Ada yang berstatus, tapi tidak saling cinta. Tapi, ada yang saling mencintai, tapi tidak bisa bersama.
Sebaik - baiknya hubungan, akan terasa hampa jika tidak mendapatkan restu dari orang tua.
Kisah Rindu Tak Bertepi, mengisahkan perjuangan cinta Dante dan Elsa. Mereka harus menahan perasaannya masing - masing. Cinta mereka terhalang karena restu dari orang tua Dante. Memiliki banyak perbedaan, itulah yang membuat orang tua Dante enggan menerima Elsa sebagai menantunya. Bagaimana kisah selanjutnya?
Karya ke 2 dari saya, semoga kalian suka...
Happy reading ya... Mmuuacchhh... 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rengsi Hutagaol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 " Rindu "
" Jadi mama membela wanita itu dibandingkan menantu mama sendiri? "
" Bukannya membela Elsa, tapi papa ga ada hak mengusir orang dari kota ini. Salah dia apa? hanya karena dia pernah menjadi masa lalu Dante , papa seenaknya mengusir Elsa? seharusnya papa menyalah kan Dante, bukan Elsa."
" Wanita baik tidak akan pernah mau dirayu oleh laki - laki. "
" Tapi mereka saling mencintai, pa. "
Mendengar ucapan mama mertuanya itu, Anisa semakin naik pitam cemburu pada Elsa, wanita yang nota bene nya wanita dari desa.
" Dante dan Elsa, mereka saling mencintai. Cinta mereka akan selalu abadi. "
" Mamaaaaaa..., mama lebih sayang sama Elsa dari pada aku? " bentak Anisa
Mama Dante pun pergi meninggalkan mereka berdua.
****
" Mama kangen sama Anisa, pa. Kita ke rumah mertua nya yuk! "
" Boleh, sebelum mereka pergi ke Amerika ya! "
Tanpa memberitahukan terlebih dulu kepada besannya itu, papa dan mama Anisa pun datang kerumah mereka.
Begitu tiba di rumah besannya itu, mama Anisa sangat terkejut melihat Anisa, putri semata wayangnya itu. Kedua mata Anisa sembab.
" Kamu kenapa, nak? " tanya mama nya Anisa.
Anisa hanya diam, ia tidak mau menjawab pertanyaan mama nya, dikarenakan ada papa dan mama mertuanya.
" Kamu baru nangis? "
Anisa menggelengkan kepalanya.
" Mungkin Anisa kurang tidur! " ucap mama Dante sembari melirik Anisa.
" Dimana suami mu, nak? " tanya papa Anisa."
" Ada dikamar. Ntar aku panggil dulu ya ma! "
Anisa membangunkan Dante. Dengan terpaksa Dante menemui mertuanya itu. Dante masih saja kepikiran dengan Elsa dan Xander. Tidak tega rasanya meninggalkan mereka berdua.
Selesai berbincang - bincang, Dante dan Anisa masuk ke kamar mereka. Dante tetap dingin padanya.
" Mas, kamu kenapa? uda 2 minggu kita menikah, tapi kamu sedikit pun ga mau menyentuh aku. Kamu kenapa? apa kamu ga bisa melupakan Elsa? "
" Jangan bawa - bawa Elsa dalam urusan rumah tangga kita, ngerti kamu? "
" Mau kamu apa sih? "
" Dari dulu aku uda bilang, kalau aku itu ga cinta sama kamu."
" Ga cinta, tapi kenapa waktu di Amerika, mas mau menerima aku? "
" Kamu mau tahu alasannya? itu semua ku lakukan karena mama ku. Aku ga mau melihat mama ku sakit, dia mengidap sakit jantung. "
" Sekarang mau mu apa mas? "
" Kita pisah baik - baik, "
" Gila kamu, kamu pikir cerai itu bagus? kita baru aja nikah, baru seumur jagung. "
" Oke, kalau gitu status kita berdua tetap menikah, tapi kita jalani kehidupan kita masing - masing. Simple kan? "
" Jahat kamu, mas! "
" Aku akan menyelesaikan urusan ku di Amerika, dan aku akan kembali ke Indonesia. Terserah kamu, kamu mau ikut atau tidak,"
Dante langsung merebahkan tubuhnya di sebuah sofa. Ia tidak mau sekasur dengan Anisa. Melihat hal itu, Anisa pun geram. Ingin sekali ia memaki laki - laki itu.
****
Akhirnya Dante dan Anisa kembali ke Amerika. Dante memberikan pesan pada Elsa, kalau ia akan pergi. Elsa merasa sedih. Ia terus saja menangis.
" Jaga diri mu baik - baik, begitu juga Xander. Ntah kapan aku akan kembali. Tapi yang jelas, aku akan selalu mencintai kalian berdua. Do'akan aku ya...! "
Pesan terkirim. Tangisan Elsa pun pecah. Ia sedih karena Dante mengatakan ntah kapan kembali.
" Bi Satiiiii, hiks.. hiks... hiks... hiks....! "
" Sudahlah, nak. Kamu jangan nangis terus. Kasihan Xander. Kamu harus kuat ya! "
***
1 tahun kemudian. Sudah 1 tahu ini, Dante tidak pernah memberikan kabar pada Elsa. Elsa semakin merindukannya. Ponselnya juga tidak bisa dihubungi. Rindu berat menghampiri wanita cantik itu. Merasa bosan tinggal diam dirumah terus, akhirnya Elsa memutuskan kembali bekerja di perusaan itu.
" Apakah aku diterima kembali bekerja, bu? " tanya Elsa pada HRD itu.
" Gimana dengan anak mu? " tanya HRD itu.
" Ada kok yang menjaga Xander. "
" Baiklah, kamu bisa kembali bekerja di perusahaan ini lagi.
Mendengar ucapan HRD itu, Elsa pun sangat bahagia sekali. Sepert biasa, Elsa selalu melakukan pekerjaannya dengan rapi.
Pagi itu, Santi, melihat Elsa sedang bekerja.
" Itu OG yang dulu pernah bekerja disini kan? kok wajahnya ga asing ya? dulu dia kan hamil, wajah dan tubuhnya juga gemukan. Seperti nya aku kenal dengan dia, tapi dimana ya? aduhh aku lupa! " ucap Santi.
Santi berusaha mengingat Elsa. Waktu Elsa hamil, wajah dan tubuhnya berubah drastis. Sekarang Elsa kembali langsing dan cantik. Tubuhnya kembali seperti semula.
" Kok aku sekarang jadi pikun begini ya? benar - benar lupa, pernah ketemu sama dia dulu. Aaarrgghhh, pusing deh! "
Suaminya bingung melihat sikap istrinya itu.
" Kamu kenapa sih, ma? "
" Pa, itu OG yang lama, Elsa, sekarang kan uda masuk kerja lagi, wajahnya berubah banget ya! dulu waktu dia hamil, gemuk banget. Sekarang berubah, jauh lebih cantik, langsing, seperti bidadari. "
" Kalau ngomong kadang suka lebay deh, "
" Ga lho. Pa, kok aku jadi takut? "
" Takut apa? "
" Papa tertarik sama dia, "
" Astaga, mama? "
" Dikantor ini, hanya Elsa yang cantik. Mama aja sebagai perempuan, suka lihat dia. Tapi kan pa, mama sepertinya pernah melihat dia lho, dengan tubuh nya yang seperti sekarang ini. Tapi mama lupa, dimana ya? "
" Manusia itu banyak mirip nya, ma. "
" Gitu ya! "
Santi pergi ke ruang pantry.
" Kamu sibuk ga? " tanya Santi.
" Hhmm, ga bu. Ada apa ya bu? " jawab Elsa sembari melihat liontin itu kembali.
" Perasaan ibu pernah melihat kamu, tapi ibu lupa dimana. "
" Gitu ya bu, coba di ingat - ingat lagi bu, hehehee !
Dalam benak Elsa, liontin itu sangat mirip sekali dengan miliknya. Tapi Elsa enggan menanyakan itu pada nya. Perasaan mengatakan seperti ada sesuatu di antara mereka berdua.
****
" Mas Dante keterlaluan, uda hampir 1 tahun kami menikah, tidak pernah sekali pun dia mau menyentuh aku. Apa dia impoten? aku pernah menggodanya, sama sekali dia ga bernafsu. Astaga, kenapa aku baru menyadari nya? " ucap Elsa mulai panik.
Malam itu Dante sangat sibuk bekerja. Hingga ia tidak makan.
" Gimana kalau aku pura - pura cuek sama mas Dante? siapa tahu aku begini, dia menyadari kesalahannya. " gumam Anisa.
Malam itu, Anisa tidak menyediakan makan malam. Merasa bosan, ia pun pergi party.
Dante melihat pakaian yang dikenakan Anisa. Bukannya melarang, malah membiarkan istri nya itu memakainya pakaian seksi seperti itu.
Dante tidak berkomentar apa - apa, ia hanya diam dan fokus dengan laptopnya.
" Kan benar, dia emang uda mati rasa. " ucap Anisa.
" Ah sudahlah, mau impoten atau pun ga, itu bukan urusan ku." gumam Anisa.
Malam. itu, Anisa pergi. Anisa party bersama teman - temannya di sebuah club. Hingga Anisa dipertemukan Dengan seorang pria tinggi tegap, macho dan tampan juga