dan sebagian dari mereka ada yang senjatanya berhasil dihempaskan namun, mereka berhasil menyerang kembali dengan sebuah pukulan ataupun tendangan.
Disisi lain, Chen Li yang berada di tengah-tengah medan perang sangat terampil saat dia berhasil menumbangkan sebagian dari anggota Sekte Taring Hitam, begitupun juga dengan Zhuo Tai dan Xu Sheng.
Namun, yang membedakannya adalah mereka menyerang dengan senjata mereka sembari menunggangi kuda.
Hal ini yang membuat mereka dengan cepat menumbangkan anggota Sekte Taring Putih dan bisa langsung menembus menuju garis depan dengan menabrak lawan maupun kawan yang ada dihadapan mereka.
Quan Shao berada di barisan paling belakang begitu juga dengan Quan Zhu, mereka saling memperhatikan suasana peperangan itu dan mencari celah-celah kesempatan untuk bisa memenangkan pertarungannya.
Pertarungan terus berlangsung, hal itu membuat suasana tempat perbukitan itu menjadi tempat kekacauan. Disebabkan hanya karena Konflik di antara kedua sekte ini yang masih berlanjut.
............
Saat pertarungan itu berlangsung, tampaklah dua orang yang sedang berdiri di atas bukit dan menyaksikan peperangan itu terjadi di bawah. Dan kedua orang itu adalah Zhou Yu dan Sima Yan.
"Wah, sepertinya ini akan menjadi pertunjukan yang sangat hebat, " ucap Sima Yan dengan menyilangkan lengannya sembari menikmati pertunjukannya.
Zhou Yu menyaksikan pertarungan itu dengan raut wajah yang serius, dia tidak hanya menyaksikan pertarungannya akan tetapi dia mengunci matanya ke arah gerakan Chen Li menggunakan pedangnya.
(Hm, persis seperti dugaanku..) Batin Zhou Yu.
"Sima Yan, coba lihatlah ke arah orang itu" Ucap Zhou Yu yang menunjuk ke arah Chen Li.
"Hm, Chen Li? Ada apa dengannya?" Tanya Sima Yan dengan penasaran.
"Lihatlah baik-baik terhadap pedangnya, pedang itu bukanlah pedang biasa, itu adalah pedang legendaris yang bisa mengeluarkan sebuah jurus 'Amukan Taring Harimau'." Jawab Zhou Yu.
"Jurus Amukan Taring Harimau?! Maksudmu, jurus legendaris yang dapat menghancurkan tanah seluas kota?!"
"Benar, pedang itu awalnya adalah pedang biasa, namun entah bagaimana bisa mendapatkan sebuah jurus. Rumor mengatakan pedang itu mendapatkan jurus dari sebuah bola kekuatan yang entah itu rumornya benar atau salah."
"Kenapa bisa begitu?"
"Karena, kebanyakan orang menganggap bola kekuatan hanyalah sebuah rumor, gosip atau khayalan saja... Akan tetapi setelah melihat pedang itu, membuatku benar-benar penasaran"
"Oh... Tapi menurutmu, dia tahu cara menggunakan jurus itu?"
"Dari gerakannya, sepertinya dia tidak mengetahui jurus itu."
Zhou Yu dan Sima Yan pun menyaksikan pertarungan itu sembari memikirkan tentang pedang legendaris dari Chen Li.
Setelah beberapa saat, Zhou Yu teringat dengan perkataan Quan Shao, saat sebelumnya menghentikan tindakan gegabah dari Chen Li.
Ia pun mencoba berpikir untuk mencocokkan peringatan dari Quan Shao sebelumnya dengan pedang legendaris itu.
Setelah beberapa saat, Zhou Yu pun mendapatkan sebuah pencerahan yang membuatnya yakin akan sesuatu.
"Sima Yan, kita harus kembali ke Desa Chun." Ucap Zhou Yu sambil berbalik dan berjalan menuju bawah bukit.
"Kehilangan semua keseruan ini, kau serius?" Tanya heran Sima Yan.
"Ada yang lebih penting daripada ini, dan akan ku pastikan bahwa hal itu bukanlah sebuah rumor lagi." Jawab Zhou Yu.
Sima Yan terlihat kesal namun, mau tidak mau dia harus menurutinya untuk turun dari bukit itu dan kembali lagi ke Desa Chun.
Maaf thor, sedikit koreksi, kalimat itu udah beda arti. Orang bisa salah mengira, yang arti sebenarnya Anming naik seekor kuda bernama Shei Lin, karena narasi itu, orang bisa mikir Anming sedang naik kuda milik Shei Lin. Kan beda.
Mending dikasih koma, jadinya "...di samping itu ia melihat Anming yang sedang menunggangi kudanya, Shei Lin, dan berjalan menuju hutan"🙏🙏
hdehhh..
tpi respect ama author yg masih semangat nulis ny
jangan lupa mampir ya kak
/Chuckle/
🙃/Facepalm/
/Facepalm/