Rindu Tak Bertepi
Merantau ke kota adalah pilihan Elsa. Ia merasa malu kalau hidup terus - terusan di desa. Malu karena gunjingan - gunjingan orang di desa sangat tidak enak di dengar.
Tinggal bersama keluarga, tidak lah membuatnya nyaman. Orang tuanya sudah lama berpisah semenjak Elsa masih kecil. Ibu dan Ayahnya telah menikah dengan orang kota. Hanya Pakde dan Bude lah yang selama ini merawat Elsa.
" Merantau lah biar kamu tahu bagaimana kehidupan di kota. Moso kamu mau di desa terus, mau jadi buruh tani terus? " ucap bude nya mencibirkan bibirnya.
Setiap hari harus mendengar celoteh Bude nya. Punya Bude yang sangat sombong membuat Elsa kadang muak tinggal di desa. Elsa selalu dapat caci makian dari Bude atau Pakde nya.
Dengan uang yang pas - pas'an, akhirnya Elsa pun pergi merantau. Tibalah di kota J. Elsa harus memulai dari nol. Tidak ada keluarga yang bisa di temui disana.
Elsa mencari kos - kosan yang harga nya sangat murah.
" Alhamdulillah, akhirnya dapat kosan juga! "
Kosan yang apa adanya. Tidak ada alas kasur. Panas dan banyak nyamuk membuatnya tidak nyaman. Tapi demi masa depan, Elsa pun harus menjalaninya.
Tidak mau berleha - leha, begitu tiba di ibu kota, Elsa langsung mencari pekerjaan. Dewi Fortuna berpihak padanya, ia dapat pekerjaan di salah satu perusahan. Elsa diterima sebagai Office Girl. Betapa senangnya Elsa, bisa bekerja walaupun hanya sebagai OG.
" Mulai hari ini kamu langsung kerja ya! " titah HRD itu padanya.
" Inje bu! "
" Jangan ngomong pakai bahasa daerah ya, biasakan pakai bahasa Indonesia yang baik dan benar. "
" Ia bu, maaf ya bu. "
HRD itu memberitahukan apa saja pekerjaan yang akan Elsa kerjakan. Setelah selesai mendengar arahan HRD, Elsa pun langsung memulai pekerjaannya.
Tugas pertama Elsa, disuruh membuat kopi untuk CEO perusahaan itu, Dante Mangkubumi Panembahan. Elsa pun melaksanakannya.
Tanpa terlebih dulu mengetuk pintu, Elsa langung masuk ke ruangan Dante.
" Selamat pagi, pak. Ini kopi pesanan bapak. Silahkan di minum, pak! "
Dante menghentikan pekerjaannya.
" Kamu siapa? "
" Saya Elsa, pak! "
" Kamu itu ga sopan ya, asal masuk aja, "
" Maaf pak, saya lupa! "
" Kamu baru disini? "
" Ia , pak. Saya baru aja masuk hari ini, "
" Lain kali kalau mau masuk, ketuk pintu dulu ya! "
" Inje pak, eh salah, maaf pak!"
" Ya uda sana pergi! "
Elsa pun pergi meninggalkan ruangan tersebut.
" Cakep - cakep kok galak! " ucap Elsa geram.
Hari itu Elsa begitu semangat mengerjakan seluruh tugas - tugasnya. Ia pun disuruh Anisa, bagian kepala keuangan untuk lembur. Elsa pun menurutinya. Padahal sebenarnya, tidak ada hubungan kepala keuangan dengan pekerjaan OG.
Elsa bekerja sampai malam. Ia pun sampai lupa untuk makan malam. Malam itu, Dante masih ada di kantor. Selesai bekerja, Dante pun turun. Ia melihat kalau lampu di setiap ruangan masih menyala.
Ia melihat kalau Elsa masih bekerja.
" Kenapa kamu belum pulang? "
" Bapak? "
" Ini sudah jam 23.00 malam, kenapa kamu belum pulang? "
" Elsa disuruh lembur pak sama ibu Anisa! " ucap Satrio.
" Lembur? bisa aja lembur tapi jangan sampai larut malam. "
" Ia pak, "
" Sekarang pulang lah! "
Elsa dan Satria pun buru - buru menyelesaikan pekerjaannya.
" Sa, kosan kamu dimana? "
" Di gang Anyelir, tri! "
" Ya uda aku anterin kamu ya! "
" Makasih ya Tri. "
Satria mengantarkan Elsa ke kosannya. Mereka berdua berjalan kaki. Dante melihat kalau mereka pulang bersama.
" Anisa kamu terlalu deh, nyuruh orang lembur sampai larut malam! "
Akhirnya Elsa tiba di kosan yang tidak begitu besar.
" Sa, nanti kalau kamu udah gajian, kita satu kosan aja ya. Kamu ga layak tinggal disini. Ini terlalu kumuh, Sa! "
" Ia Tri, makasih banyak ya untuk bantuan mu! "
" Ya uda, masuk sana, aku pulang ya! "
Elsa pun langsung masuk ke dalam kosannya. Perutnya mulai terasa lapar. Ia hanya punya 1 potong roti yang diberikan Satria.
Malam itu Elsa tidak bisa tidur. Ia menangis. Ia teringat akan pakde dan bude nya. Ia sangat merindukan anak - anak pakde dan bude nya. Elsa belum punya ponsel. Sementara pakde dan bude nya sudah terlebih dulu punya ponsel. Ia hanya bisa menahan rasa rindunya.
****
Dante pun tiba dirumahnya. Bi Yani langsung membukakan pagar.
" Bi, papa - mama uda tidur belum? "
" Sudah pak, tuan dan nyonya sudah tidur. Sini pak, tasnya saya bawakan! "
Dante pun langung masuk ke kamarnya. Ia langsung bergegas mandi. Selesai mandi, ia masih lanjut belajar . Dante sedang menyelesaikan S2 nya. Mau tak mau, Dante harus belajar di larut malam.
" Anisa, kenapa sih kamu itu terlalu ikut campur dalam urusan karyawan? aneh sama kamu! " ucap Dante kecewa.
Dante kembali melanjutkan belajarnya.
****
Masih pukul 05.00 pagi, Elsa sudah pergi bekerja. Ia takut kalau ia terlambat masuk kerja.
Udara yang masih dingin, membuatnya sedikit menggigil. Merasa lelah berjalan, Elsa duduk di halte bis.
" Kalau aku uda gajian, aku mau beli sweater. Aku ga tahan dingin, soalnya aku gampang masuk angin. " ucap Elsa.
Tiba - tiba saja, ada sebuah mobil mewah melintas. Dan wuuussssshhh Elsa kecipratan genangan air.
" Astaga, ga lihat apa, kalau aku ada disini? walah, baju ku basah! " sembari membersihkan baku yang terkena genangan air itu
Elsa melanjutkan perjalanannya lagi.
Ia pun tiba di kantor itu. Setelah merapikan dirinya, ia pun mulai bekerja. Elsa bekerja tanpa sarapan.
Sudah pukul 07.15 seluruh pegawai pun sudah pada berdatangan. Ruangan kantor pun sudah tampak bersih. Sekarang Elsa membersihkan ruangan pak Dante.
Elsa melihat ada fhoto keluarga pak Dante. Pak Dante mempunyai 2 adik, 1 laki - laki, dan 1 lagi perempuan. Adik nya sangat cantik sekali. Begitu juga dengan pak Dante dan adik lelakinya, mereka sangat tampan sekali.
" Enak ya, punya orang tua. Ga seperti aku, ayah dan ibu ntah kemana perginya. " Elsa pun menangis sembari melepaskan liontinnya.
" Aku hanya punya ini, hanya ini kenangan dari ayah dan ibu! "
Diam - diam Dante masuk ke ruangannya, ia melihat kalau Elsa ada di ruangan nya itu sedang menangis.
" Kamu mau kerja atau mau menangis? "
Elsa pun kaget mendengar suara pak Dante. Elsa buru - buru keluar. Elsa kelupaan kalau liontinnya tertinggal di atas meja kerja Dante. Dante mengambil liontin itu.
" Astaga Elsa, liontinnya ketinggalan! "
Dante menyimpannya. Ia menghubungi sekretarisnya.
" Mitha, tolong suruh Elsa buatin kopi ya..! "
Tak berapa lama, pesanan kopi untuk Dante pun tiba.
" Elsa, apakah ini milik mu? "
Dante menunjukkan liontin miliknya.
" Ia, pak. Liontin itu punya saya. Bapak nemu dimana? "
" Tadi ketinggalan, waktu kamu lagi bersihkan ruangan saya. Lain kali jangan teledor ya! "
" Ia pak, makasih banyak ya pak! "
Elsa langsung pergi keluar. Dante pun memulai pekerjaannya. Ponselnya berdering, ternyata ada pesan dari Anisa.
" Hai, nanti kita makan siang bareng ya! "
Dante pun membalas pesan tersebut.
" Yoi " pesan terkirim
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments