Kesedihan mendalam karena diselingkuhi sang tunangan, membuat Sanum menerima tawaran Vevita sahabat baiknya. yang memberikan Sanum sebuah voucher liburan Menaiki kapal pesiar termewah, yang tidak sembarangan orang bisa memasuki nya.
Kesialan pun berlanjut, Sanum yang setengah mabuk salah memasuki kamar. Rasa kecewa dan penghianatan membuat dia Ingin membalas dengan pria yang dianggapnya sebagai pria bayaran yang dikirimkan oleh Vevita untuk menemaninya selama liburan.
Setelah melalui malam panjang, One Night Love dengan pria itu. Sanum pun pergi begitu saja, dia pun menghilang setelah mengetahui jika dia hamil anak kembar. pertemuan tak terduga kembali setelah Sanum bekerja diperusahaan besar yang ternyata dipimpin oleh pria yang dianggap nya sebagai pria bayaran malam itu.
Mampukah Sanum mempertahankan anak-anaknya, atau memilih kembali pada tunggangan nya Rendi.?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketakutan Sanum
Seminggu berlalu, Sanum akhirnya mengambil keputusan untuk menolak permintaan Oma dan Tante Melinda secara lembut, agar tidak menyinggung perasaan mereka.
Oma terlihat sedih, begitu juga dengan Melinda. namun mereka tidak bisa untuk memaksa kan kehendak pada Sanum.
"Oma tidak perlu sedih, karena Oma dan Tante Melinda bisa bertemu dengan anak-anak ku kapan aja." Ucap Sanum yang akhirnya mampu mengembalikan senyum dan semangat pada Oma dan Tante Melinda.
"Terimakasih Sanum, ternyata kamu wanita yang begitu baik, dan mengerti perasaan kami." Ucap Melinda.
Ditempat kerja, Sanum hampir tidak pernah melihat Arya mengunjungi perusahaan lagi, karena dari kabar yang didengar Sanum, Arya lebih memilih menetap mengembangkan perusahaan nya dikota lain.
Tidak ada lagi permasalahan yang dihadapi Sanum, bahkan dia juga sudah merasa nyaman dan betah bekerja. karena Monica juga sudah pindah tugas kekantor cabang yang lain. meskipun begitu rasa aneh setiap Sanum melirik ke ruang kerja Arya selalu membuat perasaan nya nyeri, dia seakan merindukan senyum dan sentuhan Arya.
"Astaga, apa yang sedang aku pikirkan. kenapa aku memikirkan dan merindukan Arya. tidak...aku tidak merindukan nya melainkan cuma teringat laki-laki yang telah menghamili ku, ayah dari anak-anak ku." gumam Sanum yang masih mengingkari perasaan nya yang sesungguhnya.
"Hallo cantik," Sanum dikagetkan dengan suara bos Gilang, yang merupakan pimpinan perusahaan mereka yang baru beberapa Minggu ini bergabung untuk membantu Arya mengurus pekerjaannya.
" Bos Gilang," Ucap Sanum, sambil mengalihkan pandangannya dari tatapan mesum laki-laki berbadan tambun itu.
"Cantik ntar malam kita makan malam direstoran hotel xx ya," ajak Gilang yang selama ini tidak pernah mendapatkan penolakan dari bawahannya.
"Maaf bos, saya tidak bisa," elak Sanum yang mulai bersiap meninggalkan ruangan nya, sementara teman-temannya yang lain sudah banyak yang pulang duluan.
"Jangan menolak ku cantik, kamu akan menyesal jika tahu siapa saya." sebelah tangan Gilang menarik tangan Sanum.
"Jangan bos, tolong jaga sikap Anda." Ucap Sanum berlari memasuki lift untuk mengindari dari Gilang yang ingin mengejarnya.
Gilang dengan sigap berhasil masuk kedalam lift, yang hanya ada mereka berdua. Sanum mundur beberapa langkah kebelakang dengan Wajah pucat ketakutan.
" Jangan mendekat," teriak Sanum mencoba melindungi dirinya dengan memeluk tas kerjanya erat.
"Ha...ha... mendekatlah sayang, aku suka wanita malu-malu kucing seperti mu ini. karena aku juga sudah bosan dengan wanita yang selama ini selalu pasrah padaku, apalagi setelah melihat uang." Ucap Gilang sambil tertawa penuh gairah melihat Sanum yang terus menghindar dari jangkauan tangan nya yang terus berusaha menangkap tubuh mungil Sanum.
"Aku bukan wanita yang seperti kamu ucapkan, tolong jangan ganggu aku." air mata Sanum mulai menetes. bukan nya mersa iba tapi Gilang semakin bergairah melihat Sanum yang menangis tidak berdaya.
"Dapat kamu cantik ha...ha..." Gilang berhasil menangkap tubuh Sanum dan berusaha untuk memeluk dan menciumnya, namun selalu gagal karena Sanum terus meronta-ronta dan berhasil menendang dengan keras area reproduksi nya yang selalu dibanggakan nya. tubuh Gilang ambruk sambil memegangi ************ yang perih.
"Aduuuuh sakiiit, dasar wanita sialan." bentak Gilang berusaha untuk bangkit dan menghadang Sanum yang meringkuk ketakutan.
"Ting....." pintu lift terbuka, membuat Gilang kaget dan mundur perlahan, begitu melihat Arya yang berdiri tegak didepan lift, nampak matanya yang memerah serta tangan yang mengepal kerah Gilang. sementara Sanum masih meringkuk memeluk tubuhnya menangis.
"Tuan Arya, semua ini tidak seperti yang kamu lihat, wanita ini berusaha untuk menjebak ku," Gilang menunjuk Sanum.
Arya maju dan menghajar Gilang tanpa ampun, Zein langsung melerai melihat Gilang yang sudah sekarat. Arya mendekat kearah Sanum tanpa bicara sepatah katapun. perlahan Sanum juga mengangkat kepalanya dia melihat Arya yang dulu tampan dan sangat rapi, sekarang terlihat sangat berbeda, tubuh Arya yang sedikit kurus serta wajah tampannya sudah ditumbuhi bulu-bulu halus. nampak sekali jika pria itu tidak pernah merawat lagi tubuh dan penampilannya.
𝐭𝐩 𝐚𝐪 𝐩𝐢𝐧𝐠𝐬𝐚𝐧 𝐤𝐥𝐨 𝐥𝐚𝐩𝐞𝐫 𝐬𝐢𝐡 𝐧𝐮𝐦
𝐩𝐝𝐡𝐥 𝐮𝐝𝐡 𝟐𝟎𝟐𝟏 🤔🤔
kenapa mama n oma g bilang klo nama janda itu Shanum.. pasti langsung cuz KUA 🥰🥰