Ditinggalkan beberapa jam setelah pernikahan?? pasti menyakitkan bukan?? Itulah yg dialami Melody. Dirinya menikah dengan kekasihnya setelah mempersiapkan semuanya. Tapi tepat setelah resepsi pernikahan suaminya menghilang, dan pada malam hari dirinya ditalak melalui pesan singkat.
Akankah Melody mampu melewati semua ini dan menemukan cinta sejatinya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.29 Rumah Baru
Zayn pun tak menyangka kalau mantan suami Melody sangat kurang ajar. Dan mengerti mengapa Melody sampai mempermalukannya habis-habisan saat itu. Ternyata perlakuan mereka memang sangat keterlaluan. Bahkan mereka terang-terangan selalu merendahkan Melody setelah memperoleh semua harta warisan ayahnya.
"Baj**an gila itu akan selalu datang kemari sepertinya, aku harus cepat mencarikan tempat tinggal baru untuk Melody." gumam Zayn dalam hati.
Zayn pun menghubungi orang-orangnya untuk mencarikan rumah baru yg aman dan nyaman untuk Melody. Apalagi istrinya sedang hamil, lingkungan yg buruk akan membuatnya stres dan dapat mengganggu janinnya. Tentunya Zayn tak ingin itu semua terjadi.
Lalu Zayn masuk ke unit Melody dan melihat istrinya itu tengah membuka beberapa bungkusan.
"Kau membeli barang?" tanya Zayn.
"Oh kau sudah datang, iya begitulah.. Ada beberapa yg harus aku ganti." ucap Melody.
"Tadi aku bertemu mantan suamimu yg diusir oleh pak Satpam." ucap Zayn.
"Dia pasti bicara yg tidak-tidak.." tebak Melody.
"Benar, itu membuatku kesal." ucap Zayn.
"Lalu kau apakan dia?" tanya Melody pura-pura tak tahu padahal sudah melihatnya di layar komputernya.
"Aku hanya memberinya sedikit pelajaran." ucap Zayn.
"Terimakasih, semoga dia sedikit jera walau itu mustahil." ucap Melody.
"Melody, aku akan serius mencarikan rumah untuk kita." ucap Zayn.
"Ya.. Terimakasih, aku akan melihatnya lebih dahulu sebelum kita pindah." ucap Melody.
"Kau benar-benar tak masalah kan?" tanya Zayn.
"Aku tak masalah, hanya syaratnya aku harus tahu rumahnya seperti apa. Agar bisa melihat lingkungannya." ucap Melody.
"Baiklah, nanti aku akan memberimu beberapa pilihan." ucap Zayn.
"Oke." ucap Melody.
"Sementara kau jangan keluar sendirian, bisa saja baj**an itu datang dengan orang lain dan menculikmu." ucap Zayn.
"Menculikku?"
"Iya, siapa yg tahu kan dia akan berbuat apa." ucap Zayn.
"Oke, aku mengerti. Sebagai gantinya kau harus meluangkan waktumu." ucap Melody.
"Tentu, katakan saja." ucap Zayn.
"Malam ini kau mau makan apa?" tanya Zayn.
"Sup.. Aku sudah memasak sup." ucap Melody.
"Tak ingin makan sesuatu? Kita bisa membelinya diluar atau makan diluar sekalian." ucap Zayn.
"Sepertinya tidak perlu, aku ingin makan dirumah saja, kalau kau mau kau bisa pergi sendiri aku tak masalah." ucap Melody.
"Baiklah, aku juga akan makan disini." ucap Zayn.
Zayn pun kembali ke unitnya untuk mandi dan berganti pakaian. Sementara Melody membereskan barang-barang yg habis ia buka tadi. Lalu Melody menyiapkan makan malam. Dan malam ini dirinya tak lagi makan sendirian. Jauh di dalam lubuk hatinya dirinya sangat senang ada seseorang yg menemaninya dengan tulus.
"Mungkin aku tak bisa berharap banyak pada Zayn, tapi dia cukup tulus melakukan semuanya." gumam Melody dalam hati.
Malam harinya, Zayn pun ke unit Melody dan makan malam bersama. Keduanya pun merasa sedikit senang bisa makan bersama, karena selama ini mereka selalu sendirian. Dan meski tanpa banyak bicara, mereka sudah merasa tak kesepian lagi.
.....
Esok harinya orang-orang Zayn pun sudah menemukan beberapa model rumah yg akan dipilih oleh tuannya. Dan Zayn tersenyum mendapat info tersebut. Bahkan Rudi pun tak menyangka tuannya akan serius pada pernikahannya.
"Anda akan melihat rumah baru itu hari ini tuan?" tanya Rudi.
"Kalau bisa, memangnya ada waktu luang?" tanya Zayn.
"Sepertinya bisa tuan, pekerjaan anda sudah selesai.. Hanya tinggal beberapa hal saja yg masih bisa dipending." ucap Rudi.
"Good Rudi.. kalau begitu aku pulang duluan." ucap Zayn.
"Baik tuan." ucap Rudi.
Zayn pun menghubungi Melody kalau hari ini mereka akan mengunjungi salah satu rumah. Dan Melody cukup terkejut karena Zayn dengan cepat menemukan rumah baru untuk mereka.
Zayn pun menjemput istrinya itu dan Melody harus segera bersiap. Tentunya Melody membawa beberapa peralatannya di dalam box. Saat Zayn tiba, pria itu pun bingung untuk apa semua itu.
"Melody ini untuk apa?" tanya Zayn.
"Itu kamera dan drone." jawab Melody.
"Kau benar-benar ingin melihat kondisinya dari atas?" tanya Zayn.
"Benar, aku ingin tahu seperti apa kondisi lingkungannya." ucap Melody.
"Baiklah." ucap Zayn.
"Tolong bawakan ya." ucap Melody.
"Oke."
Begitulah, Zayn pun membawa Melody ke salah satu rumah yg menjadi pilihan orang-orang suruhannya. Saat tiba, Melody pun diantar melihat-lihat rumah tersebut. Dan setelah usai berkeliling Melody pun menyalakan drone. Dirinya menerbangkan drone tersebut dan melihat bagaimana gambar yg ditangkap oleh drone tersebut lewat laptopnya.
"Zayn, lihatlah." ucap Melody.
"Wah, idemu cukup bagus." ucap Zayn.
"Jaringan disini cukup bagus, kurasa tak buruk untuk tinggal disini." ucap Melody.
"Sungguh?" tanya Zayn.
"Ya tapi kita harus mengecek pilihan lain juga." ucap Melody.
Mereka pun melihat lokasi calon rumah mereka dari atas lewat drone tersebut. Dan lokasinya sungguh strategis. Meski disana adalah perumahan elit, dan pastinya tak banyak orang bisa keluar masuk.
Setelah itu mereka mengunjungi rumah berikutnya yg tak jauh dari sana. Ada sedikit perbedaan, yakni tempat kedua memiliki taman hijau yg sangat asri dan membantu mengurasi polusi udara.
Melody pun mengecek beberapa tempat dan ruang di rumah tersebut. Lalu seperti di lokasi yg pertama, Melody menerbangkan drone untuk melihat lokasi tersebut dari atas. Suasana disana juga cukup sunyi dan nyaman untuk orang-orang yg suka ketenangan.
"Sepertinya waktu kita tak cukup untuk melihat pilihan rumah ketiga." ucap Zayn.
"Ya, ini sudah sore dan hampir gelap." ucap Melody.
"Bagaimana sejauh ini yg mana yg kau sukai?" tanya Zayn.
"Tempat yg pertama bagus, tapi disini kurasa lebih baik karena ada banyak taman-taman hijau. Suasananya juga juga sunyi dan jarak satu rumah dengan rumah lain tak terlalu berdekatan." ucap Melody.
"Jadi kau suka disini?" tanya Zayn.
"Benar, tapi kita juga harus melihat pilihan ketiga." ucap Melody.
"Baiklah, besok kita akan ke rumah berikutnya." ucap Zayn.
"Oke." ucap Melody tersenyum.
Untuk pertama kalinya, Zayn melihat Melody tersenyum bahagia tanpa beban. Biasanya Melody hanya akan tersenyum seperlunya dan menahan ekspresinya.
Malam itu, Zayn mengajak Melody yg sudah lelah untuk makan di sebuah resto. Dalam kondisi lelah tak mungkin Zayn meminta Melody untuk memasak makanan. Lebih baik mereka makan di resto lalu pulang.
.....
Esok harinya, Zayn pun mengajak istrinya mengunjungi rumah ketiga. Dan lokasinya merupakan perumahan mewah. Rumahnya sangat mewah dan berkelas ala-ala eropa. Meski bagus, Melody tak terlalu tertarik.
Ditambah lagi, tanpa sengaja dirinya bertemu dengan Andrew dan Melisa yg baru saja bebas dari penjara.
"Hai kak, kau akan membeli rumah disini? Apa kau punya uang?" tanya Melisa tertawa.
"Sepertinya kau akan membeli rumah disini." ucap Melody.
"Tentu saja, rumah mewah bergaya eropa ini adalah pilihan terbaik untukku. Kalau kau tak punya uang yg banyak lebih baik cari rumah KPR yg murah-murah saja." cibir Melisa.
"Aku juga tak nyaman bertetangga denganmu.. Kalau begitu aku tak jadi membeli disini." ucap Melody.
"Bagus pergilah.. Hushh..hushh.." usir Melisa.
"Melody ada apa?" tanya Zayn yg baru saja kembali.
"Aku tak suka disini, ada calon tetangga norak." ucap Melody.
"Tetangga norak?" ucap Zayn bingung.
"Oh jadi anda pria yg menjadikan Melody simpanan? Wanita itu jangan tinggal disini karena hanya merusak lingkungan ini." ucap Melisa.
Lalu tim dari perumahan itu pun datang dan terkejut mendengar calon pembeli menjanjikan seperti Zayn dihina.
"Nona anda tak boleh bicara begitu."
"Pak, dia itu akan membelikan rumah untuk simpanannya. Itu hanya akan membuat lingkungan ini sial." ucap Melisa.
"Sepertinya anda yg akan membuat kami sial." gumamnya.
Kemudian Zayn pun mendekati orang tersebut dan menyatakan gagal membeli rumah disana.
"Pak, kami tidak jadi membeli rumah disini.. Istriku tak suka berurusan dengan orang-orang kampungan." ucap Zayn.
"Tapi pak.. Ini rumah terbaik kami, khusus untuk anda." ucapnya.
"Maaf istriku tidak menyukainya." ucap Zayn.
"Eh.. Istri??" gumam Melisa.
Sementara Zayn dan Melody pun meninggalkan tempat tersebut. Seketika mood Melody pun memburuk setelah bertemu dengan Melisa.
"Nona, anda tak seharusnya mengusir pembeli kami. Anda tidak tahu kan kalau tuan Zayn ingin membeli rumah termahal disini untuk istrinya??" tanya orang tersebut.
"Rumah termahal? Memangnya berapa, biar aku beli." ucap Melisa.
Kemudian petugas itu pun memberikan harga dan menunjuk rumahnya. Seketika Melisa pun syok melihat harganya. Meski dirinya sangat menyukai rumah paling mewah tersebut tapi apa daya uangnya tak cukup.
"Kenapa sayang?" tanya Andrew.
"Mahal sekali.." ucap Melisa.
Andrew pun ikut syok melihatnya, dan mereka hanya membeli rumah dengan cluster biasa.