TAMAT
.
Kisah Kaisar yang hidup dalam keluarga yang tidak utuh, Ayahnya menceraikan sang Ibu dan lebih memilih cinta pertamanya semasa muda dulu.
Sang Ibu terpaksa meninggalkan Kaisar karena ancaman suaminya sendiri, ia pergi membawa bayi perempuan yang masih berada diperutnya dan terlahir dengan nama Keiina yang tidak diketehaui keberadaannya oleh suaminya.
Kaisar tumbuh menjadi anak yang penuh dengan dendam dan sangat membenci sang Ayah juga istri yang sudah merebut posisi ibunya, di masa depan ia mencari keberadaan sang ibu dan adik yang belum pernah ia temui.
Apa yang terjadi dengan hubungan Kakak beradik antara Kaisar dan Keiina?
Akankah mereka saling mengenali saat bertemu untuk pertama kalinya?
Bagaimana saat cinta menghampiri Kaisar maupun Keiina, akankah pengkhiatan sang Ayah membuat mereka trauma dan membatasi diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
Setelah tiga puluh menit, mobil Ryu tiba di halaman rumah baru milik Adelia. Ryu segera turun dan mengitari mobilnya untuk membukakan pintu mobil untuk keiina, Ryu mengulurkan tangannya dan Keiina menyambutnya meski dengan malu malu.
"Ini rumah siapa, Mas?" Tanya Keiina menatap heran, Keiina sempat mengira akan bertemu dengan sang Kakak di sebuah cafe atau taman kota. Pemikiran yang sangat sederhana dan tidak berekspektasi terlalu tinggi.
"Rumah Kakakmu." Ucap Ryu.
Jantung Keiina semakin berdegup kencang, entah mengapa ia menjadi tidak percaya diri, dalam pikirannya ia takut jika sang Kakak akan menolak kedatangannya meski Ryu tlah memberi tahu jika Kakak yang di cari oleh Keiina juga sama terlukanya seperti Keiina.
"Ayo masuk." Ajak Ryu yang masih menggenggam jemari Keiina.
Keiina melangkah ragu, ia mengeratkan genggamannya pada Ryu. Ryu menoleh dan tersenyum hangat, menandakan semua akan baik baik saja.
Pintu terbuka, Keiina terkejut melihat Kaisar dan Adelia tengah menyambutnya dengan senyuman. Meski mata Adelia terlihat sembab karena menangis saat bertemu dengan Mutia kembali.
"Mamaa." Kata Keiina kemudian melepaskan jemarinya dari genggaman Ryu dan segera berhambur memeluk Adelia.
Adelia menyambut Keiina dan membalas pelukannya.
"Kenapa Mama bisa di sini?" Tanya Keiina bingung kemudian mengendurkan pelukannya dan melihat ke arah Kaisar. "Kenapa Mama bersama Tuan Key?" Tanya Keiina lagi.
Kaisar mendekat dan tersenyum, senyum yang entah sudah berapa lama menghilang di wajah Kaisar. "Hei.. Bukankah aku berjanji akan menemukan Kakakmu?" Tanya Kaisar dan Keiina mengangguk.
Tangan Kaisar terulur untuk mengusap puncak kepala Keiina, "Aku adalah Kakakmu, aku Kaisar."
Keiina mengernyitkan dahinya tanda heran, lalu ia menatap mata Adelia dan Adelia mengangguk. "Dia Kakakmu." Ucapnya sambil mengusap pundak Keiina karena Keiina terlihat terkejut.
Kaisar merentangkan tangannya, "Kamu tidak ingin memelukku?" Tanya Kaisar yang menyadarkan Keiina kembali.
"Tapi, kenapa Tuan Key tidak bilang dari kemarin?" Tanya Keiina bingung.
Kaisar menghela nafas, "Itu semua aku lakukan karena aku ingin menemui Mama kita dulu. Baru menjelaskan semuanya padamu, adik kecil." Kaisar tertawa yang melihat ekspresi bingung Keiina.
"Ayo peluklah Kakakmu ini." Kata Kaisar lagi yang masih merentangkan tangannya.
Keiina berhambur ke pelukan Kaisar, pelukan yang hangat dan sangat nyaman yang selama ini Keiina tidak pernah merasakannya. Di dalam pelukan Kaisar, Keiina mengangis, suara tangisnya terdengar sangat pilu membuat siapapun yang mendengarnya ikut terharu dan menitikan air matanya.
Kaisar memeluk Keiina dengan erat, mengusap punggung Keiina dan kepala Keiina. Kaisar merasakan kesedihan yang di rasakan oleh Keiina. "Jangan menangis, Kakak sudah ada di sini untuk menjaga mu dan juga Mama." Bisik Kaisar di telinga Keiina.
Keiina mengangguk di dalam dekapan Kaisar, "Terimakasih untuk tidak melupakan kami, Kak." Ucap Keiina lirih.
Hati Kaisar menghangat ketika begitu saja Keiina memanggilnya 'Kak'
"Keii.." Panggil seorang wanita yang selama beberapa hari ini ia temani.
Keiina melerai pelukannya dan melihat ke arah Mutia.
"Dia Oma mu, Sayang. Peluklah Oma." Ucap Adelia dan Keiina segera memeluk Mutia.
"Cucu Oma.." Kata Mutia saat memeluk Keiina.
"Terimakasih, Oma. Oma begitu baik pada Keii." Kata Keii di dalam pelukan.
Setelah acara penuh mengharukan itu selesai, mereka saling bercengkraman satu sama lain, Mutia yang terus menggandeng lengan Keiina dan juga Kaisar yang terus menempel pada Adelia.
Adelia pun menyapa Pak Pur dan juga Nina, keramahan Adelia tidak pernah memudar dan terus melekat di diri Adelia. Membuat Pak Pur dan juga Nina tetap mengagumi sosok Nyonya nya tersebut.
Menjelang makan malam, mereka kembali ke dalam kamarnya masing masing untuk membersihkan diri dan bersiap makan bersama. Kaisar mengantar Keiina ke dalam kamarnya.
"Kamar ini besar sekali, Kak." Kata Keiina dalam rangkulan Kaisar.
"Kamu menyukainya?" Tanya Kaisar dan Keiina mengangguk.
"Kemarin aku tidur di kamarmu." Kata Kaisar pada akhirnya.
"Pasti sangat tidak nyaman." Tebak Keiina.
Kaisar tersenyum. "Tapi di kamarmu itu tidur ternyenyakku setelah lebih dari dua puluh tahun."
Keiina duduk di sofa di dalam kamarnya. "Apa yang Kakak pikirkan saat mengetahui jika Kakak memiliki Adik?" Tanya Keiina ingin tau.
"Tentu saja Kakak senang, tapi Kakak juga bersedih karena tidak bisa menemukan Mama." Jawabnya jujur.
Mereka sama sama diam dan tenggelam dalam pikirannya masing masing.
"Kamu tidak ingin bertemu dengan Papa? Tidak ingin tau siapa Papamu?" Tanya Kaisar pada akhirnya.
Keiina menghela nafas. "Bisakah Kakak merahasiakan keberadaanku darinya?"
"Kenapa?" Tanya Kaisar ingin tau.
"Aku hanya tidak ingin orang tau siapa aku. Biarlah hanya Kakak, Oma dan Mas Ryu yang tau siapa aku." Pinta Keiina dengan serius.
"Kamu yakin?" Tanya Kaisar meyakinkan.
Keiina mengangguk, "Aku hanya tidak ingin melihat penolakan olehnya meski aku pun tidak ingin di akui olehnya." Jawab Keiina.
Kaisar diam dan mencerna semua yang dikatakan oleh Keiina, kaisar menganggap jika Keiina terlalu terluka oleh perbuatan Anhar di masa lalunya. Tanpa Kaisar sadari, jika Keiina sudah menyusun rencana pembalasan yang akan akan ia lakukan untuk Anhar dan juga Riska.
"Bersihkan dirimu, mulai saat ini pakailah pakaian yang sudah di siapkan oleh Oma, kamu adikku, harus tampil dengan cantik." Ucap Kaisar dengan tersenyum lembut.
Keiina mengangguk patuh. "Kak Kai turunlah, kasihan Mas Ryu di bawah sendirian." Kata Keiina.
Kaisar menaikan satu halisnya, "Kamu perduli pada Ryu?" Tanya Kaisar.
Wajah Keiina merona. "Bukan begitu Kak, hanya saja Mas Ryu sudah banyak membantu kita." Ucapnya gugup.
"Ryu menyukaimu? Bagaimana denganmu?" Tanya Kaisar ingin tau.
"Aku.. Aku belum kepikiran untuk menjalin komitmen, Kak. Aku baru saja ketemu sama Kak Kai dan juga Oma, aku ingin fokus di keluarga yang baru saja aku temukan." Jawabnya beralasan.
Kaisar menerima jawaban Keiina, lagi pula umur Keiina baru menginjak usia dua puluh satu tahun, Keiina masih harus menikmati masa mudanya. Kaisar juga berencana akan melanjutkan kuliah Keiina hingga S1, bila perlu sampai S2 juga agar tidak ada yang merendahkan Keiina di masa depan.
Selesai membersihkan diri, kini semua sudah berkumpul bersama di ruang makan. Ryu pun terlihat lebih segar setelah membersihkan diri di kamar Kaisar. Membuat ketampanannya semakin berkali lipat dan Keiina pun mengakuinya meski hanya di dalam hatinya.
Pak Pur menyajikan Steak salmon kesukaan Adelia, makanan ini khusus Mutia pesan pada chef andalan keluarga Wiguna untuk menantu kesayangannya meski Adelia sudah tidak lagi menjadi istri dari putranya.
Sementara di rumah keluarga Wiguna yang lain. Anhar baru saja tiba saat makan malam dan merasa aneh dengan kondisi rumah yang sepi.
"Di mana Pak Pur?" Tanya Anhar pada pelayan yang membukakan pintu, biasanya Pak Pur yang selalu membuka pintu untuk semua majikannya.
"Maaf, Tuan. Pak Pur sudah tidak bekerja di sini lagi." Jawab pelayan.
Anhar tersenyum smirk, sedari dulu ia ingin menyingkirkan Pak Pur karena slalu saja menjadi mata mata dan menggagalkan segala rencananya. Ia cukup senang meski dalam hatinya juga penasaran, kesalahan apa yang membuat Pak Pur hingga di pecat oleh Kaisar, pikirnya.
"Di mana istriku?" Tanya Anhar lagi.
"Nyonya belum pulang dari pagi, Tuan. Pergi bersama Tuan Reno." Jawabnya.
Anhar menghela nafas kecewanya, rasa lelah dan ingin di sambut oleh sang istri tidak bisa terealisasikan.
"Apa Mama sudah makan?" Tanya Anhar lagi.
...****************...
...Note:...
...Satu Like,...
...Satu Vote,...
...Satu Komentar dari kalian,...
...Sangat berarti untukku menaikkan Novel ini....
...Please jangan jadi silence readers....