Terjerat Cinta CEO Kejam

Sampai di lobby apartemen aku dan tuan damian turun dari mobil. Rio membuka kan pintu untuk kami.

"ini untuk mu pak rio?" ucapku memberikan sebuah kotak berisi kue yang tadi ku beli

"panggil dia rio tak usah memakai pak" ucap tuan damian sedikit ketus dan langsung pergi dari sana

"benar nona panggil rio saja" ucap pak rio yang takut melihat damian

"baiklah" ucapku,

Aku langsung menyusul tuan damian karena ia berjalan dengan cepat ke arah lift.

"bisa jalan pelan pelan tidak" protes ku tapi ia hanya melirik dan acuh

lift pun akhirnya sampai ke lantai dimana kita berdua tinggal.

"eh ko bi siti ada sini?" tanyaku.

"saya di suruh masuk karena ada pekerjaan tambahan dari tuan?"

"apa?" tanyaku heran

"ini non" tunjuk bi siti dengan pigura besar disana

Aku melirik pigura itu terlihat foto kami berdua saat menikah nanti

"wah bagus sekali sudah jadi ternyata?" ucapku

"non cantik sekali di sana tuan juga sangat tampan " puji bi siti

"terima kasih bi" ucapku

Ku pandang foto tersebut dengan senyum tapi tuan damian hanya meliriknya dan masuk ke kamar.

"eh wajah non kenapa?" tanya bi siti saat melihat wajahku

"biasa bi, ada insiden " jawabku seolah biasa

"apa sakit non?"

"udah gak apa apa bi"

Aku melirik kearah meja disana ada sebuah kotak

"wah apa ini bi?"

"buka saja non, katanya itu album fotonya "

Aku mengambil album tersebut dan membukanya terlihat foto foto aku dan tuan damian saat melaksanakan ijab kabul dan lainnya, entah kenapa meskipun ini bukan pernikahan yang aku inginkan tapi tetap saja saat melihat foto foto itu aku tersenyum sendiri meskipun ini bisa di bilang terpaksa tapi tuan damian memberikan moment pernikahan yang terbaik untuk ku.

"ada lagi bi?" tanyaku

"tidak ada non, hanya itu saja tapi di ruang kerja tuan juga di pasang foto yang ini?" ucap bi siti sambil menunjuk foto yang ada di album tersebut.

"benarkah"

"ia non, saya yang melihat mereka memasang foto tersebut" ucap bi siti dan aku hanya tersenyum senang mendengar ucapan bi Siti

...****************...

Pov author

Damian terdiam di ruang kerjanya ia menatap foto pernikahannya dengan chika yang terpasang di dinding.

'apa aku mulai jatuh cinta lagi, aku bahkan seperti kembali pada diriku yang dulu saat bersamanya, bahkan saat bersama keren aku tak seperti ini,'

gumam damian pada dirinya sendiri.

Damian menghembuskan nafas beratnya

damian menyadari sedikit demi sedikit ia kembali pada dirinya yang dulu saat bersama chika yaitu pria yang lembut dan kadang narsis semua berubah saat cinta pertamanya menghianatinya tak ada lagi damian yang lembut dan narsis, semua hilang tenggelam bahkan kedua orang tuanya saja benar benar kehilangan sosok damian yang sesungguhnya.

Damian menjadi dingin dan tak banyak bicara bahkan ia tak dekat dengan siapa pun.

dia berpacaran dengan keren hanya karena tuntutan orang tuanya melihat anaknya yang seperti tak semangat hidup.

Pov selesai

...****************...

makan malam pun tiba bi siti sudah menyiapkannya tadi sebelum ia pulang aku hanya menghangatkannya saja.

"tok tok tok"ku ketuk pintu ruang kerja tuan damian

"masuk"

"mau makan sekarang?" tanya ku

"aku akan kesana?" jawabnya

"baiklah" ku lirik ruangan tersebut ku lihat satu bingkai foto pernikahan yang di sebut oleh bi siti tadi

"ada lagi?" tanya tuan damian karena aku masih berdiri disana

"tidak" ucapku lalu keluar dari sana .

Tak lama tuan damian pun ikut menyusul ku di ruang makan, tak ada obrolan di sana hanya terdengar suara sendok dan garpu.

"aku ada urusan sebentar di ruang kerja kalau kamu mengantuk bisa tidur langsung" ucap tuan damian

"baik mas" ucapku sedikit malu karena berkata seperti itu

"panggil aku dengan panggilan itu?" ucap tuan damian lalu pergi begitu saja

'hmmm apa aku coba mendekatinya seperti yang ka sasa bilang. Tapi ia kadang mendekat saat ada maunya saja' gumam ku

Aku menghembuskan nafas ku, aku mencoba membereskan bekas makan, kepala ku sekarang berisi semua pertanyaan dengan sikap damian kadang seperti dekat kadang tidak

...***************...

Ku bawa kopi dan kue yang tadi ku beli ke ruang kerja mas damian aku ingin mencoba dekat

" tok tok tok" ku ketuk pintu

"masuk"

"ini mas kopi dan kue , buat nemenin mas kerja"

"hmmm"

"boleh aku tunggu mas disini" ucap ku

"kalau tak pegal silahkan" ucap mas damian.

aku pun duduk disana menatap mas damian tak terasa kantuk menyerang ku.

Bersambung

Terima kasih yang sudah baca ceritaku

Tolong like, komen, dan vote yah..

Hal itu sangat berarti buat thor