Kiss Me

Arsen menghela nafasnya panjang melihat buntelan selimut di atas ranjangnya, ia pun membaringkan tubuhnya lalu memeluk tubuh Anya yang ada di dalam selimut.

“Anya, udah aku bilang itu semua masa lalu. Aku udah larang dia buat nemuin aku lagi. Masih belum puas?” Tanya Arsen, dia sengaja memeluk erat selimut itu agar Anya kekurangan nafas dan keluar dari selimutnya.

“Aku juga udah gak perduli lagi dengan urusannya.” Ucap Arsen jujur, dia menatap buntelan itu.

Anya menggerakan tubuhnya, lalu membuka selimut itu dan mengambil oksigen banyak-banyak lalu kembali menutup wajahnya dengan selimut.

Arsen hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah sang istri, padahal yang di bawah sana sudah meronta-ronta ingin segera di keluarkan, namun Arsen masih bisa bersabar menanggapi tingkah sang istri.

“Jangan sentuh aku.” Ketus Anya, entah mengapa dia merasa sangat kesal melihat ekpresi suaminya saat membicarakan Stela.

Arsen menjauh, ia mengusap wajahnya kasar lalu beranjak dari atas ranjang dan berjalan ke arah wall in closet untuk mengganti pakaianya.

Anya membuka selimut lalu menatap kepergian suaminya, dia langsung menendang-nendang selimut yang menutupi tubuhnya dan melampiaskana kekesalannya.

“Kalau istri lagi marah tuh jangan di tinggalin, apalagi dalam keadaan marah.” Gerutu Anya sambil menendang lagi selimut itu seolah kalau ia sedang melampiaskan kekesalannya pada sang suami.

“Terus maunya apa?” Tanya Arsen berjalan ke arahnya sambil memakai baju kaosnya.

Anya terkejut, ia kira Arsen tidak akan mendengar ucapannya.

“Aku kan udah minta maaf, udah kasih tau juga kalau aku udah gak perduli lagi sama dia. Tapi kamunya masih marah.” Ucap Arsen sambil dudul di lantai dengan kedua tangan yang melingkar di pinggang istrinya yang sedang duduk di tepi ranjang.

Arsen mendongak menatap istrinya. “Iya ngeselin boleh, tapi jangan ninggalin aku kan masih kesel sama kamu.” Ucap Anya dengan bibir mengerucut.

“Kenapa istriku ini marah-marah mulu? Apa kamu sedang datang bulan? Kamu juga bawel akhir-akhir ini, apa kamu butuh refresing? Atau mau shopping? Belanjalah sama teman-temanmu, biar mood istriku ini kembali baik.” Ucap Arsen sambil menyelipkan card di tangan istrinya, Anya mengulum senyum saat melihat card itu.

“Emangnya aku gak boleh marah-marah, gak boleh bawel?” Tanya Anya sambil mengelus rambut suaminya yang kini bersandar di atas pangkuannya.

“Boleh banget, asal jangan diemin aku. Karena kalau diem itu artinya kamu kecewa padaku, aku lebih suka istriku yang cerewet ini.” Ucap Arsen, dia langsung berdiri dan mencubit hidung istrinya. “Jadi gimana mau shopping gak?” Tanya Arsen.

Anya kembali mengulum senyumnya, ia lalu mengangguk malu.

“Kalau begitu sekarang giliranku minta jatah.” Ucap Arsen, Anya pun langsung kebingungan karena Arsen langsung menarik pakaian Anya dan membuka baju itu.

Anya yang bingung hanya mengikuti pergerakan suaminya. “Bentar kenapa aku buka baju.” Tanyanya, namun sedetik kemudia dia mengerti arti dari kata jatah.

“Emmpp…” mulut Anya langsung di bungkam begitu saja oleh mulut rakus suaminya, Arsen tak lagi menahan hasrattnya dan langsung melampiaskannya pada Anya.

“Kak Arsen! Tunggu, Aahhh\~” Anya melenguh nikmat dengan kepala yang mendongak dan dada yang membusung menikmati sensasi gila dari lidah liar milik suaminya yang bermain-main di bawah sana.

“Ssthh ah-“

.

To be continued…