Misi balas dendam seorang Duda arogan plus gila, pada seorang gadis yang ada sangkut pautnya dengan target balas dendam nya.
Duda itu mengira dia sudah paling gila, namun ternyata gadis yang dinikahinya secara paksa lebih gila darinya.
"Aku sudah tahu kau lah yang sebenarnya menjebak ku tidur dengan mu! Lihat dan rasakan nanti, akibat kau berani menjebak seorang Denada...!" ancam gadis itu dengan wajah pongah, dia tidak terima menikah paksa dengan duda beranak dua, bahkan usia mereka terpaut jauh 15 tahun.
"Hei bocah! Kau kira aku takut dengan ancaman mu?! Aku...?! Seorang pebisnis yang bahkan tak kenal ampun pada pesaing-pesaing nya! Jangan mimpi kau bisa membalas perbuatan ku! Sekarang, aku adalah suamimu! Kau harus patuh padaku! Akan ku pastikan pernikahan kita adalah neraka bagimu...!" Arjuna seorang duda berusia 34 tahun menyeringai licik.
Karakter keduanya sama-sama kuat dan keras, siapakah yang berhasil menaklukan pasangan nya lebih dulu dalam jeratan cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Diusir.
Di perusahaan, Devan sedang sibuk memeriksa laporan bulan itu. Karena kalah tender dari Arjuna, bulan itu perusahaan nya hanya mendapatkan laba yang sedikit.
Brakkk!
Laki-laki itu melempar berkas ke atas meja dengan kesal.
“Pak, rencana kerjasama dengan PT CNI... sudah dibatalkan.“ Jonny terpaksa memberitahukan situasi perusahaan yang sedang down.
“Apa maksudmu, Jon?!“
“Pihak mereka menolak kerjasama dengan kita, mereka menegaskan proposal kerjasama dari pihak perusahaan Tuan Arjuna lebih menggiurkan prospeknya.“
“Arghhhhhhtttt!!!!! Siaalan...! Apa dia datang ke Indonesia berniat menghancurkan ku?!“ Devan bangkit dari duduknya, “Aku akan pergi ke perusahaan nya!“
Jonny hanya bisa geleng-geleng kepala, hanya demi wanita sang Bos tidak bisa mengontrol dirinya. Permusuhan keduanya hanya karena satu wanita yang bahkan tidak ada baiknya seujung kuku pun.
.
.
Di perusahaan, Arjuna sering tersenyum-senyum sendiri. Bahkan Arumi yang sejak tadi menandatangani berkas-berkas untuk masuk ke kampus yang sama dengan Dena merasa heran.
“Apa ada kabar baik, Pak?“
“Kamu sudah bukan pegawai perusahaan lagi, jangan panggil aku Bapak.“ Arjuna kemudian berhenti tersenyum, dia menatap foto kedua anak kembarnya, “Aku lupa menelepon kedua anakku, ahhh... mereka pasti akan tantrum persis seperti seseorang..."
Membayangkan Dena dan kedua anaknya berkumpul, tawa nya akhirnya pecah. “Aku nggak yakin istri kecilku akan menjadi ibu yang bijak untuk anak-anak ku, dia saja masih labil dan masih berbuat semaunya... meskipun begitu aku sangat menyukai tingkahnya itu, menggemaskan!“ gumamnya.
Akhirnya Arumi mengerti, sejak tadi mantan kakak iparnya itu sedang membayangkan Denada.
“Boleh aku bertanya, Bang?“
“Tanya apa, Rum?“
“Rumi sebenarnya tidak ingin ikut campur dengan rumah tangga Bang Juna, tapi... kenapa harus Dena? Dia adalah adik dari lelaki yang sudah memisahkan Bang Juna dengan Kak Renata.“
“Rumi... terkadang tidak mengetahui sesuatu itu lebih baik daripada kamu tau tapi itu malah akan membebani mu.“ Juna menolak mengatakan alasan nya.
“Baik, Rumi nggak akan bertanya lagi. Rumi kenal Bang Juna, jadi Rumi paham betul... Bang Juna nggak akan menyakiti wanita. Aku pergi dulu, semua sudah Rumi tanda tangani.“
“Oke, sementara menunggu di acc pihak kampus... kamu temani Ibu di rumah aja. Beliau masih belum sehat benar, kan. Nanti kapan-kapan aku jenguk.“
“Siap, Bang. Rumi pergi dulu, wassalamu'alaikum...“
“Waalaikumussalam.“
Di lobi Arumi terlebih dahulu melihat Devan, perempuan itu cepat-cepat bersembunyi.
.
.
Sepulang dari kampus, Dena tidak berniat pergi kelayapan lagi. Dia akan mencoba menurut pada suaminya dan mulai menjadi istri yang baik. Gadis itu memang masih labil dalam bersikap, tetapi setidaknya dia bisa mencoba bukan?
Namun, pemandangan di depan rumah saat dirinya turun dari mobil membuat gadis itu tercengang. Semua barang-barang nya sudah tergeletak sembarangan di tanah dan beberapa sudah hancur.
“Apa yang terjadi?!“ tanya Dena pada anak buah Juna yang berdiri diluar rumah, mereka terlihat sedang ketakutan.
Seseorang keluar dari dalam rumah dengan gaya wanita kelas atas, wanita paruh baya berwajah asing dengan visual wanita bule. Wajah tidak bersahabat nya, menyambut Dena yang sedang menatap wanita itu dengan wajah bingung. Di belakang wanita itu terlihat ada Amrita dengan wajah angkuh dan mencemooh.
“Ini semua barang-barang mu, kan! Semua adalah rongsokan, bawa pergi dari rumah ini! Barang-barang berharga seperti perhiasan yang ada di kamar mu pasti hasil dari kau memoroti anakku! Sekarang pergi dari sini dan jangan pernah berani bertemu anakku lagi...! Tunggu surat cerai dari anakku! Dasar perempuan matre!“
Amrita tersenyum meledek ke arah Dena, wanita itu merasa di atas angin. Dia lah yang menelepon Ibu Arjuna agar datang ke Indonesia sejak mengetahui Juna akan menikahi Dena, namun karena kesibukan di Prancis wanita yang melahirkan Arjuna itu baru bisa datang.
Apalagi setelah seseorang menemui Amrita dan meminta kerjasama untuk menghancurkan rumah tangga Dena dan Juna.
“Tante Elise... kata pelayan, dia bahkan sering membanting barang-barang dan nggak ada sopan-sopan nya sama Vincent. Dia sering membalas ucapan Vincent dan membangkang!“ Amrita terus mengompori, meski kelakuan Dena memang seperti yang diucapkannya tetapi wanita itu sebenarnya tidak berhak ikut campur.
Dena langsung mengerti jika wanita setengah baya itu adalah ibu kandung dari suaminya, dia maju ingin bicara namun wanita yang bernama Elise itu mengangkat tangan menghentikan langkah Dena.
“Jangan mendekati saya! Saya tidak habis pikir kenapa anak saya bisa menikah dengan gadis bocah seperti mu! Padahal sudah jelas-jelas Amrita punya segalanya yang dimiliki kriteria Istri yang baik!“
Amrita semakin berada di atas awan, hingga dia semakin percaya diri, “Udah deh, pergi sana! Vincent selalu menurut sama Mommy nya, kali ini juga sama... dia akan segera menceraikan kamu sesuai permintaan Tante Elise!“
Dena malah tersenyum miring, "Ohooo! Ternyata ada yang memanfaatkan situasi! Setelah aku pergi, kau ingin cosplay jadi calon istri yang baik untuk Om Juna...? Ulala... luar binasaa wanita Dokter ini! Masih mengharapkan laki-laki beristri, MURAHAAAN...!!!“
Amrita mengangkat tangan ingin menampar Dena, namun tentu saja gerakan itu sudah terbaca. Dena menahan pergelangan tangan Amrita lalu menghempaskan nya dengan kuat.
Dena bicara pada Ibu Juna, “Saya bukan orang yang mudah ditindas, tapi saya juga selalu menghargai orang yang disayangi dan di hormati oleh seseorang yang berhubungan dengan saya. Jadi... karena saya menghormati Tante sebagai orang tua yang sangat disayangi oleh Om Juna... saya akan mengalah dan pergi. Tapi ingat Tante, jangan salahkan saya jika anak Tante lah yang tidak ingin saya pergi dari hidupnya.“
“Percaya diri sekali kamu! Selama ini Juna tidak pernah melawan ku, apalagi menolak keinginan ku sebagai Ibunya...!“ Nyonya Elise bersedekap dengan dagu terangkat.
“Oh ya? Hm... baiklah kalau begitu. Saya akan menunggu bukti dari ucapan Tante, benarkah Om Juna akan meninggalkan saya dan lebih memilih menuruti Tante? Jika iya, maka saya akan melepaskan Om Juna dengan senang hati... karena laki-laki yang tidak bisa mempertahankan pasangan nya hanya karena sebuah perintah, bukan lah laki-laki yang hebat.“
Dena lalu tersenyum, “Selamat sore, Tante. Assalamualaikum...“
Gadis itu mengambil barang-barangnya seperti koper miliknya saat datang ke rumah Arjuna, dia juga mengambil buku-buku kuliahnya dan beberapa barang yang dia beli sebelum menikah dengan Juna.
“Berikan kunci mobilnya, kau tidak berhak membawa mobil itu! Uang untuk membeli mobil itu adalah uang anakku..!!“
“Tapi mobil ini adalah mas kawin dari Om Juna, jadi__“
“Saya tidak perduli! Berikan kunci mobil nya!“
Dena berjalan ke arah Bimo yang menjadi supirnya seraya menyeret koper, “Bang Bimo, berikan kunci nya pada ibu majikan mu. Aku pergi... terimakasih selama beberapa hari ini Bang Bimo udah mengantar saya kemana pun.“
Dengan langkah ringan tanpa beban, Dena berjalan pergi dari rumah suaminya. Sebenarnya gadis itu tidak merasa diusir, karena jika dia menginginkan tinggal Dena pasti tidak akan pergi. Harga diri lah yang membawanya untuk meninggalkan rumah suaminya, seperti saat dia meninggalkan rumah kakaknya beberapa waktu lalu.
Semua anak buah Juna yang kadung sudah dekat dengan Dena saling terdiam dengan wajah sedih, sungguh dilema melanda karena mereka bukan siapa-siapa yang mampu menahan kepergian Dena.
Sementara Amrita sudah berjalan pergi ke dalam rumah, lalu menelpon seseorang yang tak lain adalah Renata untuk mengabarkan rencana mereka berdua yang sukses.
___
Ada kemungkinan double up ya 😁
happy ending buat semua nyaa