entah kenapa, author selalu tertarik dengan cerita transmigrasi. jadi, pembacanya author jangan bosan ya hehehe....😁😁
kali ini. kisah ini menceritakan seorang Narita yang tiba-tiba saja menjadi seorang ibu dari dua anak lelaki.
hidup tubuh yang di tempati oleh Narita ini, sama sekali tidak mendapatkan perhatian dari suaminya. ia juga melakukan segala macam cara untuk mendapatkan perhatian suaminya, sampai akhirnya Narita mengambil alih tubuh itu.
lalu bagaimana kah kisah selanjutnya ?. ikuti terus ya guys 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. jangan mengatai istriku pelacur
"Tidak apa-apa Bu, kalau begitu bapak melanjutkan pekerjaan saja membujuk alzio. titip salam buat Anastasia katakan padanya cepat sembuh karena anak-anak semakin rewel tanpanya."Ucap pak dirgan sambil cengengesan.
"baik-baik Pak. kalau begitu panggilannya Ibu tutup ya."ucap Ibu Rosma setelah mendapatkan persetujuan dari seberang sana Ibu Rosma pun langsung menutup panggilan itu.
"bapak ya Bu,? pasti bapak kerepotan mengurus alzio dan Iyan."ucap Anastasia kepada Ibu Rosma.
"tentu saja bapak kerepotan nak, Tapi bapak tidak keberatan. sebaiknya kita bersiap-siap untuk kembali ke rumah."ucap Ibu Rosma.
Setelah itu, mereka pun bersiap-siap dan segera kembali ke rumah Ibu Rosma dan bertemu dengan anak-anak.
***
di tempat lain. di sebuah ruangan yang gelap tanpa penerangan, kecuali cahaya bulan yang menerobos masuk kedalam ruang itu.
terlihat seorang laki-laki yang terpuruk dan beberapa kali menyalahkan dirinya, Karena kepergian istri dan anak-anaknya dan meninggalkannya sendiri. Iya beberapa kali merutuki dirinya akibat kebodohannya itu.
"maafkan aku Anastasia, aryano dan zio. Aku adalah laki-laki yang egois. karena tidak mengakui darah dagingku sendiri. Ayah minta maaf, di manapun kalian berada Ayah harap kalian baik-baik saja. dan Ayah mohon tunggu ayah menemukan kalian, dan Ayah mohon jangan mencari pengganti ayah. ayah janji ayah akan menyayangi kalian dan menjadi tempat untuk kalian. sekali lagi tolong maafkan ayah."ucap Alexander dengan suara lirih dan memprihatinkan.
semenjak Alexander meminta tolong kepada ferry untuk mencari tahu keberadaan istri dan anaknya itu, Alexander jadi melupakan dirinya yang butuh asupan makanan. baru sehari saja ia mengetahui ditinggal oleh istri dan anaknya sudah seperti ini, Bagaimana kalau bertahun-tahun mereka tidak bertemu.
saat Alexander sedang termenung dan meratapi keterpurukannya itu, tiba-tiba lampu ruangan tersebut dinyalakan.
ternyata yang menyalahkan lampu itu adalah very asistennya. Iya datang dengan membawa beberapa makanan yang ia beli. Ferry pun berjalan mendekat ke arah Alexander.
"Tuan, sudah sedih-sedihnya. saya tahu Tuan merasa terpuruk karena keegoisan Tuan sendiri, namun Tuan jangan lupa untuk makan, supaya Tuan tidak sakit. setelah itu Tuan harus bangkit dan menemukan mereka. karena saat ini aku belum belum menemukan titik-titik keberadaan mereka. jika tuan tidak membantu pencarianku, setelah aku menemukan keberadaan mereka nanti, aku akan mengatakan bahwa Tuan memang tidak peduli dengan mereka dan menyembunyikan mereka sesembunyi-sembunyinya agar tuan tidak menemui mereka,."ancam Ferry kepada Alexander sambil menyiapkan makanan yang ia beli tadi.
kata-kata itu seperti tombak yang langsung mengenai ulu hatinya, Alexander langsung menegakkan kepalanya dan menatap tajam ke arah Ferry. sejenak ia mengamati gerak-gerik dari asistennya itu.
"Kenapa kamu mengatakan hal itu. Apa kamu sudah berani denganku?"tanya Alexander dengan suara datar sambil mengamati sang asisten.: Ferry pun tersenyum.
"Tuan, Aku hanya ingin menyampaikan, bahwa Tuan harus bangkit dan untuk pencarian ini Tuan harus turun tangan. jangan terlalu terpuruk dalam suasana menyedihkan itu, jika seandainya mereka ditemukan dan tahu bahwa Tuan hanya mengerahkan asisten Tuan untuk menemukan mereka tanpa ikut langsung mencari mereka. maka apa kata nyonya Anastasia nanti."ucap Ferry menerangkan maksudnya sambil memotivasi tuannya agar tidak terlalu terpuruk dalam masalah ini.
(aduh... punya atasan kok ya, harus di remote dulu otaknya kalau masalah rumah tangga. tapi, kalau masalah perusahaan, beh... seperti si kancil, licik dan cerdik) batin Ferry.
sejenak Alexander terdiam dan berpikir, ternyata ada benarnya kata-kata yang dilontarkan oleh asistennya ini.
"Baiklah aku akan membantu mencari, Karena sekarang akulah yang membutuhkan mereka."ucap Alexander dengan dirinya sendiri.
(Aku tidak akan egois lagi. aku akan menemukan kalian, aku sadar bahwa selama ini aku sudah mencintai kalian. hanya saja tertutup oleh sikap angkuh dan egois ku, maka tunggulah aku. anak-anakku dan istriku aku pasti akan menemukan kalian dan membawa kalian pulang kembali ke rumah kita.) batin Alexander.
"Tuan Makanlah dulu, Tuan harus mengisi stamina. karena sedih itu butuh tenaga."ucap Ferry sedikit bergurau kepada tuannya itu.
Alexander pun mendekat dan memakan semua makanan yang dibeli oleh Ferry karena memang ia sudah kelaparan dari tadi siang.
melihat tuannya makan dengan lahap, Ferry pun menyunggingkan senyum di bibirnya, ternyata tidak sia-sia ia mengatakan kata-kata tajam dan tegas kepada tuannya.
setelah itu, Alexander dan Ferry memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum akhirnya bergerak dan mencari keberadaan istri dan anak-anak dari bosnya itu.
***
uwek uwek uwek... suara orang muntah-muntah di pagi hari.
Ferry yang masih tertidur langsung terbangun, tatkala mendengar ada orang yang muntah-muntah. Iya langsung mengamati kondisi kamar sekitar, di sana ya sudah tidak menemukan bosnya lagi.
tadi malam mereka tertidur di tempat itu, dengan bosnya yang tidur di atas tempat tidur sementara dia tidur di atas sofa.
setelah mendengar orang muntah-muntah, tiba-tiba Alexander keluar dari kamar mandi dengan wajah yang pucat dan sayu sambil mengusap-usap perutnya.
"Ada apa bos? Apakah sebaiknya kita ke rumah sakit biar bos bisa diperiksa, takutnya bos mengalami riwayat asam lambung."ucap Ferry kepada Alexander. namun Alexander malah menggelengkan kepalanya.
"aku tidak apa-apa, dan tidak mau ke rumah sakit, Aku hanya ingin pergi mencari istri dan kedua anakku."ucap Alexander sambil menukar pakaiannya. melihat bosnya menukar pakaian tersebut dengan pakaian santai, Ferry pun bertanya.
"bos nggak mandi? jangan karena ingin mencari nyonya dan para tuan muda cilik, bos sampai nggak mandi. ih bau tahu.!!."ucap Ferry sambil menutup hidungnya dan mengibaskan satu tangannya. Alexander mematung dan memberikan tatapan tajam kepada Ferry.
"kamu lancang ya sekarang !! sudah aku tidak mau tahu, sekarang cepat Carikan aku rujak dan mangga muda, Aku pengen makan itu sekarang. dan tidak ada bantahan segera lakukan.."ucap Alexander lagi tatkala melihat feri akan mengeluarkan protesnya.
seperti yang dikatakan Alex, tanpa banyak tanya Ferry pun langsung pergi mencari rujak dan mangga muda di pagi itu. sesampainya di mobil, Ferry pun menggerutu.
" aduh Tuan.. Yang benar saja, ke mana saya harus mencari makanan yang tuan pesan di pagi buta seperti ini. Tuan ada-ada saja seperti orang ngidam saja.."ucap Ferry sambil menggelengkan kepalanya tidak mengerti dengan permintaan tuannya.
bukannya memintanya untuk membeli nasi goreng atau semacamnya, eh.. Alexander malah memintanya untuk membeli rujak dan mangga muda. saat Ferry sedang berpikir tiba-tiba pesan dari Alexander pun masuk.
"jangan lama-lama, segera dapatkan karena aku ingin memakannya segera.. " isi pesan itu.
membaca pesan tersebut, lagi-lagi Ferry bingung dengan keinginan tuannya itu. Namun karena tidak ingin berpikir terlalu lama, ia langsung tancap gas dan meninggalkan pekarangan rumah itu pergi mencari pesanan tuannya.
***
selepas kepergian feri. Alexander sudah selesai memakai pakaiannya walaupun tidak mandi.
Ia pun keluar menuju ke arah balkon kamar, iya sejenak mengarahkan pandangannya ke atas langit, memejamkan matanya sejenak dan menghirup udara segar di pagi hari sebanyak-banyaknya. Iya melakukan hal itu untuk mengurangi rasa khawatir dan penyesalannya kepada istri dan kedua anaknya.
"Anastasia, ke mana aku harus mencari kalian. tapi aku yakin kalian tidak akan pergi jauh. tunggulah aku, aku pasti akan datang menjemput kalian. aku akan terima semua hukuman dari kamu dan memohon maafmu serta anak-anak."lirihnya lagi dengan diikuti air matanya yang ikut menetes.
entah kenapa, Iya benar-benar merasa kehilangan, untuk saat ini Alexander benar-benar menghilangkan sikap sombong dan egonya itu.
namun di saat seperti ini pun, dia membutuhkan sifat sombongnya untuk mengalihkan perhatiannya agar tidak terlalu memikirkan mereka, Namun nyatanya Ia tidak mampu.
setiap kali ia duduk termenung, bayangan hinaannya serta bentakannya kepada istri dan kedua anaknya itu kembali muncul di kepalanya yang hampir membuat ia frustasi.
saat ia sedang duduk di balkon dan merenungi semua kesalahan-kesalahannya, tiba-tiba handphonenya berbunyi. di sana tertera alamat pemanggil yaitu nyonya Tamara. Alexander pun mengangkat panggilan itu.
"halo ma.."ucap Alexander dengan suara lemah dan sayurnya.
"Di mana kamu sekarang,? kenapa kemarin Laura menghubungimu kamu tidak mengangkatnya.? jangan bilang kamu sedang berada di rumah perempuan pelacur itu."tanya nyonya Tamara dengan mengandung sedikit emosi di dalamnya.
di saat seperti ini, nyonya Tamara malah mengatakan kata-kata kasar kepada istrinya. tentu saja kata-kata itu langsung menimbulkan percikan api dari dalam hati Alexander.
"ma.!! bisa tidak jangan katakan istriku adalah pelacur.!! Aku tidak ingin mendengarnya, jika mama malas membahas mengenai Anastasia, jangan mengatakan apapun tentang nya, atau mengenai dirinya. Aku sama sekali tidak suka istriku dikatakan seperti itu.!!"marah Alexander dalam panggilan itu.
"sudahlah, jika mama menelpon hanya ingin mengata-ngatai istriku pelacur, lebih baik Mama tidak usah menghubungiku."ucap Alexander langsung menutup panggilan sepihak. setelah itu Alexander kembali menyandarkan kepalanya dan membuang nafasnya, Iya benar-benar marah saat ini.
***
di sisi lain. nyonya Tamara benar-benar marah tatkala Alexander Putra satu satunya yang ia banggakan itu menutup panggilan teleponnya secara sepihak.
sementara di rumah itu sudah ada Laura beguel, yang mengadu kepada nyonya Tamara mengenai Alexander yang mengabaikan panggilannya.
"argg... benar-benar kurang ajar. bisa bisanya Alexander mengakhiri panggilan ku. dan pergi ke rumah pelacur itu, Apakah ia sudah tidak menganggapku sebagai ibunya.? benar-benar kurang ajar."ucap nyonya Tamara dengan emosi yang menggebu-gebu.
melihat hal itu Laura pun menenangkan nyonya Tamara layaknya sebagai calon menantu yang baik dan perhatian.
"sudahlah tante, mungkin Alexander ingin memperbaiki hubungannya dengan istri dan anak-anaknya. aku juga tidak ingin mengganggu keutuhan rumah tangga mereka."ucap Laura berpura-pura.
***bersambung***
𝐞𝐡 𝐭𝐩 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐭𝐚𝐫 𝐠𝐤 𝐚𝐝𝐚 😁😁
𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐦𝐮 𝐭𝐡𝐨𝐫
𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐚𝐝𝐚 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐤𝐞𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚.... 💃💃💃💃💃
𝐂𝐄𝐎 𝐤𝐨𝐤 𝐩𝐞'𝐚