Santi sigadis kecil yang tidak menyangka akan menjadi PSK di masa remajanya. Menjadi seorang wanita yang dipandang hina. Semua itu ia lakukan demi ego dan keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lianali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
“Nah, inilah Mbah Jarwo Santi, tampan kan?” ujar Mak Erot memperkenalkan Mbah Jarwo yang sudah keriputan, dan yang sudah pakai tongkat, kepada Santi. Santi hanya tersenyum kecil. Rasanya ingin sekali Santi muntah tepat di muka Jarwo itu.
“Masih segar ya,” Jarwo menatap genit ke pada Santi. Sebuah tatapan yang menjijikkan.
“Segar dong Mbah, namanya juga masih enam belas tahun, Mbah beruntung loh dapat cucu saya, masih bersegel” Mak Erot sudah seperti mucikari saja yang tengah memperkenalkan barang dagangnya kepada pelanggan.
“Saya jadi tidak sabar malam pertama, pasti masih sempit menggigit,” ucap Mbah Jarwo.
Santi sudah mulai merasa mual.
“Tenang Mbah Jarwo, secepatnya kalian akan menikah, ia kan Santi?” Mak Erot bergantian menatap Mbah Jarwo kemudian menatap Santi.
“Iya nek, tapi bisakan kami berdua mengobrol dulu tanpa ada siapapun, maklum saja ini adalah pertama kalinya Santi melihat Mbah Jarwo, jadi Santi perlu pendekatan lebih dulu,” ujar Santi
“Ya, tentu saja, silahkan, mau ngobrol di sini atau di mana, biar Burhan dan nenek yang pergi” ujar Mak Erot. Burhan sendiri mengangguk dengan cepat, di otaknya hanya ada uang lima puluh juta untuk melamar Dewi janda kesayangannya.
“Kami mengobrol di halaman belakang rumah saja nek, agar adem dan tenang,” ujar Santi.
Di belakang rumah Mak Erot memang ada halaman, halaman itu dipagari oleh pohon-pohon besar, dan ada kursi kayu di situ. Tempatnya sepi.
“Ahhh mau ngajak aku mojok ternyata, udah enggak sabar ya neng,” goda Mbah Jarwo, yang diotaknya hanya ada selangkangan dan kambing.
Santi tersenyum.
“Ahhh ternyata anakmu gatal juga Burhan, tidak jauh beda denganmu,” Mak Erot menyiku anaknya Burhan yang duduk disampingnya.
Kuping Santi sudah panas mendengar semua pembicaraan kotor di ruangan ini, tetapi ia hanya tersenyum saja.
Mbah Jarwo dan Santi pun pergi ke halaman belakang rumah.
“Tidak ku sangka Mak, Santi enggak ada penolakan sama sekali,” ujar Burhan.
“Ya iyalah, Santi itu anaknya kan mata uangan sama seperti Sumi ibunya,” ujar Mak Erot.
Di belakang rumah Santi dan Jarwo duduk berhadapan-hadapan.
“Neng udah enggak sabar ya, sama Mbah juga udah enggak sabar,” Mbah Jarwo mencolek dagu Santi, Santi merasa jijik tetapi ia biarkan saja.
“Di mana kita melakukannya neng, mau di atas meja atau di atas rumput, Mbah siap-siap saja.”
'Ah dasar mesum dan gila,' batin Santi.
“Begini Mbah, Santi kan mau nikah sama Mbah, Santi bis minta tolong nggak Mbah?” Santi membuat suaranya semanja mungkin.
“Minta tolong apa neng ku sayang, Mbah pasti bantu, mau minta tolong masuknya pelan-pelan saja, siap Mbah penuhin, Mbah juga enggak suka kasar,” ucap Mbah Jarwo.
“Hurkkk” Santi mual.
“Kamu kenapa neng sayang?” tanya Jarwo menyentuh bahu Santi, namun dengan cepat di tepis oleh Santi.
“Bukan itu Mbah, Santi mau minta tolong yang lain,” Santi memanjakan suaranya.
“Apa itu neng sayang, bilang dong dengan jelas, biar calon suamimu ini tidak bertanya tanya, ohya jangan panggil Mbah tapi panggil mas."
Lagaknya di panggil mas, cocoknya dipanggil kakek peot batin Santi
“Santi butuh uang 7 juta mas, mas bolehkan memberikan uang tujuh juta untuk Santi...”
"Tuju juta?” Mbah mulai menghitung, bahwa uang tujuh juta itu artinya ia harus menjual tiga kambing dewasanya yang seharga dua juta lebih satu ekor.
“Banyak sekali, untuk apa uang sebanyak itu?” tanya Mbah Jarwo.
“Banyak apanya, itu hanya tujuh juta, tidak sebanding dengan tubuh Santi yang nantinya Santi persembahkan untuk mas.”
"Iya, tapi yang tujuh juta buat apa?"
“Aku kan anak tertua mas, adik-adikku ada lima, aku ingin memberikan mereka pakaian dan pernak pernik terbaik di hari pernikahan kita nanti, tapi aku tidak ada uang.”
“Ohh itu katakan dong dari tadi neng sayang, tenang mas kasih kamu uang tujuh juta."
“Tapi jangan kasih tau siapa-siapa ya mas, soalnya ini mau jadi kejutan buat adik-adik Santi, enggak apa-apa kan mas?”
“Siap sayang, tapi ada tapi nya.”
“Tapi apa mas?”
“Mas mau cipok Santi, baru mas kasih uang enam jutanya”
“Jangan dong mas, kan belum halal, lagipula sebentar lagi kita akan menikah kan mas, jangan kan cipok semuanya nanti Santi berikan kepada mas,” ujar Santi manja.
“Baiklah kalau enggak bisa, cium pipi deh” ucap Jarwo
Santi terdiam
“Kalau tidak aku bakalan kasih tau ke Mak Erot, kalau kamu minta uang tujuh juta dari mas."
“Ya sudah bisa deh mas, tapi Santi yang cium mas ya,” ujar Santi.
Jarwo senang dan langsung menutup matanya.
"Mas janji jangan ngintip ya," ujar Santi
"Iya, janji sayang. Cepetan mas sudah tidak sabar ini,"
Santi mengerucutkan jari-jarinya, kemudian menaruhnya secepat kilat dipipi Mbah jarwo.
Mbah jarwo tersenyum, ia mengira itu bibir Santi padahal itu adalah tangannya.
“Mana uangnya mas?” pinta Santi.
“Tenang ada kok,” Mbah mengeluarkan uang dari tasnya, dan uang senilai tujuh juta sampai ke tangan Santi.
“Janji ya mas jangan kasih tau siapa-siapa mengenai uang ini, soalnya uang ini mau saya gunakan untuk memberi kejutan kepada adik-adik saya mas.”
“Iya sayang” ujar Mbah Jarwo genit.
Setelah itu mereka pun kembali ke ruang tengah.
“Wah calon pengantin sudah datang,” sapa Mak Erot ketika melihat mbah Jarwo dan Santi sudah datang.
“Ngapain saja di belakang mbah?” tanya Mak Erot kepada Mbah Jarwo menggoda.
Mbah Jarwo pun menautkan kedua jarinya, menunjukkan bahwa santi dan dirinya melakukan hal mesum
“Ahhh jadi kalian mojok” ujar Mak Erot, “tidak kusangka ternyata selera cucuku ini adalah aku aki, memang aku akui ibunya juga dulunya wanita murahan, jadi enggak heran kalau anaknya juga sama seperti dirinya,” Mak Erot tertawa kecil.
Santi sudah mengepal jari-jarinya, darahnya sudah mendidih. Tetapi ia tahan.
'Lihat saja nanti mak Erot, kamu akan merasakan akibatnya. Tertawalah sebelum kamu meraung-raung seperti orang gila.' batin Santi.
gak punya anak kah gmn klo posisi ke 5 adik santi adalah anaknya... gak suka dg spt ini thor