Nadia, memergoki sang suami sedang bercinta dengan sekretarisnya sendiri, di ruangan khusus kantor pria itu.
Nadia, yang ingin memberi kabar kehamilannya kepada Dygta, justru di kejutkan dengan kenyataan yang menghancurkan hatinya berkeping-keping.
Nadia berlari tanpa memperdulikan klakson kendaraan, hingga sebuah sedan menabraknya.
Nadia terbangun di rumah sakit dan kehilangan janinnya.
Buruknya lagi, Dygta langsung menceraikannya saat itu juga.
Merasa tak ada pegangan dan kalut, Nadia mencoba bunuh diri dengan melompat dari jembatan layang.
Beruntung, seorang pria pemilik perusahaan yang juga seorang ketua mafia menyelamatkannya.
"Hargai hidupmu. Hiduplah untuk membalas mereka yang telah menyakitimu!" ucap Leonardo De Xarberg.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab#30. KIYD.
Sementara itu, padangan Nadia dan Leo sedang berada di dalam sebuah kendaraan roda empat. Dimana mobil mewah itu membelah jalanan di tengah malam buta.
Hingga jalan raya nampak lengang seperti ini.
Sang pengemudi sesekali melirik pada wanita di sebelahnya. Hingga terkadang tatapan mereka beradu, mencipta lengkungan indah dari bibir keduanya.
Kebetulan, Leo menginginkan untuk membawa mobil seorang diri. Meskipun begitu ia tetap menempatkan para pengawal di belakang kendaraan mereka.
"Aku masih gak nyangka akan sampai pada fase ini." ucap Leo dengan senyum yang sejak tadi tak pudar dari wajahnya.
Entah kenapa dia bahagia sekali. Makan malam dengan Nadia, memutari kota sambil bergandengan tangan seperti pasangan muda yang baru mengenal cinta.
Ia rasa, dirinya sudah gila.
"Baru kali ini, aku melihat senyum di wajah tampanmu itu, Leo. Ternyata, hal itu membuatmu tak seseram biasanya. Apa kau sebahagia itu? Menikah dengan wanita seperti ku?"batin Nadia.
Entah kenapa dia semakin merasa tak percaya diri. Padahal dirinya sendiri yang telah mencetuskan agar pernikahan mereka segera dilakasanakan.
"Apa kau tak mengira akan terjebak dengan wanita seperti ku?" tanya Nadia tiba-tiba. Hingga, Leo menoleh secara spontan.
Agar tak membahayakan, ia pun memutuskan untuk menghentikan kendaraannya.
"Jangan pernah mengatakan hal seperti itu, sejak awal aku tidak mempermasalahkan siapapun kamu yang sebenarnya. Sekalipun awal kedekatan kita sampai rencana pernikahan ini karena sebuah dendam kita pada orang yang sama. Tetapi, ternyata takdir memiliki rencananya sendiri. Apa kau masih belum mengerti?" tandas Leo.
"Kenyataannya aku tetaplah barang bekas, Leo. Aku hanya dipoles hingga nampak seperti baru. Dia benar, bahwa aku hanyalah barang hasildaur ulang," ucap Nadia lirih. Wanita itu menunduk.
"Siapa yang berani mengatakan ucapan sampah itu padamu! Kau dengar, aku bahkan rela menukar seratus gadis demi seorang janda sepertimu. Jadi, jangan bicara omong kosong itu lagi di hadapanku!" tegas Leo seraya menangkup kedua pipi Nadia dengan telapak tangannya yang hangat dan besar.
Cara bicara Leo yang bernada tegas itu, malah membuat wanita di hadapannya itu menangis sesenggukan.
"Hei, hei, hei. Hentikan tangismu itu!"
"Hey Dark, kenapa mobil tuan Leo berhenti?" heran salah satu bodyguard yang mengemudikan mobil jeep wrangler di belakang kendaraan mewah Leo.
"Kita kagak perlu tau, dan cukup mengawasi dari sini." Pengawal kedua pun menurunkan kaca jendela mobil sedikit, lalu menyalakan batang rokoknya.
Pria itu mengintip di kaca spion.
"Shine, kau lihat ada mobil di belakang kita?" ucap Dark, di pria negro kepada pria berkepala pelontos, Shine.
Ya, dia akan bersinar ketika cahaya matahari memantul dari tengah kepalanya itu.
Pria yang di panggil Shine pun mengintip dari kaca spion satunya lagi.
"Ya, Dark. Apakah mereka suruhan orang yang sama?" ragu Shine, seraya menghembuskan kasar asap dari batang rokoknya.
"Sepertinya, dalangnya ini adalah orang yang juga berpengaruh. Mungkin, dia adalah salah satu mafia yang juga memiliki dendam dengan tuan Leo. Itu hanya hasil analisa sementara saja," terang Dark.
Kembali pada Leo dan Nadia. Pria yang baru mulai bucin ini nampak frustasi karena Nadia semakin insecure terhadap dirinya sendiri.
"Lihat aku Nad, apa peringatan dariku kurang jelas!" Leo, menarik wajah muram itu hingga mendongak menghadapnya.
Mengusap lembut wajah yang kembali basah oleh air mata, walaupun Leo saat ini geram setengah mati. Sebab, Nadia masih belum menerima ketulusan perasaanya.
"Apa kau masih meragukan aku? Kau tau, aku sangat tidak suka dan benci sekali kala melihat wajahmu yang begini!"
Leo mendekat untuk kembali menghapus air mata yang mengalir deras pada pipi Nadia.
Kali ini bukan dengan jemarinya yang besar, melainkan dengan bibirnya.
Oh so sweet!
Leo mengecup kedua mata basah itu bergantian kanan dan kiri.
Entah belajar darimana dia.
Bagaimana bisa melakukan hal yang sangat membuat semua wanita iri bila melihatnya.
"Kami ingin berada di posisimu Nadia!"
Mungkin mereka akan berteriak-teriak seperti itu.
Jangankan air mata yang langsung mengering. Bahkan kedua bola mata Nadia langsung membulat sempurna.
"Bersamaku, kau hanya boleh tersenyum dan tertawa!"
Leo pun melanjutkan lagi aksinya, hingga kecupannya sampai pada benda kenyal yang disukainya. Dimana pada tahap ini Leo akan sangat sulit untuk berhenti.
"Apa begini caramu membujuk wanita yang menangis?" protes Nadia yang merasa mati rasa pada bibirnya.
Leo hanya menyeringai. "Yang penting, sukses kan?"
Leo mengabaikan wajah Nadia yang memerah. Pria itu kembali menjalankan mobilnya.
_________
"Apa kadal koreng itu selalu di kelilingi oleh anak buahnya?" gumam Blue.
Karena pria ini dapat memindai dari gambar tato yang sama pada bawah telinga sebelah kiri.
Sebab, terdapat gambar laba-laba di sana.
"Sepertinya, ada yang tidak beres!" Blue, mulai merasakan keanehan di sekitarnya.
"Aku akan menghubungi seseorang, untuk berjaga-jaga." Blue mengeluarkan alat, lalu menghubungi seseorang di sebrang sana.
"Dark, Shine. Setelah ini susul kami di klab XXX milik Roberto Fraux. Dan, datanglah bersama beberapa orang mu, aku akan kirim lokasinya." Blue kembali pada posisinya semula.
Leo memang telah menyiapkan anak buahnya bukan hanya pandai dalam bidang management bisnis saja. Namun, juga harus memiliki basic ilmu beladiri dan mampu menggunakan benda tajam atau senjata api.
Karena, musuh pengusaha itu tidak selalu berdasi dan bermain rapi. Kebanyakan dari mereka akan menghalalkan segala cara untuk melibas lawan bisnisnya.
Kerja sama antar pengusaha dengan para mafia, bandit atau gangster merupakan rahasia umum. Bahkan, ada yang lebih menyeramkan dari itu semua. Ketika, para makhluk kasat mata ini menjalin kerja sama dengan yang tak kasat mata.
Whooo ...
Emezing!
Akan lebih susah lagi melawan yang bermain halus seperti ini, karena senjata api dan senjata tajam tidak akan berarti. Ilmu beladiri setinggi apapun akan tersapu bagai debu.
"Baik, Pak! Saya akan menyiapkan beberapa personil." sahut Dark, yang saat ini sebenarnya tengah menikmati lasagna panas.
Dia dan shine belum lama sampai di mansion.
Sekejap sambungan pun di putuskan.
"Ck, malam akhir pekan pun ada tugas dadakan. Kirain setelah mengawal tuan Leo, bisa nonton pertandingan bola di tivi," gumamnya, seraya memasukkan lasagna itu dengan cepat ke dalam mulutnya.
Sambil makan tangannya sambil mengetik pesan kepada Shine dan beberapa anak buahnya yang lain.
Tak lama kemudian mereka pun berangkat menuju lokasi yang telah di kirim oleh Blue.
Sementara itu, Blue masih memantau pergerakan dari anak buah Roberto. Dari gesturnya saja Blue bisa tau bahwa anak buah Roberto tersebar di setiap sudut.
Blue menyeringai.
Setidaknya tempat ini sudah di kuasai olehnya.
_________
"Sial, mereka benar-benar bercinta."
Red menggigit bibirnya agar tidak terbawa oleh suara-suara laknat yang di keluarkan oleh kedua manusia beda usia tersebut.
Black tentu lebih menderita di sini.
Sesuatu yang tidak bisa ia tuntaskan di tambah harus mendengar suara sialan itu.
Ditambah, dirinya harus di hadapkan dengan pemandangan menggairahkan dari Red.
"Sial seribu kali sial! Ini malam apa sih!" kesal Black. Seraya menahan sesuatu yang mau meledak dari tubuhnya.
...Bersambung...
udh enak dijaga dimanja malah bodoh
mataku ternoda sudah
sok suka sendiri klo keluar .. ntar yang salah black pula ...
mantan lakinya jg .. masih aja sok dekat .. otaknya sudah rusak
di pantai saat penyerangan aja waktu itu gak bisa ngapa-ngapain..
skrg kebanyakan gaya mau keluar ..
Guys sekalian aku mau promosi karya ku yah hehe JUDULNYA Burning love (Candra & Ayana)