" Bocil nakal itu istriku" pernyataan Zain kepada semua temannya yang ikut duduk bersama di sofa club'.
" what? ,,,, Istri Zain dia masih kecil Lo " tak percaya teman Zain menatap gadis kecil bar-bar yang tengah berjoget di atas punggung di Bawah kelap-kelip lampu sorot .
flash off.
Zain akhirnya menerima permintaan Papa nya untuk menikah lantaran itu adalah permintaan pertama dari orang tuanya yang selama ini selalu memberikan apapun yang Zain mau bahkan tak pernah mematahkan satupun hal yang Zain inginkan sebagai seorang anak .
" Tapi Maa apakah tidak ada calon istri untuk Zain yang Mama sukai selain Bocil nakal itu?" lesu Zain menatap Mama nya yang iseng sekali memilihkan calon istri senakal itu untuk dia yang sudah matang serta dewasa .
" tidak ada Zain , Walaupun dia nakal tapi Mama menyukai nya" pernyataan Mama Zain dengan senyum penuh damba bahkan sebuah harapan pada Zain .
yuk baca 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mul_yaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 kecupan pertama
" Boleh , tapi kecup dada Daddy dulu " syarat dari Zain melepas beberapa kancing bagian atas kemeja nya.
" Dada?" heran Aya .
" Iya kecup sini" kata Zain menunjuk bagian yang paling dekat dengan hati dan jantungnya.
Aya dengan patuh mengecup bagian yang di tunjuk Zain lalu mengecup dengan cepat bahkan hanya sekilas nyaris tak berasa .
" Apakah begitu cara mengecup Bocil " kecewa Zain belum juga dia menikmati sudah usai saja kecupan nya .
" Hmmm, terus gimana?" bingung Aya .
Zain memeluk Aya dengan erat setelah memposisikan Aya begitu dekat dengan nya lalu perlahan membenamkan wajah Aya di dadanya.
" Tahan beberapa saat" ucap Zain mengelus kepala Aya sambil memejamkan mata nya merasakan desiran aneh di hatinya ketika berada dalam posisi sedekat ini dengan Aya .
" Akkkk, sayang kok di gigit " nyeri Zain saat sedang menikmati suasana tapi Bocil nakal itu malah menggigit dada nya .
" Hehehe gemas Daddy " kekeh Aya itulah mengapa dia hanya mengecup sekilas tadi soal dia selalu gemas pengen gigit melihat tubuh berotot Zain.
" Serius " tegas Zain kembali memposisikan Aya seperti tadi lalu mengelus tengkuknya serta sebuah kecupan tulus Zain berikan di kening istri kecilnya.
Setelah beberapa saat Zain masih diam menikmati suasana itu bahkan bibirnya masih mendarat di kening Aya .
" Daddy tidur " rengek Aya saat Zain hanya diam saja .
" Bocil ini benar-benar" geram Zain benar-benar menggigit kecil pipi kenyal Aya .
" Hiks, jangan " ngeri Aya agar Zain melepaskan gigitan nya di pipi Aya .
" Rasanya Aku ingin menelan pipinya" gemas Zain mengelus pipi Aya yang sedikit memerah karena gigitan iseng nya .
" Daddy hanya ingin menikmati suasana malah kamu bilang tidur " cemberut Zain yang membuat Aya tertawa spontan lantaran tidak pernah melihat Zain yang tegas itu cemberut.
" Hehehe kirain " ucap Aya langsung mengecup pipi Zain dengan berani .
Deg .
Zain merasakan tiba-tiba jantung nya berdegup kencang saat Aya untuk pertama kalinya mengecup pipi Zain .
" Astaga tuhan kenapa Aku harus menikahi nya di usia 18 tahun Aku ingin melahap nya " batin Zain merintih mencoba menahan hasrat yang tiba-tiba naik .
" Daddy Ayo bobok " ajak Aya yang melihat Zain malah melamun .
" lni kan udah bobok " ucap Zain karena mereka sudah berbaring.
" Aya boleh buka baju ya Daddy, panas ?" ucap Aya lagi karena dia memakai baju yang cukup tebal .
" Daddy " panggil Aya lagi .
" Hmm, iya buka lah " kata Zain yang tidak punya alasan untuk melarang walaupun Zain sendiri sudah berusaha menjaga hasrat nya bahkan rela tidur menggunakan stelan kantor agar tidak terlalu bersentuhan kulit dengan Aya namun Bocil itu malah ingin melepas bajunya.
Baru melihat Aya duduk melepas dress nya saja Zain sudah tegang sendiri , apalagi harus memeluk Bocil itu nantinya tanpa menyentuh .
Aya meletakkan dress nya diujung ranjang lalu kembali berbaring dengan nyaman hanya memakai tank top dengan bawahan hot pans karet .
Sejenak suasana menjadi hening dimana Zain yang berbaring telentang itu sibuk dengan pikirannya sendiri begitupun Aya yang berbaring di sebelahnya.
" Daddy peluk Aya tidur dong " pinta Aya berbaring menghadap Zain, dia sudah merasa ngantuk namun sangat suka tidur di peluk Zain .
" Iya sini " kata Zain merentangkan kedua tangannya yang dengan cepat Aya masuk lalu memejamkan mata nya .
Zain menepuk-nepuk punggung Aya dengan lembut agar cepat tidur .
" Enggak , Aku nggak bisa berperang melawan musuh sekaligus hasrat ku, jadi sekarang harus aku tuntaskan ke Aya dulu " ucap Zain yang sudah tidak bisa lagi mengendalikan diri.
Keesokan paginya.
Begitu Aya bergerak dalam pelukannya Zain juga baru terbangun dan membuka mata .
" Astaga Aku lupa memasukkan nya " batin Zain merintih menatap boba Aya yang belum dia masukkan secara sempurna hingga keluar separuh .
" Daddy tutup mata" panik Aya langsung menutup mata Zain dengan tangan nya .
" Kenapa?" tanya Zain yang matanya ditutup Aya itu seolah tidak melihat apa-apa .
" Haaa, pejamkan mata Daddy jangan ngeliat dulu " kata Aya yang dengan patuh Zain lakukan, lalu Aya dengan cepat merapikan nya .
" Ihhh, kenapa bisa keluar ?" kata Aya dengan polos nya merapikan dengan cepat .
" Apa yang keluar ?" tanya Zain yang masih menutup mata itu dengan begitu polosnya.
" Enggak , enggak ada Daddy nggak boleh liat " kata Aya masih menutupi mata Zain yang sudah tertutup itu dengan sebelah tangan nya.
" Jangankan melihat bahkan sudah Aku mainkan semalaman Bocil " batin Zain tersenyum simpul kembali membuka matanya setelah di suruh Aya .
" Aya mandi dulu Daddy " pamit Aya berlari ceria ke kamar mandi setelah memakai dress nya kembali .
" Ucapan ku juga yang membuat Aya begitu " lirih Zain merasa Aya tidak takut disentuh nya bahkan membuka pakaian terang-terangan didepannya karena Zain dulu pernah bilang bahwa dia tidak bernafsu melihat tubuh kecil Aya .
Sehingga sampai sekarang Bocil itu tetap santai karena merasa Zain sama sekali tidak menginginkan nya padahal bukan seperti itu.
Zain tersiksa sendiri karena ucapan nya !
............
" Wahhhh Daddy keren banget pake Outfit hitam " puji Aya yang sedang memakai sepatu pada Zain yang terlihat sangat mempesona walaupun wajah terlihat sedikit tegang pagi ini .
" Iya Daddy tampan banget ooo i ganteng nya " senyum centil Aya mengedipkan mata nya pada Zain yang sudah senyum-senyum tak kejelasan ditengah kepanikan otaknya memikirkan strategi perang.
" Daddy tambah jajan dong " pinta Aya dengan senyum manja nya menampung kan tangan .
" ooohhh jadi kamu puji Saya ganteng karena mau minta uang jajan lebih?" sirna sudah senyuman diwajah Zain saat menyadari maksud istri kecilnya.
" Aya mau ke Mall Daddy , tapi Daddy beneran ganteng kok " kata Aya kembali mengedipkan sebelah matanya mengelus-elus lengan Zain.
" Alah bohong kamu " jengkel Zain terus berjalan keluar diikuti Aya yang terus merengek manja minta tambah jajan .
" Beneran Daddy ganteng " Aya masih merayu Zain sampai ke lobby tanpa peduli tatapan orang-orang.
Aya langsung terdiam melihat mobil Zain yang di jaga sangat ketat bahkan ada empat mobil pengiring di belakang mobil Zain .
" Daddy mau kemana?" itulah satu pertanyaan yang langsung Aya tanyakan.
" Ya berangkat kerja?" jawab Zain mengelus kepala Aya .
" Tapi kenapa banyak banget bodyguard nya?" tanya Aya lagi menatap Zain dengan dalam agar tidak dibohongi.
" Biar aman aja Daddy kan ada meeting di luar kota siang nanti " ucap Zain.
" Daddy udah kayak mafia aja pake pengawalan ketat hanya untuk keluar kota " kekeh Aya meledek Zain yang terlalu berlebihan menurutnya .
" Kenapa kamu ingin Daddy menjadi mafia juga ?" tanya Zain to the points barangkali dugaan Zain salah kalau Aya takut mafia .
" Jadi kayak sekarang Aja Daddy udah jahat apalagi jadi Mafia " ucap Aya yang membuat Zain langsung meneguk Saliva .
" Jahat gimana?" tanya Zain.
" Daddy keras sama tegas aja Aya udah takut apalagi jadi Mafia mending Aya kabur dari pada tinggal sama Daddy " ucap Aya yang yang begitu transparan menggambarkan isi hatinya.