WARNING BUKAN UNTUK BOCIL ❤️❤️
YANG DIBAWAH UMUR
MOHON UNTUK JANGAN BACA NOVEL INI!!
KARENA INI NOVEL KHUSUS UNTUK KAUM IYA-IYA 😝
TERIMA KASIH!! SELAMAT MEMBACA!!
ANNABELLA TASYA KUSUMA pegawai di salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang terletak di Jakarta ini sudah mengabdi di perusahaannya selama hampir 4 tahun.
Pekerjaannya lancar dan mengasyikan. Dia sangat mencintai pekerjaannya. Dia orang yang mudah bergaul, itu yang membuat dia sangat akrab dengan rekan-rekan di devisinya, yaitu devisi keuangan.
Tapi semua itu berubah, ketenangan di usik. Dia merasa diawasi, dikekang, dan diperlakukan tidak adil oleh CEO baru di perusahaannya.
Mampukah Tasya bertahan, atau Tasya memilih untuk keluar dari perusahaan nya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssyptr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 27 - HUTANG
"Gue tahu gue kotor, tapi pliss Dylan. Cuma Lo sahabat yang gue punya. Gue ada banyak mas.." Ucapan Tasya terpotong saat Dylan menghempaskan kasar tangan Tasya.
Dylan menatap Tasya tajam, Tasya yang ditatap seperti itu oleh Dylan sangat syok. Ini pertama kalinya Dylan marah kepadanya. "Gue bilang jangan ngomong sama gue lagi. Gue jijik sama Lo. Dan jangan anggep gue sahabat Lo lagi. Kalo perlu, setiap kita ketemuan di jalan, jangan pernah Lo manggil gue."
Setelah mengatakan itu Dylan kembali berjalan untuk kembali ke devisinya. tapi baru dua langkah Dylan meninggalkan Tasya, suara Tasya menghentikan langkah Dylan. "Gue udah resign. Asal Lo tau, Lo tetep sahabat gue." ujar Tasya singkat lalu pergi dari hadapan Dylan.
Dylan terdiam mendengar ucapan Tasya, ia menetaskan air matanya. "Maaf Sya, maafin gue. Gue bingung harus gimana. Keselamatan adik gue terancam." batinnya
---------------------------------------------
Tasya kembali ke devisinya dengan murung, Iya tampak sedih dengan kejadian beberapa menit yang lalu saat Dylan mengacuhkannya.
"Aku sudah gak kerja disini lagi mulai sekarang." ujar Tasya mantap pada teman-temannya.
Mela dan Dinda kembali menitikkan air matanya. "Sukses selalu, Sya."
Tasya mengangguk kecil lalu kembali membereskan barang-barangnya di kantor lalu memasukannya kedalam kardus. "Terima kasih teman-teman....hiks..hiks.." hancur sudah pertahanan Tasya agar tidak menangis.
Vino, dan ketiga teman Tasya lain langsung memeluk Tasya seperti bentuk lingkaran. Mereka jadi ingat dimana mereka dimarahi oleh bos sama-sama, lalu mendapat pujian bersama, makan bersama, bergosip bersama. Ah....mengingat itu membuat Tasya jadi tersenyum sendiri.
---------------------------------------------
Tasya sudah berada didalam mobilnya, tadinya ia berpikir untuk besok saja ke Bank BNA tapi jika bisa sekarang kenapa Tasya harus menunda-nunda ?.
Setelah memarkirkan mobilnya diparkiran Bank, Tasya berjalan santai masuk kedalam bank. Banyak sekali pria yang terpesona dengan kecantikan Tasya yang hanya dipoles oleh make-up tipis, jangan lupakan dengan kecantikan Tasya. Karena dalam keadaan sedihpun aura kecantikan Tasya tak tertutup sama sekali.
"Ada yang bisa saya bantu mbak ?" tanya satpam Bank ramah.
Tasya tersenyum singkat membalas senyuman ramahnya. "Saya ingin melakukan angsuran hutang pak."
Satpam itu mengangguk dan mengambilkan nomor antrean pada Tasya. Dengan sopan Tasya mengambil nomor itu lalu tersenyum tipis. "Ini mbak, silahkan duduk dulu."
Tasya duduk di bangku nomor dua tepat di depan customer service Bank. Setelah penantian 45 menit, akhirnya nomor antrean Tasya dipanggil juga. "B 112."
Tasya berdiri untuk duduk didepan bangku customer service. "Silahkan duduk ibu, ada yang bisa saya bantu ?" tanya wanita ber name-tag Dela ini dengan ramah.
"Begini mbak Dela, tepat 2 hari yang lalu ada telfon dari pihak bank BNA mengenai pinjaman uang di bank ini sebanyak 20M yang menjaminkan rumah pribadi milik saya. Saya ingin mengonfirmasi mbak, itu benar atau tidak." jawab Tasya.
Dela mengangguk singkat lalu mengetikan sesuatu di komputernya. "Maaf atas nama siapa Bu ?"
"Annabella Tasya Kusuma."
"Bisa lihat KTP-nya sebentar mbak ?" Tasya menyerahkan KTP-nya kepada Rina. Setelah menerima KTP Tasya, Rina kembali mengetikan sesuatu pada komputernya.
"Baik, ini ada pinjaman atas nama Annabella Tasya Kusuma yang di setujui oleh ibu Mega Kartika Kusuma. Dana-nya dicairkan pada tanggal 5 November 2018, Bu. Dan ibu Tasya sama sekali tidak membayar angsuran satu pun." kata Dela.
Tasya menghela nafas. "Benar mbak, saya tidak membayar angsuran-nya dikarenakan.." ucapan Tasya terpotong karena bunyi telfon dimeja Dela.
"Sebentar ya ibu, saya angkat dulu." Tasya hanya mengangguk singkat.
"Halo, dengan Dela. Ada yang bisa saya bantu ?"
"...................."
"Baik pak, iya saya mengerti." setelah itu Dela melihat ke arah Tasya.
"Ibu Tasya, hutang yang ibu ajukan satu setengah tahun lalu sudah dibayar lunas. Ibu sudah tidak perlu khawatir, pihak bank tidak akan menyita rumah itu.
Tasya kaget dan membelalakkan matanya. "Orang gila mana yang membayarkan hutang 20 Milyar secara langsung." batin Tasya bertanya-tanya.
"Ma....maksud mbak apa ? si..siapa yang membayar hutang sebanyak itu ?" tanya Tasya terbata-bata.
Dela tersenyum singkat, lalu menuliskan sesuatu di note miliknya. "Ini alamat rumah, orang yang membayar hutang mbak. Mbak sudah di tunggu dirumahnya."
"Kalau tidak ada yang bisa saya bantu lagi. Saya ucapkan terima kasih dan selamat siang." sambung Dela. Lalu antrean itu berjalan lagi.
Tasya berdiri dengan membawa note berisikan alamat rumah pembayar hutang Tasya. Lalu ia berjalan untuk keluar dari Bank.
Tapi saat berjalan ia menabrak seorang abdi negara berseragam polisi. "Aww...maaf mas eh pak, saya gak sengaja." kata Tasya.
Polisi berwatak gagah, berahang tegas dan hidung mancung itu terlihat sangat terpesona dengan Tasya. "Ekhem..." ia menetralkan debaran jantungnya yang menggila.
"Siapa nama kamu ?" tanya sang polisi.
"Ampun pak, jangan ditilang saya-nya." jawab Tasya takut-takut.
"Siapa yang mau menilang kamu. Saya cuma tanya nama kamu. Lagian pangkat saya ini sudah perwira." katanya menyombongkan diri.
Tasya menghela nafas lalu mengulurkan tangannya pada sang Polisi. "Tasya. Annabella Tasya Kusuma.
Polisi menjabat tangannya Tasya. "Linggar. Linggar Agung Permana."
"Ehm.. maaf saya buru-buru. Saya permisi." kata Tasya lalu berlalu meninggalkan Linggar.
"Jika jodoh, pasti Tuhan akan dekatkan. Jika dia bukan jodohku. Ku mohon Tuhan jadikan dia jodohku." gumam Linggar.
---------------------------------------------
BERSAMBUNG
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN ❤️
KALO SUKA BOLEH YA SEKALIAN DI VOTE
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA
SEMOGA SUKA YA SAMA CERITA INI.