Senja Anindita gadis cantik yang baru saja lulus SMA diharuskan menikah dengan Abyansyah sang kakak tiri yang merupakan seorang Dokter ahli Bedah berusia 33 tahun, bukan perbedaan usia dan status duda anak 1 yang membuat Senja ragu menjalani pernikahan ini, namun rasa benci Abyansyah yang selalu menganggapnya sebagai anak dari perusak rumah tangga kedua orang tuanya.
Bagaimana Aby dan Senja menjalani kehidupan pernikahan ini??
C
e
k
i
d
o
t
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deodoran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
" Mas Aku boleh ngomong?" pinta senja saat ia dan Aby berpapasan didepan pintu.
Senja memang sengaja menunggu pria itu keluar dari kamarnya tanpa mengetuk, karena ia tahu didalam Aby tengah menidurkan putrinya Kayla.
"Diruang kerja Ayah!" Aby berjalan duluan melewati tubuh Senja yang nampak menegang, Gadis itu mengikut dari belakang persis seperti anak bebek yang mengekori sang induk.
"Duduk!" Titah Aby setelah ia terlebih dahulu duduk di kursi kerja Baruna, sementara Senja duduk didepannya diantarai sebuah meja persegi dengan ukuran cukup besar.
"Mas." Senja menggigit bibir bawahnya seraya menunduk menatap jemarinya yang saling meremat. ia tahu tak berhak menolak pernikahan ini.
sebagai seorang anak dari wanita yang telah menghancurkan rumah tangga Seseorang, Seharusnya Senja bersyukur Bunda rini masih sudi menikahkannya dengan Aby yang notabene putra tunggal Baruna, sekaligus Dokter Bedah yang lumayan terkenal dikalangannya.
"Mas aku tidak bisa menolak pernikahan ini maaf" ucap Senja penuh penyesalan, ia tak ingin Aby berharap banyak padanya untuk berontak dengan keputusan Baruna dan Rini.
"Heh." Aby terkekeh pelan " Maaf tapi aku juga tak bisa menolaknya" Tegas Aby
"Hah....." akhirnya Senja mengangkat wajahnya, menatap Pria yang ia tahu sangat membencinya itu.
"Ta-tapi Mas tidak seperti aku, Mas punya kuasa untuk menolak" Senja kembali menunduk saat mendapat sorot mata tajam Dari Aby, lepas ia mengutarakan pendapatnya.
"Kenapa aku harus menolaknya?" Aby menyenderkan punggungnya lalu melipat kedua tangan didada seraya memicingkan mata dibalik kaca minusnya. Mencermati salah satu ciptaan tuhan paling indah dimuka bumi ini namun Sayang ia harus terlahir dari rahim yang salah.
"Ka-karena A-Aku anak Ibuku, Mas membenciku karena_"
"Karena kau anak wanita itu!" timpal Aby cepat, ia bisa melihat peluh mengalir dari pelipis Senja.
"Untuk itu jangan berharap banyak dari pernikahan ini, aku membutuhkanmu menjadi Ibu bagi Kaila, kita hanya akan melakoni peran suami istri didepan ayah dan Bunda tapi tidak di belakangnya" Terang Aby.
Senja menelan Saliva dengan kasar, ia bisa mencium aroma pernikahan kontrak yang ditandai hitam diatas putih persis seperti Yang ada didalam Cerita Novel Online yang biasa ia baca.
"Dua tahun! Aku akan membayarmu setiap bulannya sebagai Ibu bagi Kaila, tentunya diluar nafkah yang akan kuberikan setiap bulannya." tegas Aby.
"Mas bagaimana bisa ? Itu seperti mempermainkan Pernikahan" protes Senja.
"Hanya itu pilihan yang kita punya, atau kau berharap kita menjalankan pernikahan yang sesungguhnya? " Tatapan Aby penuh selidik.
Senja menggeleng Pelan, ia tidak pernah berharap dicintai oleh Aby, tapi ia punya impian kelak bisa membina rumah tangga yang sehat bersama pria yang mencintainya dan begitupun sebaliknya.
Aby merasa pembicaraan ini sudah selesai, sehingga ia meninggalkan Senja yang masih termenung memikirkan pernikahan model apa yang tengah menantinya.
"Mas."
"Heem"
" Apa kita akan bercerai setelah dua tahun?" Tanya senja penuh rasa Takut, ia tak pernah membayangkan menjadi Janda diusia muda.
" Iya!!"
Tik
Tik
Luruh sudah air mata Senja, bayangan membina rumah tangga sakinah yang ia idamkan menguap entah kemana.
Janda?
Apakah masih ada Pria baik yang akan menerimanya kelak dengan status sebagai seorang Janda.
.
.
.
Senja akhirnya setuju.
Tidak!!
Dari awal memang ia tak punya kuasa menolak, harapan agar Aby bisa menghentikan pernikahan ini nyatanya nihil, pria itu malah membutuhkannya menjadi pengasuh Kaila.
Pernikahan Senja dan Aby hanya berlangsung di KUA setempat, tak ada kemewahan karena permintaan Aby, meski sebenarnya Baruna ingin mengadakan pesta meriah untuk sang putri karena bagaimanapun ini pernikahan pertamanya. Akan tetapi Senja beranggapan serupa dengan Aby. Iapun tak ingin perayaan mewah.
Pagi yang mendung menjadi saksi bagaimana lantangnya Aby mengucapkan ikrar suci dihadapan Tuhan yang akan ia langgar dua tahun lagi, setidaknya seperti itu yang diucapkan Aby malam itu.
Hanya dengan satu tarikan nafas Aby benar mengucapkannya tanpa beban dan rasa bersalah , Aby telah bermain main bukan hanya kepada Manusia namun kepada sang penciptanya.
"Saya terima nikah dan kawinnya Senja Anindita binti mukhlis sulaiman dengan mahar 5 gram emas Tunai karena Allah"
Sah
Sah
Tak ada haru maupun tangis bahagia, Senja hanya bisa menatap kosong sambil mengecup punggung tangan pria 33 tahun yang kini resmi menjadi suaminya.
Jika seperti pernikahan biasanya, maka sang mempelai pria akan mengecup kening wanitanya setelah ijab qobul, namun tidak bagi Aby, ia meminta untuk pulang lebih Awal dengan alasan Kaila yang tidak bisa ditinggal lama.
Mereka pulang dengan dua sedan mewah yang berbeda, Baruna dan Rini serta dua orang saksi yang merupakan rekan bisnis Baruna berada dalam satu mobil, sementara Aby pulang bersama Senja dengan mengendarai mobil yang lainnya.
Tak ada percakapan yang tercipta sepanjang perjalanan, Senja sibuk memelintir sisi gamis putih yang ia kenakan dengan gugup, tutup kepalanya juga sudah tertanggal dan tersampir di bahunya. Ia sibuk menahan agar air matanya tidak tumpah mengingat nasibnya yang dinikahi untuk dijadikan seorang Janda.
"Mas...." Akhirnya Senja membuka percakapan.
"Heem.." Aby tak mengalihkan pandangannya dari jalanan yang cukup padat dihadapannya, lalu lalang kendaraan roda dua yang ditunggangi para pekerja dengan seragam khas pekerja pertambangan menjadi pusat atensinya agar tak menabrak.
"Setidaknya biarkan aku tetap suci sampai masa perceraian kita tiba" Lirih Senja, namun dapat ditangkap dengan Jelas oleh kedua rungu Aby.
Pria itu tiba tiba menghentikan laju mobilnya tepat didepan sebuah mini market bernuansa merah biru.
Aby tak pernah kepikiran sampai kearah sana, bagaimana ia bisa lupa bagian terpenting dari pernikahan adalah sebuah penyatuan halal, meski ia pernah berfikir Senja berada dibawah kungkungannya namun sejak perjanjian 2 tahun yang ditawarkan Baruna Aby malah melupakan masalah penting ini.
Aby terlihat menghela nafas sebelum akhirnya menjawab.
"Aku tak akan menyentuhmu secara intim, asal kau juga berjanji tidak bèrhubungan dengan pria lain, baik itu hubungan dalam tanda kutip maupun hanya sebatas berpacaran biasa"
Aby menelan Saliva dengan kasar lalu menggelengkan kepalanya, bisa bisanya fikiran Senja sampai ketahap itu.
"Baik Mas Setuju" Senja tersenyum tanpa arti.
"Mengapa kau ingin tetap suci padahal seorang suami menyentuh istrinya yang halal tidak mengapa?" Aby penasaran bukan karena ia tidak terima Senja menolak disentuh olehnya, lebih kepada alasan gadis 18 tahun itu tetap ingin menjaga kesuciannya.
"Aku tak punya harta berharga mas selain harga diri yang satu itu, setidaknya aku ingin mempersembahkannya kepada Pria yang benar benar mencintaiku kelak"
Hening.....
Tak ada lagi obrolan sampai Aby kembali menjalankan mobilnya menuju kediaman mewah keluarga Baruna.
Bi Asih dan para Pelayan lainnya sudah menanti kedatangan sang Majikan dengan sambutan Meriah, Rini sengaja memesan catering khusus untuk dinikmati bersama para pelayannya sebagai syukuran kecil kecilan atas pernikahan Abyansyah Baruna Putra dan Senja Anindita.
"Selamat ya Non" para pelayan, supir, tukang kebun dan security berganti gantian menjabat tangan Senja yang berusaha memasang senyum bahagia.
Perlakuan para pekerja kepada Senja memang tak jauh berbeda dengan para majikan Lainnya, karena Baruna dan Rini sudah mempertegas posisi Senja sebagai putri Baruna sejak gadis itu menginjakkan kaki di rumah mewah ini 2 tahun yang lalu, ditambah lagi kini Senja menyandang status double, Putri sekaligus Menantu.