Niatnya hanya ingin membantu menyelamatkan nyawa orang dari mautnya.tampa dia sadar apa yang di lakukannya,mempertemukan Devita permatasari,Dokter muda itu dengan Tuan muda dari keluarga ternama di kotanya itu yang trauma dengan sebuah hubungan dan menganggap wanita musuhnya,namun melihat Dokter Devita,hatinya dan pikirannya tidak bisa dia alihkan dari Devita.
Mampukah Tuan muda keluarga willen itu menaklukan Hati Devita yang sudah beku karena trauma dengan kisah hidup ibunya di hianati ayahnya dan kemudian dia melihat perselingkuhan kekasihnya.
yuk intif kisahnya,yang pastinya menarik ya..~~~~~~>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mardalena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
Tuk...tuk..terdengar ada yang mengetuk pintu,Dita perlahan membuka pintu kamarnya itu.
"Nona..di dalam paper bag ini pakaian yang Tuan muda menyuruh anda mengenakanya Nona.Tuan juga menyuruh anda segera memakainya karena sebentar lagi akan berangkat." ucap anak buah Dafa memberitahu Devita.
"Terimakasih.." ucap Devita kemudian kembali menutupi pintu kamarnya. Devita berjalan menuju kaca meja rias yang ada disana,Devita mengambil gaun yang berwarna Merah maroon itu lalu memegangnya.
"Baguslah tidak terbuka,kalau sempat terbuka,aku tidak mau memakainya.." Guman Devita.
"Baik aku cepat memakainya,nanti dia tiba-tiba mengajakku pergi." guman Devita lagi kemudian menganti bajunya dengan Gaun yang dia pegangi saat ini. Devita selesai memakainya dia melihat dirinya dalam pantulan kaca itu.
"Pas banget di tubuhku..." Dia kembali memutar-mutar tubuhnya untuk melihat Gaun tersebut.setelah puas melihat dirinya sediri,Devita duduk di depan meja rias itu lalu segera memoleskan wajahnya dengan mek up tipisnya dan juga memakai lipstipnya.Devita mengurai rambut panjangnya dengan setengah rambutnya dia berikan jepitan kesayangannya.Devita tersenyum menoleh kearah adiknya yang saat itu masih terlelap tidur.Devita kembali menyelesaikan memakai mek up di wajahnya sampai selesai dengan sempurna.
"Udahlah,yang penting mek upku nggak menor.." Guman Devi.
Tidak lama terdengar suara ketukan pintu lagi yang segera Devita buka.
"Nona..anda sudah di tunggu Tuan Muda.." ucap anak buah Dafa lagi.
"Tunggu sebentar..aku mau memberitahu adikku dulu.." ucap Devita yang di angguki anak buah Dafa.
Devita masuk kedalam lalu mendekat kearah adiknya masih tertidur pulasnya. Devita tidak tega membangunkan adiknya,dia pun mengecup lembut kening adiknya.
"kakak pergi dulu ya dek,tidur yang nyenyak.." Bisik Devita kemudian merapikan selimut adiknya,setelah itu dia berjalan mengambil tasnya lalu lansung keluar dari kamar tersebut mengikuti langkah anak buah Dafa menemui Dafa yang sudah menunggu dirinya.
"Tuan muda.." Ucap anak buahnya lalu membuka ruangan Dafa supaya Devita masuk kedalam.Devita pun melangkah kaki masuk kedalam ruangan Dafa itu dan saat dia masuk,Mata Dafa lansung tertuju kearah Devita dengan tidak berkedip sama sekali.Namun kemudian Dafa menyadarkan dirinya lalu menatap tajam kearah Devita.
"Ingat aturan yang aku beritahu padamu tadi..!" ucap Dafa.
"Aku mengingatnya.." saut Devita.
"Bagus.." Dafa bangun lalu mendekat kearah Devita membuat Devita tiba-tiba gugup.
"Ayo.." Dafa duluan keluar yang perlahan di ikuti Devita di belakangnya.
"Jalanmu lelet sekali.." Ucap Dafa lansung menarik tangan Devita kemudian memegangnya lalu membawa Devita menuju Lif.Devita sangat terkejut dengan apa yang di lakukan Dafa padanya.
"Bi..bisa lepaskan tanganku..!" Ucap Devita.
"Diamlah,jika aku tidak memegangmu, kau akan aku tinggal,lihat jalanmu lambat seperti siput saja.." Ucap Dafa.
"Gaun ini membuatku susah berjalan..!" Saut Devita.
"Apa perlu aku mengendongmu juga..?" Ucap Dafa sedikit Mengoda.
"Tidak..." Jawab Devita.
Kini mereka berdua sampai di bawah lalu segera menuju Mobil dan masuk kedalam mobil itu.tidak lama mobil tersebut melaju dengan kecepatan sedang menuju tempat tujuan mereka.
10 menit kemudian mereka tiba di hotel dimana acara rekan bisnisnya di selengarakan.
Dafa dan Devita keluar bersamaan dari mobil namun Dafa menghentikan langkahnya tepat di samping Devita dengan tangannya dia sikukan saat itu.
"Ada apa Tuan..?" tanya Devita bingung.
"Kamu ini.." Dafa kembali menarik tangan Devita agar mengandeng lengannya.
"Me..memangnya harus begini?" Tanya Devita.
"Ia..,Ikuti saja apa yang aku katakan.." Ucap Dafa.
"Baiklah.." jawab Devita.
Mereka berdua perlahan berjalan masuk kedalam Hotel tersebut yang tidak terlalu Ramai mengundang tamunya.
"Selamat datang Tuan Dafa..." sambut rekan bisnisnya yang memiliki acara tersebut.
"Apa acaranya sudah selesai?" Tanya Dafa.
"Oh tentu saja belum Tuan,sungguh satu kehormatan Anda bisa datang kemari.. Ems...di samping anda___" Ucap Rekan bisnisnya lalu melirik sekejap kearah Devita.
"Dia Tunanganku.." Ucapnya membuat Devita terkejut karena Dafa malah mengatakan dirinya Tunangannya bukankah tadi dia mengatakan kalau dirinya hanya kekasih..Devita menatap tajam kearah Dafa yang tidak memperdulikan kekesalan Devita.
"Jadi Anda sudah memiliki Tunangan..ini berita yang sangat mengemparkan Dunia Tuan Dafa." Ucap Bapak Itu.
"Aku sengaja tidak mempublikasi hubungan kami,biar keluarga saja yang tau." Jawab Dafa.
"Ia Tuan,semua itu tergantung dari kita masing-masing...,Mari Tuan,Nyonya silahkan duduk,tempat duduk kalian disana.. " Ucap bapak itu membawa Dafa dan Divita serta Raka menuju tempat duduk yang sudah di sediakan untuk mereka.Mereka bertiga lansung duduk menikmati acara itu.
"kau merubah peraturan!bukan kah kau hanya akan mengatakan aku ini kekasihmu,kenapa malah tunanganmu.." Kesal Devita.
"kau harus ingat,pihak kedua harus mengikuti sepenuhnya pihak pertama.." ucap Dafa.
"Dasar penipu..!" kesal Devita.
"Kenapa harus kesal,ini hanya semantara..!" ucap Dafa.
"Aku tau,siapa juga yang mau jadi kekasih kamu selamanya..Dasar pria pembohong.." ucap Devita masih kesal.
"Terserah kau saja..tapi ingat nanti pekerjaanmu apa..?" Ucap Dafa mengingatkan Devi.
"Aku tau.." Jawab Devita.